Kedatangan

0 2 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE ❤️‍🔥

JANGAN LUPA VOTE ❤️‍🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌻🌻


Khanara beranjak turun kebawah untuk sarapan dengan pakaian seragamnya. Kali ini ia terpaksa memakai sepatu hitam agar sepatu kesayangan itu kembali.

Khanara berjalan seraya bersenandung kecil. Lalu merubah wajahnya sedatar mungkin ketika melihat sang ayah yang juga ada di meja makan.

"Tumben kesini, ntar anak lo nangis-nangis lagi di tinggal ayahnya" Ucapan Khanara membuat Karina spontan menatapnya tajam.

"Apa? Santai aja kali" Ucapnya terkekeh sinis. Khanara mengambil selembar roti dan di oleskannya slai cokelat.

Setalah itu ia langsung pergi keluar rumah. Ia terus berjalan seolah tak mendengar suara Karina yang terus memanggil.

"Akhirnya kita ketemu lagi" Ucapnya pada motor Kawasaki ninja berwarna hitam miliknya.

Dengan segera ia mengendarai motornya dan pergi menuju sekolahnya.

Brumm
Brumm

Murid-murid yang berada di dekat gerbang sekolah bergerak menghindar ketika melihat sebuah motor melaju kencang.

Mata mereka di kagetkan ketika melihat bahwa yang mengendarai motor itu adalah seorang perempuan.

Sebagian siswa disana mengikuti arah motor itu melaju hingga berhenti. Ia menunggu gadis yang mengendarai motor itu membuka helmnya.

Khanara membuka helmnya lalu mengibaskan rambutnya yang terasa berantakan.

Ketika ingin turun dirinya di buat bingung oleh banyaknya siswa yang berada di dekatnya, menatap ke arahnya.

"Apa?"

Siswa-siswi itupun menggeleng kuat lalu meninggalkan Khanara yang masih menatap bingung kepada mereka.

Khanara mengedikan bahunya. Tak peduli dengan siswa-siswa tadi. Ia turun kemudian berjalan menuju pintu depan sekolahnya.

Namun kini langkahnya terhenti ketika seseorang berdiri secara tiba-tiba tepat di hadapannya membuat keningnya menabrak hidung orang itu.

"Sial!" Umpatnya.

"Loー" Ucapanya terhenti ketika melihat siapa yang ada di hadapannya. Ia mengalihkan pandangannya seraya terkekeh sinis.

"Mau apa si lo?" Tanyanya ketus.

"Ikut saya" Ucap Zevano. Orang yang tadi di tabrak Khanara adalah Zevano.

"Lo nyuruh gue?" Ia menunjuk dirinya sendiri.

"Kamu gak mau sepatu kamu?"

"Oke. Gas" Ucapnya lalu jalan mendahului Zevano. Ia sudah tau kemana Zevano akan membawanya pergi. Kemana lagi kalau bukan ke ruang OSIS?

Sesampainya di ruang OSIS, Khanara langsung membuka lemari yang di duga adalah tempat untuk menyimpan barang sita-an.

Matanya berbinar melihat isinya. Banyak sepatu berwarna warni, gelang, lipstik, bedak, softlens, bahkan juga ada bulu mata palsu.

Matanya tertuju pada gelang dengan liontin kupu-kupu berwarna merah muda. Ia diam-diam mengambilnya lalu menyimpannya di saku.

Gelang itu kelihatan sudah berdebu, bisa di pastikan gelang itu sudah berada lama di dalam lemari ini.

"Kamu ngapain? Buruan ambil sepatu kamu trus keluar. Saya mau kunci ruangannya"

Khanara cepat-cepat mengambil sepatu miliknya lalu menutup kembali pintu lemari itu. Ia berjalan keluar mendahului Zevano.

Saat di kelas matanya terfokus sama seseorang yang duduk di bangku miliknya. Orang itu menundukan kepalanya dengan tangan sebagai bantalan, sepertinya dia sedang tertidur.

Dengan langkah cepat, ia mendekati bangku miliknya. Sementara teman-teman di kelasnya sedang menantikan keributan yang akan terjadi.

Mereka semua tahu bahwa Khanara tak suka jika bangkunya di duduki orang lain. Dia juga tahu murid pindahan itu pindah karena sering di bully di sekolah lama.

Oleh sebab itu mereka tidak memberitahu gadis itu jika bangku yang ia duduki adalah bangku milih Khanara.

Brakk!

Suara gebrakan meja yang cukup kencang membuat gadis yang tengah tertidur mengdongak menatap Khanara.

Pandangannya terlihat biasa saja saat melihat Khanara di hadapannya. Matanya masih mencoba menyeimbangkan cahaya yang memasuki pupil matanya.

Setelah dapat melihat dengan jelas. Gadis itu mengembangkan senyuman di kedua sudut bibirnya. Ia melambaikan tangan, terlihat senang akan kedatangan Khanara.

Sementara murid-murid di kelas itu menatap kaget gadis yang terus melambaikan tangan pada Khanara. Sepertinya gadis itu tidak tahu siapa Khanara.

Khanara menyipitkan matanya, mencoba mengingat kembali wajah yang familiar.

Brakk!

Semua murid kembali di buat kaget oleh Khanara yang kembali menggebrak meja miliknya. Mereka sedang menduga-duga setalah ini akan ada keributan antara Khanara dan gadis itu.

"JIHAN!" Teriak Khanara. Ia ingat! Gadis ini adalah gadis yang kemarin bertabrakan dengannya.

Murid-murid lagi dan lagi di buat kaget ketika Khanara tak mengusir gadis itu dan malah duduk di sampingnya. Ya, mereka duduk bersebelahan!

"Selamat pagi anak-anak"

Suara dari Bu Rika selaku wali kelas membuat semua murid berlarian menuju bangkunya.

"Hari ini kita kedatangan murid baru dari SMA Bumisiswa. Ibu harap kalian bisa berteman baik dengannya. Kalau begitu, Jihan. Ayok perkenalkan diri kamu"

Gadis yang bernama Jihan itu menghampiri Bu Rika dengan membawa spidol hitam di tangannya. Bu Rika tersenyum ke arahnya, mempersilahkan anak itu bicara.

Jihan melambaikan tangannya "Hallo, semuanya". Kemudian ia menuliskan sesuatu di papan tulisnya.

"Hallo, namaku Jihan Fahira Idris. Kalian bisa panggil aku Jihan. Aku pindahan dari SMA Bumisiswa. Aku juga bisu, tapi, aku harap kita bisa berteman baik, ya!"

Setelah itu Jihan kembali melambaikan tangannya lalu kembali menuju bangkunya.

"Lo bisu?" Tanya Khanara blak-blakan.

Jihan mengangguk cepat. Sama sekali tak ada raut sedih ataupun malu di matanya. Ia terlihat biasa-biasa saja di tanya seperti itu.

Jihan kembali teringat sesuatu, ia belum tahu nama orang yang menjadi teman bangkunya itu.

"Nama kamu, siapa?" Katanya. Dalam sebuah tulisan di kertas.

"Khanara Nareswara, cucu pemilik SMA Wiguna Bakti" Kenalnya. Lebih mengarah ke-menyombongkan diri.

🌻🌻

Hallo, semuanya 👋

Tungguin part selanjutnya ya ‼️

Sekian dan terimajongseong 🦋

ImpossibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang