Happy Reading ❤️••••••
Tak ada satu pun orang yang berani bersuara dimobil yang tengah disetir dengan ugal-ugalan itu. Walaupun raut wajah sang gadis menampilkan rasa takut, tapi si pemuda yang sedang menyetirnya tidak peduli sama sekali. Bahkan ia tadi malah memarahi sang gadis dengan umpatan yang menyakiti hatinya.
"Setiap kak Zefan ketemu sama seseorang, pasti jadi aneh gini"
Batin sang gadis dengan heran. Ia tidak mau mencari masalah saat kondisi si pemuda terlihat sedang tidak baik-baik saja. Ingatannya kembali pada perlakuan keras si pemuda terhadap dirinya waktu lalu.
"Jangan bilang apapun pada papa! Faham!" Ancamnya dengan wajah dingin ketika mereka telah tiba dirumahnya. Tangannya bergerak membuka pintu mobil untuk dirinya keluar.
"Cepat keluar!" Bentaknya pelan.
Sang gadis itu pun langsung membuka pintu mobilnya dengan sedikit kesal. "Sabar napa" Gumamnya pelan. Ia sudah melihat si pemuda telah mendahului masuk kedalam rumahnya.
"He anak papa yang cantik!"
Gadis itu dikejutkan oleh suara seseorang yang datang menjemputnya saat ia tiba didalam rumah.
"Eh papa hehe" Ia tersenyum canggung pada ayahnya sembari menatap aneh si pemuda yang tengah berdiri didepan kamar tamu. Kenapa rasanya ia tidak suka melihat pemandangan ini?
"Maafin papa ya ninggalin kalian berdua, kamu baik-baik aja kan sama kak Zefan?" Tanyanya sembari menuntun si gadis duduk disofa tamu.
Gadis itu menatap wajah sang pemuda yang diam saja. Ekpresi wajahnya begitu datar, apa dia marah kepadanya? Tapi karena apa?
"Um baik kok pa!" Ia tersenyum lebar dengan wajah ragu. Ia bingung dengan ancaman pemuda itu saat keluar dari mobil. Apakah maksudnya jangan memberi tahu sikapnya waktu itu?
"Dayna laper pah" Ia memegangi perutnya yang tadi tidak jadi di isi.
"Ya sudah, ayok kita makan keluar! Zefan cepat persiapkan dirimu!" Titahnya pada pemuda itu. Tanpa berkata apapun ia pun segera bergegas pergi.
"Nah kamu juga Dayna! Mandi dulu gih!" Sang ayah memencet hidungnya gemas. Pikiranya terhanyut pada sang istri yang telah meninggalkannya. Melihat senyuman diwajahnya, mengingatkanya kepada sang pujaan hati tercinta.
"Kau mirip sekali dengan mamamu..." Ujarnya yang membuat sang gadis terdiam. Bingung harus menjawab bagaimana.
"Hmm, papa gak usah sad sad ya! Kan ada Dayna, kak Zefan juga!" Hiburnya dengan wajah dibuat se-ceria mungkin.
"Ya, terima kasih" Ia membenarkan rambut-rambut yang berada disekitaran kening anaknya itu penuh kasih sayang.
"Yauda, Dayna mau siap-siap dulu ya pa!"
•••••••
"Iya!" Sahut sang gadis yang merasa dipanggil namanya.
"Sinii!" Gadis itu melambaikan tangan kearahnya.
"Kenapa kak?" Ia menghampirinya dengan pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became a Mafia Family ✅
FanfictionArea Transmigrasi Modern-Mafia Dayna Hermonio Agatha . Gadis malang yang harus meninggal dengan kasus ditutup atas nama kesalahan kekasihnya. Padahal, Dayna ditembak tepat pada kepalanya oleh kakaknya sendiri! Karena keluarga Dayna adalah salah satu...