2. Trio

213 9 0
                                    

"Kamu yakin gak mau di anter aku dulu?" Tanya Jaehyun, yang saat ini tengah bergelayut manja di lengannya Renjun.

Renjun tersenyum mendengarnya. "Harus sampe berapa kali aku bilang ke kamu, kalau aku itu gapapa Jaehyun. Aku juga udah bilang kalau aku bakalan bareng sama Haechan, sama Ryunjin juga." Jelas Renjun.

Iya! Jaehyun terus memaksa Renjun, agar Renjun mau di antar Jaehyun. Padahal kan sebelumnya Jaehyun meminta Jeno untuk mengantar pulang Renjun, karena Jaehyun harus latihan basket. Tapi pas sebelum bel pulang, dan keadaan kelas Renjun yang sedang tidak ada jam pelajaran. Jaehyun tiba-tiba masuk ke dalam kelasnya, mengambil duduk di samping Renjun, dan langsung menyender ke tubuh mungil Renjun, serta begelayutan di lengan Renjun, dan membujuk Renjun untuk pulang bersamanya.

"Tapi aku gak tenang kalau kamu pulang sendirian Yang." Ujar Jaehyun dengan nada merengek.

Jujur saja, Renjun tidak terbiasa melihat Jaehyun yang bersikap manja secara terang-terangan seperti ini, di depan banyak orang.

Hubungan mereka yang sebelumnya backstreet, membuat Renjun dan Jaehyun harus menahan segara rasa manja, cemburu, dan ingin berdekatan secara langsung.

Renjun sih yang mengide untuk menyembunyikan hubungan mereka. Tapi Renjun juga yang meminta Jaehyun untuk mempubliskan hubungan mereka. Karena Renjun yang tidak tahan akan rumor yang beredar di sekolah.

Jaehyun sendiri tidak mempermasalahkan itu semua. Mau hubungannya di sembunyikan, atau di publish, yang terpenting dia bisa memiliki Renjun, serta Renjun yang memilikinya. Ya walaupun Jaehyun harus menahan rasa tersiksa karena tidak bisa dekat dengan Renjun di sekolah.

Tapi sepertinya Renjun menyesali keputusannya untuk mempublishkan hubungan ini. Pasalnya, tingkah dan sikap Jaehyun semakin tidak terkendali, ketika hubungan mereka di ketahui banyak orang.

"Aku gapapa Jae... Jangan khawatir ya." Ujar Renjun, menenangkan Jaehyun.

"Jangan khawatir kayak gimana! Aku gak pernah biarin kamu pulang sendiri ya! Aku selalu nganterin kamu, atau enggak menyuruh temanku untuk mengantarkan-mu sampai rumah!" Peringat Jaehyun.

Ya, selama ini Jaehyun selalu pulang bersama dengan Renjun. Bukan hanya pulang bersama, mereka juga berangkat sekolah bersama. Ya walaupun Renjun harus turun di halte yang lumayan jauh dari sekolah.

Tapi kalian tenang saja. Jaehyun selalu mengikuti Renjun, untuk memastikan Renjun aman sampai tempat tujuan.

"Ya kan sekarang juga sama aja Jae. Aku juha pulang sama teman aku." Ujar Renjun, yang masih sabar memberi tau Jaehyun agar tidak khawatir.

Baru saja Jaehyun ingin memprotes lagi, bel pulang sekolah sudah lebih dulu mengintrupsinya. "Yang..." Rengekkan yang tidak ada hentinya keluar dari mulut Jaehyun.

"Bang Jaehyun, lebih baik lo minggir deh! Lo menghalangi jalan Renjun!" Ujar Haechan yang baru saja datang, dan langsung memisahkan Jaehyun dengan Renjun.

Haechan langsung menarik Renjun jauh dari Jaehyun. "Chan!" Rutuk Jaehyun kesal akan tindakan Haechan.

"Lo tenang aja sih bang! Renjun bakalan pulang dengan selamat! Haechan yang bakal pastiin itu." Ujar Ryunjin yang baru saja tiba, dan langsung merangkul pundak Renjun.

"Nanti aku kabarin kalau udah sampe sana, dan kalau udah sampe rumah." Ujar Renjun, begitu melihat raut wajah tidak ikhlas Jaehyun.

"Udah ah lu bang! Udah kayak duda di tinggal mati anjing!" Ujar Haechan, yang langsung membawa Renjun keluar.

Sedangkan Jaehyun hanya bisa melihat punggung Renjun yang hilang. Setelah memastikan Renjun pergi, dengan malas ia kembali ke lapangan, sebelum latihan basket di mulai.

---

"Geli sama pengen muntah gak sih lo tadi, begitu liat Jaehyun manja-manjaan sama dia?" Ujar salah seorang siswi, begitu Renjun dan teman-temannya melewati gerbang sekolah.

"Gue sumpahin besok mata lo buta, biar gak bisa lihat kemesraan orang! Gue rau lo jomblo akut dari lahir ampe mati, tapi gak segitunya juga iri sama orang!" Ujar Haechan yang tidak suka, apabila ada seseorang yang menjelekkan temannya.

"Ngapain sih Chan orang kayak gitu di bela? Renjun tuh pelakor di hubungan kak Taeyong sama Bang Jaehyun." Seru seorang siswi berambut pirang.

"Dih cabe-cabean kayak lo mana tai! Orang kak Taeyong juga udah sama bang Taehyung. Kenapa lo semua pada nargetin Renjun? Kenapa bang Taehyung gak lo serang juga?" Sekarang gantian Ryunjin yang angkat suara.

Renjun beruntung juga mempunyai teman macam Haechan dan Ryunjin. Untung kali ini dirinya cuma bersama Haechan dan Ryunjin, coba kalau Beomgyu juga ikut gabung sama mereka, Renjun sudah pastikan Beomgyu sudah ikut seperti Haechan dan Ryunjin.

"Ya... itu semua karena Renjun. Coba aja kalau Renjun gak pelakorin hubungan bang Jaehyun sama kak Taeyong. Mungkin mereka berdua udah menjalin kasih, dan bang Taehyung mungkin gak sama kak Taeyong. Lagipula bang Taehyung ganteng, jadi cocok aja sama Taeyong." Balas perempuan curly.

"Dih, lo kata siapa kalau misalkan Renjun pelakorin? Lo tuli apa bagimana sih? Lo gak denger kalau Bang Jaehyun sendiri yang bilang kalau hubungan mereka tuh udah berjalin lama, tapi backstreet. Lagipula kak Taeyong duluan yang ngumumin kalau dia udah pacaran sama Bang Taehyung. Baru abis itu Jaehyun ngumumin hubungan dia sama Renjun juga. Kenapa lo cuma incer temen gue. Lo semua iri karena gak bisa dapetin bang Jaehyun? Aturan mah ngaca sama sadar diri. Bentukan kayak cabe-cabean kotu, sok sokan mau dapetin bang Jaehyun!" Ujar Haechan, yang ikut campur membantu Ryunjin.

"Dih! Siapa juga yang siri--"

"Dih siapa juga, siapa juga! Gue hajar lo lama-lama. Daripada adu bacot gak jelas kayak gini? Lebih baik kita baku hantam di luar!" Tantang Ryunjin yang sebenarnya tidak suka adu bacot kayak gini.

Renjun yang mendengar itu pun langsung menghentikan Ryunjin. "Udah ah jangan di ladenin. Kalau di ladenin terus? Mau sampai kapan kita jalannya?" Seru Renjun, yang langsung menarik kedua tangan temannya, untuk pergi dari sini.

Sampai mereka tiba di halte, barulah Haechan mengeluarkan segala kekesalan yang belum semua ia keluarkan.

"Prik banget fans-nya Jaehyun. Lo lagi Njun, jangan diam aja sih! Semakin lo diam, semakin mereka menjadi." Ujar Haechan, yang gregetan juga sama Renjun yang diam.

"Percuma Chan kalau di ladenin juga. Selagi mereka masih omongan doang, gak main fisik? Buat apa gue ladenin mereka. Cape-capein gue doang Chan." Seru Renjun, yang sangat malas meladeni ocehan mereka.

"Tapi kan Njun---"

"Bener juga Chan kata Renjun. Mereka mah cuma cabe-cabean hang beraninya main keryokan sama bacotan doang. Tampang kayak mereka mah gak berani main fisik, cuma di omongan aja. Jadi percuma aja Renjun ladenin mereka. Pegelin mulut doang." Seru Ryunjin yang membela Renjun.

"Tapi kan--" ocehan Haechan terhenti karena bus yang mereka tunggu telah tiba.

Mereka bertiga pun mulai masuk ke dalam bus, dan duduk di bangku yang tersedia.

NEVER BROKE THE PROMISE - JAERENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang