Hai, aku mau menceritakan kisah hidup ku ini, jadi aku mau perkenalkan nama ku Lia, umur ku 16 tahun, ini kisah ku, katanya kisah ku ini suka di bilang seperti ke kanak-anakkan jadi yahh aku akan mulai di mana munculnya kisah ini
Kisah yang berawal dari sebuah pulpen, yahh dimana ke apaan kelas sangat berisik karena keributan teman-teman sekelas ku, yahh ini emang konyol dan aneh tapi aku ingin menceritakan ke kalian semua. Aku yang sedang duduk di bangku awal, dan datang teman ku "Lia, kamu apa punya pulpen 2?" Ia bertanya pada ku, dan aku menjawab nya dengan singkat "yah, aku punya" ia berdiri di depan ku seperti yang ingin sekali meminjam pulpen itu, di situ aku tampa basa-basi aku memberi kan pulpen ku pada nya, ouh ya ia bernama Dimas, anak yang terlihat nolep tapi ternyata ia anak yang tidak nolep hahaha, ia sedikit lucu.
Di saat jam istirahat, ia bilang "Lia, pulpennya pinjam dulu ya" yahh di situ aku percaya aja, dan aku tinggalkan ia di kelas, aku pergi ke kantin, iya kisah di sini memang sangat pendek.
Saat jam pulang sekolah, dia nempatkan janji nya. dia tinggi sampai-sampai dia ngomong ke aku harus terus nunduk, memang sedikit aneh kisah ini.
Sesampai di rumah, ia membuat ku ingat dimana momen-momen masa pandemi yang jaman-jaman nya dimana masih ada covid, dimana aku ke warung bersama kakak ku yang ingin beli eskream, dan dia membeli korek api, yang tampa sengaja aku menjatuhkan eskream ku di depan dia, di situ membuat ku malu, aku tidak melihat wajahnya, karena aku menunduk kepala ku.
Lucu sekali bukan, kisah yang singkat tapi membuat ku termalu-malu dan sampai ingat sekarang hahaha
Yang bikin lucu nya, rambutnya dia, yang suka gerak-gerak, rasa ingin ku jambak hahaha, dia terlihat kurus dan tinggi, sampai banyak yang bilang kalau dia itu seperti cewe, tapi dia ini anak yang pinter. Kalah dengan ku
Yahh gini dehh kalau udah kenal anak ini, dia sedikit freak dan yahh susah di tebak.
Aku menceritakan kisah nya Dimas dengan ku ini, membuat sedikit ingin mengulang kembali, kisah yang dimana teman sekelas kita bilang kalau kita ini seperti yang berpacaran hahaha, konyol bukan???Sesampai besok, kami bertemu lagi, dan dia dateng ke bangku ku, yang hanya bilang "Lia, boleh pinjem pulpen 1?" Yah di situ aku meminjam kannya hahaha
Karena ke jadian ini, kami memang di bilang seperti yang pacaran, dan karena pulpen itu kita jadi yang dekat, kalian pasti pernah lah karena sebuah pulpen kalian jadi dekat? Yakin??
Dan di jam istirahat, kita bertemu di kantin, kantin yang dimana banyak orang, di situ aku hampir jatuh, dan dia yang menahan ku dengan tangan nya, aku sangat terkejut, dan aku berkata "makasih" dan ia hanya tersenyum.
Yahh ini lahh aku dan Dimas, yang berumur sama
Kisah cinta pertama ku yang benar-benar muncul, dan benar-benar ku rasa kan, ini sangat drama sekali bukan? Hahaha lawak
Aku benar-benar mengeluarkan kata-kata yang ada di hati ku, melewatkan di sini, jadi ini tempat lampiasan ku, mungkin saja?
Tapi rasa ini masih benar-benar merasakan kisah rasa yang ku bayang-bayangkan, aku sedikit iri dengan kisahnya Dilan dan Milea, itu membuat ku iri, karena kisah cinta jaman dulu sangat keren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Choose what i don't choose
Teen Fictionkisah dimana seseorang gadis yang mencintai teman sekelas nya, tetapi cinta yang tak di anggap olehnya, dan ia melampiaskan kepada seorang 1 laki-laki