Dare tiga puluh empat

142 11 0
                                    

Terlalu banyak kata ya sorry:))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlalu banyak kata ya sorry:))

Semoga gak bosen, insyaallah mau aku tamat in beberapa chapter lagi...

°°°

Kedua gadis itu menghela napas beriringan menuju kantin sekedar mengisi perut di jam istirahat ini. Seperti biasa Daisy menggelayut manja pada gadis berkuncir kuda itu menelusuri koridor yang kini dipenuhi para siswa dan siswi. Tak lama Violet datang menghampiri dengan senyum cerah sehangat mentari di pagi hari, dia menyamai langkah kedua sahabatnya.

"Hai, Vio. Gue tadinya mau ke kelas lo!" Sapa gadis berambut pendek itu tersenyum jahil pada gadis cantik berambut panjang itu siapa lagi selain si pintar dan si primadona sekolah mereka. Violet berdecak pandangannya memicing pada Daisy lalu terkekeh.

Langkah mereka sontak terhenti ketika gadis berkaca mata, rambut di ikat, serta seragam putih abu-abu yang begitu rapih juga nama depan Meisya yang melekat di seragamnya. Dia berdiri sedikit menundukkan pandangan seraya menyodorkan kotak bekalnya pada gadis berambut pendek yang berada di tengah-tengah Zehra dan Violet.

"Kak Daisy. Gue minta maaf soal kemarin. Ini gue ada sedikit makan siang." Katanya dengan lantang di tengah-tengah koridor.

"Eh, gak papa liat gue baik-baik aja 'kan? Santai aja kali!" Tolak Daisy tidak di sangka Meisya kembali muncul setelah kemarin dia sempat membela adik kelas ini didepan tukang bully legendaris di sekolahnya belum lagi insiden tamparan di pipinya. Gadis itu dengan cepat menolak karena merasa berlebihan memberinya hadiah semacam ini.

"Temen gue. Emang paling tangguh coba aja lo tonjok perutnya kali aja gak nangis," goda Violet tertawa kecil.

"Apa sih, Vio!" Gerutu Daisy sebal menyenggol gadis di sampingnya. Meisya mengangkat kepalanya menatap tiga kakak kelasnya itu sudah tak aneh lagi dia banyak mendengar gosip tentang kakak kelas bernama Violet ini. Meisya lalu menyodorkan kembali kotak bekalnya.

"Thank you. Lo mau kantin juga gak?" Daisy tersenyum malu menerima kotak bekal Meisya. Gadis berkaca mata minus itu tersenyum senang.

"Udah ayo. Ikut kita aja?" Ajak Zehra pada adik kelasnya itu sembari merangkul menggiringnya menuju kantin.

"T--tapi kak?" Ujarnya tak enak karena ajakan tiba-tiba Zehra. Mereka berbarengan memasuki kantin mencari tempat biasa mereka duduki.

"Santai aja. Gue Zehra temennya si cewet ini nih..." Ujar Zehra memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangannya pada sang adik kelas yang langsung menerimanya tak ketinggalan senyuman yang dia pancarkan.

"Biarin yang penting gue bahagia!" Daisy mengerucutkan bibirnya.

°°°

"Kita ajak Meisya aja gimana?"

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang