Chapter II

52.9K 3.1K 42
                                    

HAPPY READING🦋
•••••••••••••••••••••••••••


Semenjak kejadian dimana ia tenggelam di sungai. Via sama sekali tak diperbolehkan keluar atau pergi kemanapun selama seminggu penuh oleh Revandra.

Persis seperti yang di ceritakan di novel, Revandra memang memiliki sifat posesif dan kejam yang sangat mengerikan. Bahkan melihat tatapan tajam nya saja rasanya bisa membunuh seseorang.

Via sendiri tak mempermasalahkan itu. Lagian ia memang tipe gadis pemalas yang tidak terlalu suka berada di luar ruangan, ia lebih suka beraktivitas di dalam rumah. Koreksi bukan beraktivitas, lebih tepatnya membuat kerusuhan.

Namun, banyak hal yang masih membuat Via bingung, satu-satunya pertanyaan yang paling membuatnya penasaran adalah Kenapa ia bisa berpindah jiwa ke raga seorang gadis di dunia lain?

Sivia Kaliandra, nama yang sangat asing bagi Via. Mempunyai kepribadian yang jauh berbeda, Sivia di novel dikenal cuek dan tidak pedulian sedangkan Sivia Anastasya dikenal ceria dan sangat hiperaktif

"Revandra berubah jadi Spiderman, eh salah maksudnya jadi psikopat karena Sivia Kaliandra meninggal kan?" Monolog Via sambil menatap lukisan di langit-langit kamarnya. Mencoba mengingat alur novel yang sedikit melenceng dari awal.

"Berarti Kalo gue gak mati, kehidupan Aira si pemeran utama wanita bakal baik-baik aja." gumam Via seraya mengetuk jari telunjuknya ke dagu seolah tengah berpikir kritis.

"Intinya kunci kehidupan revandra dan Aira ada di gue. Gue harus mencegah si psikolog eh maksudnya psikopat revandra buat enggak terobsesi sama aira, dengan begitu semuanya akan hidup dengan bahagia". Sivia bertepuk tangan bahagia dengan rencana pintar yang akan ia lakukan.

Di novel Sivia meningal karena tertabrak oleh mobil, tubuh Sivia yang penyakitan membuat gadis itu meninggal akibat benturan yang keras dan kejadiannya tepat di hari ulang tahun Revandra. Jadi untuk keberlangsungan dunia novel yang damai dan happy ending, via hanya perlu mencegah agar kecelakaan itu tidak terjadi bukan.

"Kapan tanggal ulang tahun Revandra?" Tanya via bergegas bangun dan melangkah tergesa ke arah pintu kamar.

Membuka pintu kamar tergesa-gesa, Via celingak-celinguk berharap ada seorang pelayan lewat di lorong kamar.

Setelah menunggu beberapa menit dan yang ia dapati hanya keadaannya sunyi. Via memilih melangkah menuju lantai bawah.

"Pagi" sapa nya ketika melihat seorang pelayan yang tengah sibuk dengan alat pembersih di dekat tangga.

Pelayanan itu nampak sangat terkejut, kemudian membungkuk hormat pada Via.

"Eh? Selamat pagi juga nona." Jawab nya terlihat sangat sopan.

"Ada yang bisa saya bantu nona?" Tanya nya dibalas anggukan singkat dari Via.

"Ulang tahun Revandra itu kapan?" tanya Via menatap pelayanan di depan nya itu serius.

Pelayanan itu mengerutkan keningnya bingung, "ulang tahun tuan? Kalo tidak salah besok nona"

Via mengangguk paham, "Oh besok ya. Baiklah, Terimakasih" ucap nya sambil berlari menuju kamar.

Pelayanan itu terkesiap melihat Via berlari di lantai tangga yang baru di pel. Belum sempat memberi peringatan, via sudah lebih dulu jatuh menggelinding ke bawah.

"Akhh!!"

"NONA MUDA!!"

teriak si pelayan membuat seluruh penghuni rumah lain, yang kebanyakan adalah pelayan juga berdatangan dengan tergopoh-gopoh.

The Male Lead's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang