Sakit Melihatmu Terluka

3.7K 475 8
                                    

"Ke kantin yuk!" Prim membalikan badannya ke arah Bible. Kelas mereka baru saja selesai.

"Tidak, kau saja." Tolak Bible, dia malah membaringkan kepalanya di atas buku tebal.

"Ayolah! Beberapa hari ini kau sepeeti menghindariku."

Bible menaikkan alisnya sama sekali tak merasa dengan ucapan Prim.

"Ayo!" Prim memegang tangan Bible dan Bible langsung melepaskannya.

"Baiklah, ayo!" Bible berdiri lalu berjalan mendahului Prim.

Prim sedikit merasa sedih karena Bible jelas sekali tak ingin disentuh olehnya tapi tetap mengikuti Bible. Dia mau ikut ke kantin saja sudah harus bersyukur.

"Kau mau makan apa?"

"Nasi goreng saja."

"Biar aku yang pesan. Kau duduk saja di sana!" Prim menunjuk meja kosong dekat mereka.

Tadinya Bible ingin menurut, tapi dia tiba-tiba melihat Build menuju ke tempat yang akan dituju Prim.

"Kau saja yang duduk, aku akan memesan." Bible langsung pergi tanpa menunggu jawaban Prim.
Prim tersenyum, dia menganggap Bible begitu gentle.

"Bibi, aku pesan nasi goreng babi satu. Pedas, ya!" Bible mendengar Build memesan.

"Buatkan aku juga dua porsi, bi." Bible bicara tepat di belakang Build, hingga saat Build berbalik mereka langsung berhadapan dengan jarak yang begitu dekat. Mereka saling bertatapan seolah hanya ada mereka berdua di sana. Wajah berponi Build tampak begitu cantik ditambah dengan sepasang mata bulat berbulu lentik, membuat Bible sangat sangat terpesona bahkan mungkin jatuh hati.

"Ekhemm, bisakah kalian minggir? Aku mau pesan juga." Seorang senior datang tiba-tiba mengintrupsi keduanya.

Build yang pertama mengalihkan pandangannya dengan salah tingkah, sementara Bible masih setia memandangi gerak-gerik Build dengan senyum tipis.

"Ini pesanan kalian berdua!" Bibi kantin menyodorkan tiga piring nasi goreng ke depan mereka.

"Biar aku yang bayar!" Bible menyerahkan uang pas pada Bibi kantin, membuat Build tak punya waktu untuk menolak.

"Kau sendirian?" Tanya Bible.

"Ya." Build masih sedikit gugup.

"Kalau begitu bergabunglah denganku!"

Build melihat dua piring nasi goreng di tangan Bible.

"Tidak. Aku tidak ingin mengganggu kau dan temanmu."

"Tidak akan. Ayo!" Bible menunjuk jalan di depannya dengan dagunya agar Build jalan duluan.

"Bible, aku sudah membeli minuman untuk kita." Prim menunjukan dua softdrink di tangannya.

"Duduklah!" Bible tak merespon Prim, dia malah menarik kursi untuk Build di sebelahnya.

"Ehh, phi Build sawadhikha!"

"Sawadhikab! Bible mengajakku duduk dengan kalian."

"Tidak apa-apa, phi. Silakan!" Prim sebenarnya sedikit kesal karena rencananya untuk bisa makan berdua dengan Bible gagal.

"Kau ingin minum apa?Biar aku belikan." Tanya Bible pada Build karena dia tak melihat Bi ke membawa minum.

"Ish!" Prim mendesis tanpa sepengetahuan Bible maupun Build. Kesal karena tadi Bible tak meresponnya tapi malah menawari Build.

"Tidak perlu, aku membawa minum dari rumah." Build mengeluarkan botol minumannya yang berisi air putih.

Akhirnya mereka makan dengan tenang tanpa ada obrolan sedkit pun. Hanya sesekali Bible melirik Build dan Prim selalu melihatnya. Hingga dia memicingkan mata, mencoba menerka ada apa sebenarnya antara mereka.

Another Level of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang