1. Kedinginan di Musim Panas

3 0 0
                                    

Waktu itu musim panas. Semua bersorak gerah dan mengipasi tubuh mereka dengan buku masing-masing. Suasananya membuat jengkel tapi hati tetap senang setelah tidak saling jumpa sekian lama dengan teman.Berbeda dengan aku. Hangat yang ditawarkan terasa dingin di tubuhku. Sebabnya tiada lain, ketika teman-temanku sedang bercanda dengan topik serius yang jadi bulan-bulanan siswa kelas dua belas 

Semester tahun ini adalah semester terakhir  untukku. Dituntut punya tujuan dan tekad untuk masa depan. Dibuat dilema dengan pilihan sendiri dan keluarga. Dipengaruhi pendapat teman dan orang asing. Sosial media jadi tempat pengaduan nasib yang agaknya susah kuutarakan. Tidak ada yang menjawab tetapi tersalurkan.

Tak terhitung berapa lama aku menangis melihat atap-atap langit kamarku. Sekitar dua sampai tiga kali tetapi rasanya lebih dari itu jika tangis yang kupendam ikut dihitung. Amarah mulai meracuni pikiranku. Terkadang aku membentak adikku yang sedang cerewet padahal dia masih kecil. Terkadang berdebat dengan ibu karena menuntutku harus mandiri hingga membuatku lupa dengan ayah yang diam-diam mendukung jalanku.

Iri dengan pencapaian saudara sendiri, Iri dengan kasih sayang yang diberikan, dan Iri dengan nasib yang terpandang dari mataku begitu mudah mereka lewati.

Aku merindukan euphoria ketika bernyanyi di kelas saat jam pelajaran kosong. Membicarakan cerita yang kami baca lewat novel elektronik. Mendengar musik sampai kami tertidur pulas di meja sekolah. Pulang sekolah dengan tawa setelah selesai menari di kelas. Mengambil foto kami bertujuh di teras kelas untuk kenang-kenangan sepuluh tahun ke depan. Semua itu kami lakukan di musim panas. Dengan panasnya semangat kami dan gejolak kebahagiaan di lubuk hati kami.

Berbeda dengan saat ini. Kami saling diam tak berani ceritakan masalah masing-masing karena semuanya serba tiba-tiba, rumit, dan tak dapat diperkirakan. Ketakutan menyerang pikiran ketika memikirkan bertemu orang baru, mengenalnya, mengajaknya berteman, dan nanti pergi lagi melanjutkan hidup masing-masing. Seperti aku dan kami. Dingin yang kami rasakan di musim panas.

 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our Sunshine's in Future Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang