-3-

346 46 9
                                    



Malam ini begitu panjang bagi Dhana, ia seperti kegerahan dan kedinginan di waktu yang bersamaan. Membuat dirinya merasa tak nyaman, bahkan keringat membanjiri pelipis dengan kernyitan dalam itu. Bibirnya menggumamkan sesuatu dengan menggigil, mata sayu nya melirik jam yang menunjukan pukul 3 pagi masih terlalu dini untuk memulai hari.

Dhana tak ingin merepotkan sang ibu sepagi ini, maka yg ia harus lakukan hanya membuat nya terpejam dengan menikmati rasa tak nyaman pada tubuhnya ini sampai beberapa jam menjelang pagi nanti.

Di lain sisi, ibu sudah bangun. Ia memang berniat bermunajat pada sang pencipta malam ini. Memohon ampun dan meminta segala doa baik untuk kehidupan nya besok hingga seterusnya dengan sang putra, atau bahkan ada doa-doa lain yg ingin ia sampaikan pada seorang yg ntah keberadaan nya ia tak tahu.

Seusai memanjatkan doa panjang, ia bertasbih pada sang pencipta segala dzat yg ada di muka bumi ini. Pikiran nya menerawang jauh hingga sampai di titik masa kelam nya.

"Gugurkan bayi itu!" Ujarnya dengan rahang mengeras.

Yang mana saat itu membuat jantung giatri mencelos, ia mengelus sesuatu yg tumbuh dan berdetak di dalam perutnya itu dengan isak tangis tertahan.

Maka dengan perasaan sesak dan tak percaya, "mas, kamu gila.. dia anakku—"

"IYA ANAK KAMU, BUKAN ANAK AKU!"

"Astagfirullah, mas... Istighfar hiks.. ini anak kamu"

"Kamu pikir saya akan percaya? Setelah saya liat dengan mata kepala saya, kamu keluar dari hotel dengan laki-laki berjas itu... Giatri, giatri aku kira kamu wanita baik, tapi ternyata... Saya sudah salah"

"STOP MAS!! Perkataan mu menyakiti ku, apakah pantas seseorang yg telah bersumpah di hadapan Allah untuk menjagaku dan mengasihiku berbicara seperti itu? KAMU—" Tunjuk giatri pada sosok di depannya "TELAH MELANGGAR JANJI MU PADA ALLAH DAN MENYAKITI KU"

Pria itu terkekeh, mengambil langkah dekat pada giatri "kamu pikir kamu tidak?! Setelah menghianati ku dan mengandung anak dari laki-laki lain kamu masih sanggup berkata seperti itu, giatri? SANGGUP, HAH?!!" Teriaknya frustasi, ia sudah begitu lelah dengan pekerjaan dan usaha yang ia bangun... Namun sesaat setelah menemui investor di sebuah restoran di dalam hotel ia tak sengaja melihat sang istri dengan seorang pria lain.

Giatri tak habis pikir, ia menggeleng tak percaya. Lelaki yang telah menikahi nya selama 8 tahun berjalan sama sekali tidak mempercayai nya bahkan sebelum mulutnya berkata ingin menjelaskan.

"MAKA DENGAN INI, KAMU SAYA TALAK DAN KELUAR DARI SINI. BIARKAN SATRIO IKUT DENGAN SAYA, KARENA HANYA SATRIO LAH ANAK SAYA!!"

Giatri semakin meremat sisi pakaian yg ia kenakan, hati nya begitu sesak.. terlebih ketika nama sang buah hati terucap dari mulut suaminya itu. Satrio juga anaknya, ia yg mengandung dan melahirkan tapi bagaimana bisa laki2 di hadapan nya ini begitu egois.

Tak jauh dari pertengkaran itu, ada seorang anak kecil yang ketakutan, ia tak mengerti apa yang orangtua nya katakan dengan berteriak keras seperti itu. Tapi yang jelas, tidur nyenyak dan mimpi indah itu hilang disaat setelah teriakan keras itu membawa ibunya pergi di seret paksa sang ayah—dengan sebuah koper besar.

Dan dapat ia lihat, ibunya juga memandang nya dengan mata berkaca-kaca.

Giatri tersadar, ia mengusap wajahnya dengan telapak tangan. Pipinya sudah basah dengan air mata. Ia merindukan putra sulungnya.

Setelahnya, adzan subuh tengah berkumandang.. masih dengan balutan mukenahnya, giatri beranjak ke kamar sebelah berniat mengajak anaknya nyubuh berjama'ah.

intact. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang