From A Man Who Truly Loves You

CHAPTER 8

Dini hari itu setelah Chanyeol berhasil mengumpulkan 6 bendera yang susah payah didapatnya, ia segera menemui Kapten Jo untuk melapor. Suasana camp sudah sangat sepi mengingat jam menunjukan pukul 3 dini hari, semua orang pasti sedang berada dalam fase deep sleep. Awalnya ia ragu untuk pergi ke tenda Kapten Jo karena tak ingin mengganggu waktu istirahat pria tersebut. Namun disisi lain ia tetap harus melapor dan menyelesaikan misi hingga tuntas. Chanyeol akhirnya memutuskan untuk tetap pergi ke tenda Kapten Jo dan menemukan pria bermata sipit itu masih terjaga. Saat Chanyeol memanggil, Kapten Jo segera mempersilahkan Chanyeol untuk masuk dan memberi laporan bahwa misi telah berhasil diselesaikan.

"Tak usah sungkan, masuk saja." Ucap Kapten Jo mempersilahkan Chanyeol yang sedang berdiri di depan tenda dengan kedua mata terfokus pada selembar foto digenggamannya. Menyadari itu, Kapten Jo cepat-cepat memasukkan benda ditangannya ke dalam saku baju.

Chanyeol segera mengalihkan arah pandangnya "Misi telah selesai dilaksanakan. Laporan selesai." Wajahnya kembali datar.

"Laporan diterima. Silahkan kembali ke tenda dan beristirahat." Chanyeol balas mengangguk kemudian keluar dari tenda Kapten Jo tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Pikirannya tiba-tiba kembali berfikir keras setelah melihat Kapten Jo menggenggam selembar foto yang dikenalinya itu. Ia kenal dengan seseorang yang terpotret dalam foto tersebut. Kepalanya menggeleng pelan, ia sudah tak punya energi lagi untuk memikirkan hal yang tidak boleh dipikirkannya. Hal yang lalu biarlah berlalu, pikirnya.

"Chanyeol..." Kapten Jo terdengar memanggil namanya. Ia kemudian membalikkan badan dan melihat Kapten Jo berdiri di depan tenda dengan ekspresi wajah yang tak pernah ia lihat selama hampir 2 minggu berada di camp. Wajah itu tampak murung, kesedihan terpancar dari kedua sorot matanya.

"Hari ini kalian aku beri waktu libur untuk beristirahat."

"Terima kasih." Sahut Chanyeol singkat. Namun sebelum ia kembali membalikkan badan, Kapten Jo memanggilnya sekali lagi.

"Apa kau mau menemaniku hari ini?" Chanyeol awalnya tak mengerti dengan arah pertanyaan yang lebih terdengar seperti permohonan itu, sebelum akhirnya Kapten Jo kembali mengeluarkan benda yang tadi sempat ia masukkan ke dalam saku bajunya. Matanya menatap sekilas wajah yang ada dalam lembar foto tersebut kemudian beralih pada Chanyeol.

Kapten Jo berjalan mendekatinya, Chanyeol menatap tanpa ekspresi wajah murung itu. "Hari ini hari ulangtahunnya, kan?"

Pandangan Chanyeol kali ini beralih pada wajah seseorang dalam foto tersebut. Beberapa detik kemudian Kapten Jo kembali membuka suara karena tak kunjung mendapat jawaban dari Chanyeol. Foto tersebut digenggamnya dengan erat, kepalanya menunduk untuk bisa melihat sosok cantik dalam foto itu. Chanyeol mengikuti arah pandang Kapten Jo dan ikut menunduk.

"Sudah lama sekali aku tidak berkunjung ke makamnya." Sebuah senyum ketir tersungging di bibir Kapten Jo. Tanpa rasa malu kedua mata itu menatap lurus pada Chanyeol yang sekuat tenaga menahan emosinya untuk tidak meledak saat ini juga. Tubuhnya sudah terlalu letih, ia tak bisa memastikan untuk bisa menjaga emosi yang selama ini selalu terjaga dengan baik. Orang mengenalnya di kehidupan nyata sebagai manusia tanpa emosi. Hal itu karena Chanyeol pintar menyembunyikan perasaannya sendiri. Apapun yang ia rasakan, entah sedih, marah atau kecewa sekalipun bahagia tak pernah ia tunjukan. Luka dimasa lalu mengajarkannya untuk tetap tenang pada situasi terburuk. Sekalipun harus menunjukan ekspresi, ia tak akan menunjukannya secara berlebihan.

"Bagaimana denganmu?" Butuh waktu beberapa detik bagi Chanyeol untuk bisa menjawab pertanyaan itu.

"Sekali atau dua kali dalam setahun." Kapten Jo tersenyum mendengar jawaban itu. Sebelah tangannya menepuk pelan bahu Chanyeol.