14. a Woman scorned

36 4 0
                                    

"Yeah Bu.... keluarga Geraldine sangat menikmati kehadiranku... Mereka butuh figur yang bisa menuntun gadis itu untuk menjadi lebih stabil... " Ujar Teguh di telepon.... Saat itu dia sedang berada di kafetaria gedung DPR MPR untuk menjemput Pria Kurus pujaan hatinya.... Dia tahu dia tak suka berkhianat tapi tugas adalah tugas... Dia dan Veronica saling menyelamatkan dari dominasi si jenderal dan karenanya... Saling membantu bukan pilihan yang jelek

"Apa dia percaya padamu guh? " Ujar Veronica di ujung sana... Teguh sedikit terkekeh

"Aku gak nyembunyiin apa apa bu... Kenapa dia harus gak percaya? " Ujar si Pria kemudian, tangan nervousnya mengaduk aduk cangkir lemon tea semenjak tadi

"Kau bahkan gak terdengar percaya sama dirimu sendiri... Ale isn't it? " Dingin perempuan setengah baya itu kemudian...

Laki laki matang itu menarik napas panjang sesaat... Matanya memandangi kafetaria yang riuh rendah itu

"Dia selalu jadi jawabanku.... Tapi... Tapi dunia gak menginginkan itu kan bu...? " Gusarnya kemudian

Veronica di ujung sana terdiam sesaat " Roda Sakti jawabanmu guh.... Dunia menawarkan Geraldine Kartiaji bagimu... Kau mau eksploitasi dia... Atau kau mau menjadikan ini bahagiamu yang selanjutnya... Itu terserah dirimu.... " Ujarnya perlahan

"Kenapa ibu jadi kehilangan ambisi? " Bingung Teguh

Veronica terkekeh "tidak.... Tidak sama sekali.... Hanya aja... Kalau aku terlalu memandang semua terlalu menggebu-gebu... Kita akan terlalu lelah sebelum semua selesai... Aku hanya membiasakan diri dengan fokus dan tujuanku... Dengan tenang... Jadi gak ada energi yang terbuang percuma.... " Jelasnya cerdas

Teguh tertawa mendengarnya " Ibu sudah berbeda sama sekali dengan Veronica si penyetrika baju di tepian Ciliwung.... " Ujarnya terkekeh

"Veronica Ximenez... Indriyati Kusumo... Atau siapapun aku sekarang.... Aku hanya punya energi untuk menjalankan fokusku.... Well... Aku hanya punya energi... Dan kau sebagai rekan kerjaku... Aku mau semua berjalan sesuai rencana... Dan kupikir... Ini bukan tawaran yang jelek buatmu kan guh? " Lanjut perempuan itu lirih

"Te... Tentu saja bu.... Te... Terimakasih sudah mau berbagi sebenarnya.... Apa ibu tidak keberatan ditinggal berdua saja dengan Jenderal Kusumo? ... Oh ya... Dimana dia? ...lagi ngapain? " Ujar Teguh berbasa basi

Veronica terdiam... Tidak mungkin dikatakannya kalau Kusumo kabur dari pengawasannya.... Tidak mungkin dikatakannya pada Teguh kalau...

Usahanya menghabisi Kusumo sudah dimulai sejak tiga hari lalu

"Dia di perpustakaan dengan tehnya guh.... Kau baik baik di sana... " Ujar Si  Perempuan seraya menutup sambungan telepon

***********
Kemarin....

"Apakah itu hanya kebetulan Bapak? " Ujar Allegro yang sedang serius menghadapi setirnya siang itu membelah jalan menuju daerah ciawi...

"Teh untukku memusnahkan satu pot kaktus besar? Kebetulan yang menakutkan kan? " Gusar Kusumo memandangi Ale...

Si Cungkring mengangguk angguk "dan Teguh gak melakukan apa apa? " Tanya Ale lagi

Kusumo menggeleng " Veronica menyuruhnya kembali ke Indonesia untuk mengurus bisnis... Dia sengaja membuatku terasing dari luar... Hanya aku dan dia... " Jelas lelaki tua itu

"Bagaimana dengan orang orang kedutaan? Komunitas komunitas diaspora... Gak ada temanmu Pak? " Senyum Ale sesaat

Kusumo hanya tersenyum pahit "aku sudah menyakiti banyak orang Le... Tidak ada lagi yang percaya kepadaku.... "

the eternity origins : 2009Where stories live. Discover now