• Mensiv •

26 4 0
                                    

HAPPY READING!
-

Ting!

Gala melipat sarung yang baru saja cowok itu pakai. Kakinya melangkah menuju meja belajarnya, di sana ponselnya tergeletak.

Drttt

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Drttt...

Sebuah nomor asing menelpon Gala. Tadinya tidak ingin Gala angkat karena mengira nomor tersebut milik orang iseng atau orang yang memang menyukainya. Tapi saat nomor tersebut berkali-kali menghubunginya, Gala pun dengan sedikit terpaksa menerima telpon.

"Halo, selamat malam. Dengan kak Gala Wira Rajendra?"

"Ya, malam."

"Kami dari pihak D'days Cafe, kak."

Mata Gala melirik kearah jam dinding yang ada di kamarnya. Masih ada setengah jam lagi untuk siap-siap.

"Kenapa?" Gala bertanya karena bingung kenapa pihak D'days Cafe menelponnya. Apa ada masalah ya?

"Maaf sebelumnya, kami hanya ingin memastikan saja. Kira-kira kakak datang pukul berapa ya?"

"Kami memastikan agar kami bisa menyiapkan makanannya tepat waktu."

"19.30 kalau tidak macet,"

"Gala, lo jangan lama-lama ya nyet. Gue gak suka nunggu!" suara seorang perempuan terdengar. Suara yang cukup familiar di indra pendengar Gala.

"Hm,"

"Cie yang mau dinner sama mbak pacar,"

"Kak, lo bacot."

Pip.

Gala langsung memutuskan sambungan telponnya untuk menghindari godaan Nabila, kakak sepupunya yang tak lain pemilik D'days Cafe.

Waktu terus berjalan, dan Gala tak ingin membuang-buang waktunya. Gala segera bersiap-siap, setelah itu menjemput Vina, pacarnya.

Selesai bersiap, Gala meraih tasnya yang berisi dompet, ponsel, dan benda berharga lainnya. Tak lupa menyemprotkan banyak parfum agar Vina betah berdekatan dengannya.

Karena Vina sangat menyukai cowok yang wangi. Hehe.

Tok tok tok...

Ya Allah, apa lagi sih?!

Menghembuskan nafasnya panjang, Gala membuka pintu kamarnya.

"Lo jadi pergi kan?" tanya Sonya to the point. Ya, orang yang mengetuk pintu kamar Gala adalah Sonya.

"Kenapa?"

"Gue nitip ini ya," Sonya menyerahkan selembar kertas pada Gala yang keningnya mengerut dalam.

"Apaan?"

"Bisa baca kan?"

Gala berdecak pelan sambil mengembalikan selembar kertas itu pada pemiliknya.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang