• Mensiv part 2 •

31 4 0
                                    

HAPPY READING!
-

"Kalau mata aku ditutup, aku gak bisa liat apa-apa Gala." protes Vina saat Gala menutup kedua matanya dengan menggunakan penutup mata yang sudah Gala persiapkan.

"Kan ada aku," kata Gala enteng seraya membantu Vina keluar dari mobil.

Tubuh Vina seketika menegang ketika sebuah tangan melingkar di pinggangnya yang kecil.

Jujur, Vina belum pernah bersentuhan dengan cowok se intens ini. Rasanya aneh, geli, sekaligus mendebarkan. Tapi disisi lain, Vina senang bukan main.

Apa yang Gala lakukan tadi persis seperti yang ada didalam khayalan nya. Jadi gini ya rasanya?

"Sial, perut gue jadi geli." umpat Vina dalam hati.

"Jangan buru-buru, nanti keselandung." tegur Gala saat Vina berjalan lebih dulu dari Gala. Padahal tangan kanan Gala masih melingkar manis di pinggang kecil Vina.

"Gala," panggil Vina.

"Hm?"

"Kamu masih marah soal waktu itu?" tanya Vina penasaran sekaligus cemas. "Jawab yang jujur,"

"Waktu itu kapan?" pancing Gala.

"Toko kue Velista,"

"Jangan bahas itu, aku gak suka." kata Gala penuh penekanan membuat Vina menelan saliva nya dengan susah payah.

"O-oh, oke."

Selama diperjalanan, yang Vina lakukan hanya diam menuruti apa yang dikatakan Gala. Vina sih tak masalah, selagi Gala tidak marah-marah karena kegoblokan Vina yang keluar disaat tidak tepat.

Contohnya seperti saat ini. Gala menyuruh Vina untuk melangkah dengan hati-hati saat mereka berdua menaiki beberapa anak tangga. Namun Vina yang goblok malah melebarkan langkahnya, alhasil Vina hampir jatuh karena kakinya tidak mendarat ditempat yang pas. Untung saja Gala sigap, coba kalau tidak, ancur deh rencana Gala.

"Ternyata kamu susah ya kalau dibilangin,"

Vina menggembungkan pipinya kesal lalu menggerutu pelan, "Lagian pake acara tutup mata segala sih, jadi ribet kan."

"Berdiri disini, jangan kemana-mana." Gala menepuk pelan kedua bahu Vina.

Tak lama kemudian, suara grasak-grusuk terdengar, membuat Vina mengerutkan keningnya bingung.

"Gala?"

"Sumpah Gala, ini gak lucu."

Vina hendak membuka penutup mata yang menutupi kedua matanya. Namun sebuah tangan menahan gerakan kedua tangannya.

"Jangan dilepas ya dek,"

Heh?! Suara siapa itu?

"Tunggu sebentar ya,"

Dari suaranya yang agak cempreng, Vina dapat menebak kalau pemilik suara tersebut adalah seorang perempuan. Tapi siapa?

"Satu, dua, tiga,"

"Happy mensiv, ay!" ucap Gala sambil menarik kedua sudut bibirnya, membentuk sebuah senyuman yang mempesona. Dikedua tangannya terdapat satu loyang pizza berukuran sedang dengan bentuk hati, alias love. Um, Gala memang berbeda dari yang lain.

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang