33. CAFE

34 5 0
                                    

HAI, SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMENT!

HAPPY READING!
   ____________________________________

Aleena menaiki tangga sekolah sambil membawa kotak bekal untuk seseorang, kali ini ia tidak bersama dengan teman-temannya dan Arion, ia menolak mereka untuk menemaninya menemui El. Untuk Arion sendiri ia pergi ke perpusatakaan seperti kebiasaannya dan dengan terpaksa ia menuruti Aleena untuk tidak menemaninya.

Aleena tersenyum manis, ia berdiri di depan pintu kelas XII MIPA 1. Beberapa orang di kelas menatap Aleena penuh tanda tanya membuat jantungnya kembali berdegup dengan kencang. Ia menggigit bibir bawahnya.

Tiba-tiba seorang gadis menemuinya dan berkata. “Lo cari siapa?” Tanya gadis itu.

“Lo bukannya adiknya Arion ya?” Tanya gadis itu setelah mengamati wajah Aleena dengan seksama.

Kabar tentang Aleena adalah adiknya Arion telah menyebar pesat, bukan Aleena ataupun Arion yang mengatakannya, melainkan Clarinta, Gadis itu melakukan hal itu karena sebagai permintaan maaf pada Aleena.

Aleena mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.

“Ouh ya, gue sampai lupa, lo nyari siapa?” Tanya Gadis itu lagi.

Aleena menelan salivanya untuk menghilangkan kegugupan. “Kak El.” Gadis itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum tipis.

“Bentar gue panggilin.” Ucap gadis itu.

“El, ada yang nyari lo.” Ucapnya sedikit berteriak.

El yang semula sibuk dengan handphonenya pun berdiri, melangkahkan kakinya menuju pintu kelas.

Gadis itu kembali ke mejanya setelah kedatangan El, tidak lupa Aleena mengucapkan terima kasih.

El dan Aleena keluar dari kelas, mereka duduk di bangku panjang berwarna putih.

“Apa?” tanya El dengan lembut.

“Aku bawa makan siang buat kakak.” El melirik kotak bekal yang Aleena bawa, lalu meraihnya.

“Thanks.” El mengelus surai rambut Aleena dengan lembut.

Aleena tersenyum manis, jantungnya masih berdegup dengan kencang.

“Maaf kalau nggak sesuai selera kakak, soalnya aku nggak tahu makanan kesukaan kakak.” El tersenyum tipis, ia memandang lucu wajah Aleena yang menunduk gugup.

“Nggak masalah.”

Tanpa di sadari oleh keduanya ada seseorang yang mengepalkan kedua tangannya dan rahangnya mengeras menatap mereka.
                             __________

“Jeng, lo akhir-akhir ini sibuk banget sama handphone lo. Ada apa?” Tanya Ghadia sambil makan kentang goreng.

“Urusan keluarga.” Ketiga teman Ajeng mengerutkan dahinya tidak mengerti.

“Bokap?” Tebak Ghadia.

“Biasa.” jawab Ajeng dengan tenang.

“Papanya Ajeng kenapa?” Tanya Aleena yang tidak mengerti.

Ajeng, Ghadia dan Cahaya melirik Aleena. “Bukan masalah yang serius kok.” Jawab Cahaya.

Aleena mengangguk pelan sebagai jawaban, walau ada sedikit keraguan dengan jawaban Cahaya.

Mata Ghadia dan Cahaya membulat sempurna tatkala melihat El duduk di samping Aleena, entah sejak kapan laki-laki itu berada di sini.

Saat ini mereka tengah berada di cafe milik Aksa dan Arion. Mereka kemari sepulang sekolah bersama Arion. Sedangkan Arion tengah ada urusan di ruangannya

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang