34. KOMA

57 5 0
                                    

SELAMAT MALAM!

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK DENGAN VOTE DAN COMENT!

HAPPY READING!

   ___________________________________

“lukamu akan menjadi kekuatanmu.”

-Elfahreza Nugroho

   ___________________________________

“Dia bersama dengan seorang perempuan.”

“Siapa perempuan itu? Aku tidak pernah melihatnya.”

“Mungkin dia adalah kekasihnya.”

“Kekasih? Sulit dipercaya.”

“Apa kita harus mencelakainya juga?”

“Tetap lakukan.”

“Tapi perempuan itu tidak bersalah.”

“Tidak perlu di lihat apakah dia bersalah atau tidak, karena mencelakai dia atau tidak artinya tetap sama. sama-sama membahayakan untuk kita. ”

“Lakukan sekarang!” Lelaki yang berada di dalam mobil hitam itu memberikan intruksi pada anak buahnya yang telah mengikuti sepasang laki-laki dan perempuan.

Seseorang di seberang mengangguk walau tidak terlihat oleh sang empu.

Lelaki itu melajukan mobilnya yang tidak terlalu jauh dengan sasarannya.

DOR!

Satu tembakan mengenai ban motor laki-laki di depan, membuat pemilik motor itu tidak dapat mengendalikan kendaraannya.

Terlihat laki-laki dan perempuan itu khawatir karena motornya mengalami masalah.

Jalanan di sini masih sepi karena mereka tidak melewati jalan raya supaya tidak terjadi macet. Jadi, tidak sulit bagi mereka untuk melakukan aksinya.

DOR!

BRAK!

“Sial...”

Motor yang di kendarai oleh kedua manusia itu menabrak sebuah tiang lampu, mereka terpental beberapa meter dari motor, hingga salah satu di antara mereka tidak sadarkan diri karena tidak kuat menahan nyeri di sekujur tubuhnya, sedangkan yang satunya terlihat berusaha untuk tetap membuka matanya untuk menghampirinya namun tubuhnya tidak kuat, sehingga mereka sama-sama tidak sadarkan diri di tempat.

Lelaki yang berada di mobil itu tersenyum menyeringai, kemudian meninggalkan dua orang itu.

                            __________

Beberapa orang tampak mondar mandir didepan ruang ICU dengan raut wajah khawatir, Mereka mengumpat kesal karena ruangan itu tak kunjung terbuka.

“Kenapa lama sekali?” Wajahnya terlihat datar dan dingin namun matanya memperlihatkan kekhawatiran dan ketakutan.

“Seharusnya kita membawanya ke rumah sakit pribadi.” Sahut yang lain dengan wajah yang sama dinginnya.

Tangan mereka mengepal kuat, rahang mereka mengeras. Seketika atmosfer di sekitarnya seakan berhenti. Tidak ada yang bicara kecuali kekhawatiran dan sedikit isak tangis dari beberapa orang.

Seorang lelaki tiba-tiba berdiri, membuat seluruh atensi menatapnya.

“Kamu mau kemana?” Tanya seorang wanita yang tidak lain adalah istrinya.

“Tidak dapat dibiarkan, aku akan mencari pelakunya.” Ucap seorang lelaki berpakaian serba hitam dan mahal.

“Apa kamu tidak ingin menunggunya sampai sadar?” Ia menghela nafas berat, apa yang dikatakan oleh istrinya itu memang benar tapi ia benar tidak sabar menghukum pelakunya.

ALEENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang