03.

20 3 1
                                    

Dunia dipersulit agar manusia selalu bersyukur pada sang maha kuasa.

Tahun berganti taun Gibran dan Arga tumbuh menjadi remaja yang sangat tampan dengan kepopuleranya. Gibran terkenal karna kepintaran kerajinan dan kelembutan hatinya sedangkan Arga terkenal karna ketampanan dan kepopuleran dia menjadi ketua Geng Drofitorix geng yang ditakuti banyak kalangan anak muda sifatnya yang sedingin es sangat dikagumi banyak wanita disekelilingnya.

Mereka bersekolah di SMA Lentera Bangsa sekolahan yang cukup elit didaerah Bandung. Gibran bisa sekolah disekolahan tersebut karna beasiswa karna kepintaranya di bidang akademik waktu ia SMP dan Arga bersekolah disekolah tersebut karna ayah Arga adalah salah satu pemegang saham terbesar disekolah Lentera.

Seperti biasa Gibran sedang membersihkan rumah sebelum berangkat sekolah dan menyiapkan makanan untuk keluarganya itu. Setelah ia rasa semuanya sudah selesai ia bergegas berangkat sekolah tanpa mengganjal perut nya terlebih dahalu.
"Bundaa makananya udah siap ya,Gibran berangkat dulu Asslamu'alaikumm." Teriakan Gibran cukup menggema tapi tak ada yang merespon ucapanya.

"Ganzaa bangun nak ayo sekolah sarapanya udah siap." Bundanya membangunkan dengan penuh kehangatan tak lupa untuk mencium kening anak kesayangan nya itu.
"Hmm." Ganza terlalu malas untuk bangun pagi,dia tumbuh menjadi anak yang pemalas dan sangat susah diatur.
"Yaudah bunda tunggu di meja makan yaa cepet mandi okei?"
"Iya bundaaa." Dengan malas dia bergegas mandi dan langsung menyusul sang bunda.

Berbeda dengan Gibran yang sekarang sudah berada disekolah sepagi ini bahkan belum ada seorang pun disekolahan. Ia pun memutuskan untuk pergi kekantin untuk membantu ibu kanti menyiapkan dagangannya.

"Pagi bu iyem." Gibran menyapa bi iyem dengan senyum nya yang sangat hangat.
"Pagi den Gibran,maaf tolong cuciin piring sama gorengin tempenya ya."
"Siap bi iyemm 86 pokoknya." Iya gibran berkerja diwarung bi iyem untuk menambah uang sekolah dan kebutuhanya yang lain,tidak ada gengsi baginya walaupun dia sering sekali mendapat cacian dari mulut teman temannya karna berkerja di kantin sekolah.

Tak lama terdengar kebisingan teriakan dari para ciwi ciwi. Tak asing lagi dan tak aneh itu adalah petanda Geng Drofitorix datang,dengan Arga yang memimpin didepan dan diikuti 4 temanya dibelakang sungguh tampan dan gagah kelihatanya.
"Arga follback ig aku dongg."
"Arghhhh pacar gueeeee lopyuu."
"Pegangin gueee mau pingsan rasanyaa meninggoy arghh."
"Argaaaaa lo gantenggg bangettt sampe sampeee ni mangkok melelehh liat looo AAAAAAA."
Begitulan terikan sangg para ciwi ciwi yang mengagumi Arga sungguh memalukan. Bagi Arga mereka hanya menjatuhkan harga diri mereka sebagai wanita.

"Wihh bos gua nii senggol dong." Dia Dirga Alexsa cowo berparas tampan dan kulit putih bersih. Dia terkenal dengan gombalan seribuu bahasa dan dia adalah salah satu pelawak di Geng Drofitorix.
"Ampun dah bwanggg ciwi ciwi lopyuu bangett nii ama abangg Arga,abangg aku juga mau donggg nomor line nya muach." Sambil bergeleyot ditangan sang ketua Ibri menggoda Arga yang duduk terdiam dimeja kantin. Ibri Walqa adalah salah satu anak Geng Drofitorix yang paling receh dan kocak kegagalnya dipercintaan sangatlah sadis. Ibri mempunyai kulit hitam manis dan gigi ginsul yang sangat membuatnya terlihat tampan,tapi sifatnya yang sungguh alay itu membuat siapapun yang melihatnya bergidig ngeri bahkan cewe cewe pun ilfeel dengan Ibri.
"diem deh lo pada bacot banget siap siap aja sisembur larva ama bos." Dia Caqa Aditiwija tampan dia cowo setia dan cool.
"Ga mungkin Arga kan sayang sama ibri kan bwangg." Sambil mengedipkan matanya berulang kali.
"Lo diem ato lo mau gua tonjok hm?." Xaqi Hardani cowo cool berparas tampan dan kasar,dia adalah wakil ketua dari Geng Drofitorix.

Itu perkenalan dari pasukan inti Geng Drofitorix. Mereka sangatlah baik sebenarnya tapi memang sifat mereka cukup gila. Mereka juga dekat dengan Gibran bahkan mereka tau kondisi keluarga Gibran,mereka selalu melindungi Gibran dan berjanji akan selalu ada buat Gibran.

"Gibrannn mana niiii." Tanya caqa
"Plng msh bntu bi iyem." Ucap arga
Caqa hanya mengangguk angguk saja. Seperti biasa mereka akan menunggu Gibran untuk bersarapan bersama.
"Haii semuaa maaf telat yaa tadi warung bi iyem lagi rame banget kasian bi iyem kalo ditinggal."
"Gpp yaudh pesen mkn sna qa." Pinta Arga dan mempersilahkan Gibran untuk duduk disampingnya.
"qa gua bubur ayamnya setengah aja yaa." Ucap gibran pada caqa
"Lah emang napa,lo lagi diet gib?ngapain diet sii lo udah kurus."ucap ibra
"Engga kok gua cuman lagi ngirit ajaa soalnya bentar lagi kan bayar uang spp."ia walaupun Gibran mendapatkan beasiswa dia harus tetap membayar uang spp,sebenarnya Arga sudah pernah bilang untuk Gibran tidak usah membayar uang spp tapii Gibran tak enak hati jika harus merepotkan sahabatnya terus.
"Gpp 1 posri full aj gua yang bayar." Ucap arga
"Ga gausah gua gapapa kok."
"Ga suka dibantah."
Gibran hanya diam dan menurut ucapan sang sahabatnya itu. Lalu tak lama makananya datang dan mereka makan bersama dan sesekali bercanda guraw sampai bel masuk berbunyi.

Setelah pelajaran yang cukup melelahkan akhirnya suara bel pulang berbunyi. Sorakan dan hembusan nafas lelah terdengar sangat jelas. Mereka sudah cukup lelah dengan pelajaran hari ini.
"Okei baik anak anak pelajaran cukup sampai disini ibu lanjut minggu depan,seeyouu gaes!"
"Baik bu."
"Gib lo pulang naik apa."ucap Arga
"Angkor ga biasa."
"Mending lo bareng kita,terus nongkrong bentar di markas Drofitorix."ucap Xaqi
"Em engga deh gua ada urusan." Sambil menyengir kuda
"Urusan apa jadi babu dirumah lo?mending ama kita kita kalo ada apa apa kita yang tanggung."ucap Dirga
"Hem engga kok,keluarga gua baik lo jangan gitu.'' ucap Gibran
"Palalu baik itu namanya memperbudak."ucap caqa
"Diem,ok kalo lo mau balik sendiri kita cabut duluan." Ucap Arga dia tidak suka memaksa sahabatnya itu karna Arga tau persis Gibran akan teguh pendirian dan tidak akan pernah mau termakan omongan teman temanya itu.

Setelah kepergian sang teman temanya Gibran pun berjalan menuju halte sekolah dan berharap ada bus atau angkot yang akan lewat. Tak lama dari situ Gibran pun mendapati angkot berwarna biru dan ia pun menaiki angkot tersebut. Tanpa seperngetahuan Gibran sebenarnya Arga dan teman temanya itu mengawasinya sejak tadi. Arga hanya ingin memastikan bahwa sahabatnya itu benar benar mendapatkan kendaraan untuk pulang. Setalah ia rasa Gibran aman ia dan 4 temanya menancapkan gas untuk menuju markas.

Gibran turun dari angkot,tapi dia bukan turun dirumahnya melaikan ia turun di gang yang sempit dan kumuh.
"Gua harus cepet cepet ganti baju sebelum ada yang liat." Ucap gibran
Setelah ia berganti baju ia pun bergegas menuju lampu merah dengan membawa alat musik. Bukan dia bukan mengamen melaikan menjadi badut yang menari diteriknya matari dan klakson yang brisik. Soal ini Arga tidak tau dan teman temanya yang lain pun tak tau karna Gibran tidak ingin membebani kawan kawanya lagi.




GIMANA NI GIMANAA??KALIAN CUKA??semoga suka ya gaes!!!aku bakal update teruss!!JANGAN LUPA VOTE SEBANYAK BANYAKNYA DAN JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYAAA YAAAA!!! SEEYOUU PEMBACAKU><

GIBRANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang