Seorang gadis bermanik Obsidian menatap air hujan yang turun dari langit.
"(Name) ayo kita pulang" Ujar Seorang lelaki berambut coklat tua.
Gadis yang bernama (Name) itu membalikkan badannya dan menatap lelaki itu.
"Pulang kemana??" Tanya (Name) dengan muka datar.
"Tentu saja kerumah gue lah" Jawab lelaki itu sambil menghela napas lelah.
(Name) menatap lelaki itu.
"Denger yah, Samuel Veraldy kalo lu mau pulang ya tinggal pulang aja, apa susah nya sih!" Ucap (Name) sambil berkacak pinggang.
Lelaki bernama Samuel itu menaikkan alisnya.
"Terus lo mau tinggal dimana?" Kata Samuel menahan kesal akibat ucapan sahabatnya itu.
"Ya pulang kerumah lah" (Name) sambil melangkah pergi.
"Pulang kemana??"
"Ke rahmatullah"
"Heh! "
"Canda mazzeh"
Samuel mulai menyamakan jalannya dengan (Name).
"Are you oke sist?" Tanya Samuel sambil menatap langit sore yang berwarna abu akibat hujan.
(Name) menaikkan alisnya, ia mengangguk pelan.
"Yeah, cuma cape doank" Jawab (Name) yang fokus pada handphone miliknya.
Samuel mengangguk paham.
"Lu pernah gak berpikir kalo kita punya kembaran tapi beda dimensi" Kata Samuel tiba-tiba.
(Name) mengerutkan keningnya, ia melirik Samuel yang fokus menatap langit sore.
"Gak tau" Singkat (Name).
"Cihh, bisa gak sih gausah dingin sama sahabat lu"
"Hn"
"Teuing ah" Samuel memutar matanya malas.
Ia hanya bingung bagaimana bisa ia berteman dengan (Name) si kutub Utara.
"Kalau pun ada, pasti hidupnya berbanding balik dengan kehidupan kita" Kata (Name) sambil menaruh Handphone miliknya di saku celana.
"Kok lu bisa berpikir kayak gitu?" Alis Samuel berkerut bingung.
"Misalnya sekarang gue gak punya ortu yang lengkap, tapi kembaran gue punya ortu lengkap disana. Terus pas sodara gue pada jauhin gue, disana pada sayang sama gue mel" Ucap (Name) panjang lebar.
"Dan misalnya gue lagi sedih terus kembaran gue disana malah bahagia, aneh bukan?" Kata (Name) yang sempat ia jeda tadi.
"..."
(Name) mulai tersenyum.
"Dunia itu memang gak adil, tapi ada saatnya kita bahagia. Gue tau tuhan lagi nguji gue" Mata (Name) berubah menjadi kosong.
Ia menatap tanah yang basah akibat air hujan tadi.
"Semua pasti ada balasannya" Gumam (Name) yang masih terdengar oleh Samuel.
"Gue dah sampe sana gih balik!" (Name) mengganti topik.
"Gue nemu satu lagu yang cocok buat lu, loh" Samuel sambil tersenyum tipis, (Name) mulai menaikkan alisnya.
"Lagu apa? Gue baru tau lu suka lag--"
"Inochi ni kirawarete iru, cocok buat lu" (Name) terdiam, ia mengetahui arti kalimat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UCHIHA PRIK Boruto: Naruto Next Generation (✔)
RandomBereinkarnasi? Bukankah itu hal yang menarik? Tapi apa jadinya jika kau bereinkarnasi menjadi Uchiha terakhir? Maksudku... Kembaran dari Sarada Uchiha... Menarik bukan? "Astagfirullah, gue masih sayang nyawa tapi kenapa malah dimasukin ke akadem...