1. Kesialan Pertama

148K 1.6K 35
                                    

Viona berjalan sembari mencari kelas XI IPS-2. Hari ini adalah hari pertama Viona masuk sekolah barunya jadi wajar saja kalau dirinya belum mengetahui dimana kelas barunya itu.

Viona tersenyum ketika melihat seorang cowok yang berjalan sembari memainkan handphone nya berharap cowok itu bisa membantunya.

"Permisi kak"

Cowok itu menghentikan langkahnya. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Viona.

"Kenapa?" Suara cowok itu terdengar keras ditelinga Viona.

"Bisa tolong anterin aku ke kelas XI IPS-2?" Ujar Viona dengan sedikit memohon.

Cowok itu menatap Viona dari bawah sampai atas, hingga dirinya tersenyum tipis ketika melihat wajah Viona.

"Boleh, tapi gua mau ambil sesuatu dulu. Lo kalau mau ikut gua dulu"

"Ia kak"
Viona langsung menyetujuinya.

Cowok itu berjalan terlebih dahulu, sementara Viona mengikutinya dari belakang. Viona berhenti ketika cowok itu berhenti tepat di depan pintu ruangan yang Viona tidak tau kegunaannya.

"Masuk" ujar cowok itu ketika pintu sudah terbuka.

Viona masuk. Dia menatap kagum ruangan itu. Ruangan itu sangat bersih, terdapat sofa juga televisi, ada juga kulkas. Viona juga melihat dua pintu lagi, menandakan masih ada ruangan di tempat ini.

"Nama lo siapa" cowok itu bertanya setelah mengunci pintu masuk.

"Viona kak, kalau nama kakak siapa?"
Viona masih memperhatikan seluk beluk ruangan ini.

"Andreas" jawab cowok itu.

Viona mengangguk-anggukan kepalanya, matanya masih fokus melihat foto yang menempel di dinding ruangan itu.

"Kapan mau anter aku ke kelas kak"
Viona menghampiri Andreas yang duduk di sofa. Hendak duduk di samping Andreas, namun tangannya di tarik terlebih dahulu hingga dirinya jatuh di atas pangkuan Andreas.

"Nanti, jam setengah 9" bisik Andreas.

Viona hendak bangkit dari pangkuan Andreas, namun Andreas memeluk tubuh Viona erat.

"Kak lepasin" Viona mencoba melepaskan diri ketika merasakan lidah Andreas menjilati leher Viona.

"Lo wangi" bisik Andreas.
Tangannya turun ke dada Viona, meremas payudara Viona yang masih terbungkus seragam.

Viona berontak, dirinya tidak ingin dilecehkan oleh orang yang baru dikenalnya.

"Kakkkkk" teriak Viona melihat Andreas yang mulai membuka kancing kemejanya.

"Jangan berontak" geram Andreas karena tangan Viona yang tidak diam.

Andreas melepaskan dasi yang dipakai Viona. Kemudian di gunakan untuk mengikat tangan Viona kebelakang. Andreas juga menghimpit tubuh Viona dengan kedua kakinya agar Viona berhenti berontak.

"Kak, jangan gini" Air mata Viona turun ketika melihat kancing kemeja telah terbuka semuanya.
Andreas tak peduli dengan air mata Viona, dia menaikan bra Viona tanpa membuka pengaitnya terlebih dahulu.

"Kak Andreas jangan" Viona berkata dengan sesegukan.

Andreas meremas payudara Viona, memilin puting Viona.
"Punya lo gede, gua suka" bisik Andreas dengan tangan yang terus meremas payudara milik Viona. Jangan lupakan juga lidah Andreas yang sedang aktif menjilati telinga Viona.

"Ahhhh" lenguhan Viona ketika Andreas meremas payudaranya terlalu kencang.

Andreas tersenyum, mendengar desahan Viona. Tangan kanan Andreas turun, mengangkat rok abu-abu yang di gunakan Viona. Mengusap vagina Viona yang masih tertutup dengan celana dalam.

"Gak, aku gak mau" Viona kembali mencoba berontak, namun gagal ketika celana dalamnya berhasil diturunkan oleh Andreas. Kaki Viona di paksa mengangkang oleh Andreas. Tangan Andreas mengelus vagina Viona. Andreas tersenyum ketika merasakan vagina Viona tidak ditumbuhi bulu.

"Ahhhh" lenguhan kembali terdengar ketika tangan Andreas mengelus Vaginanya.
"Kak Andreas, aku gak mau" Ujar Viona pelan sembari menahan desahan.

"Ahhhhhh" desah Viona ketika merasakan jari Andreas memasuki Vaginanya.

Andreas mulai memaju mundurkan jarinya secara perlahan.

"Khakk, uuudaahhh" Viona mendesah tak karuan ketika Andreas mempercepat gerakan tangannya. Hingga Viona merasakan akan ada yang keluar dari tubuhnya.

"Kakhh, aku mauhh phipish" beritahu Viona.

Andreas tersenyum, dia menggerakan tanganya secara brutal sampai Andreas merasakan ada yang keluar dari vagina Viona di barengi dengan jeritan tertahan Viona.
Andreas melepaskan jari nya, mengambil tissue untuk mengelap cairan Viona.

Viona terengah setelah mendapat pelepasan, tubuh lemasnya bersandar pada tubuh Andreas.

Andreas membalik tubuh Viona menjadi berhadapan dengannya. Matanya menatap Viona yang sedang terengah.
"Ini belum seberapa, gua tertarik sama lo. Gua harap lo mau ngikutin apa yang gua perintahin atau hidup lo bakal hancur"

Andreas'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang