Histeria merupakan sebuah gambaran penyakit yang terdiri dari perasaan emosional yang sangat berlebihan, perasaan cemas dan takut yang melampaui batas dan memuncak sehingga dapat menimbulkan berbagai gejala yang berwujud kelumpuhan, kebutaan, kejang-kejang, nyeri di dalam perut, nyeri di dalam dada, dan sebagainya tanpa adanya penyakit badaniyah yang sebenarnya.
Untuk menyembuhkan penyakit ini bukan hanya dokter, akan tetapi setiap orang akan mampu menyembuhkannya terutama keluarga, karena untuk menyembuhkan penyakit ini yang terpenting adalah 'pendekatan' humanistik.
Misalkan, di sebuah keluarga ada anggotanya entah itu anak atau saudara kita yang sering teriak-teriak di waktu tengah malam, ketika ditemui dan dilihat ternyata tidak ada apa-apa, biasanya hal semacam ini dianggap biasa, dianggap karena mimpi atau halusinasi.
Padahal jika kejadian ini terus berkepanjangan dan dibiarkan tanpa di obati akan berakibat 'bahaya', terutama bagi orang yang mengidap gejala ini karena akan berakibat fatal pada gangguan mental dan nantinya mengalami struk, lumpuh, kejang-kejang dan lain sebagainya disamping itu akan membuat 'ricuh' kondisi sebuah keluarga, yang menyebabkan ketidaknyamanan anggota keluarga lainnya.
Gejala
Gejala histeria bisa berupa kelumpuhan parsial, halusinasi, dan gugup. Kondisi ini juga bisa menyebabkan penderitanya mengalami hal-hal berikut:
- Sesak napas
- Kegelisahan
- Pingsan
- Insomnia
- Lekas marah
- Perilaku cabul
- AgitasiPenyebab
Adanya tekanan-tekanan mental berupa banyaknya masalah yang sulit dilalui, adanya sugesti-sugesti buruk yang melemahkan mental agar lari dari kenyataan, buruknya kondisi fisik, hingga sistem syaraf yang lemah.
Macam-macam
Penyakit mental ini juga memiliki berbagai macam bentuk. Menurut Dr. Kartini Kartono dalam buku Patologi Sosial, ada empat bentuk hysteria, yaitu histeria minor (serangan-serangan kekejangan), histeria mayor (perubahan konflik mental ke fisik), histeria narkolepsi (kecenderungan untuk tidur terus menerus), dan histeria anoreksi (penderita tidak merasa lapar dan menolak untuk makan).
Histeria terbagi menjadi dua, yaitu histeria mayor dan histeria minor. Pada histeria minor, kecemasan diubah menjadi gangguan saraf dengan gejala : lumpuh dan kejang-kejang.
Sedangkan pada histeria mayor, kecemasan pada penderita terjadi sangat hebat yang dapat menyebabkan fungsi kepribadian bekerja secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, fugue, dan kepribadian ganda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belajar Psychology ✔
NonfiksiHallo! Sudah sejauh manakah teman-teman belajar tentang Psychology? Teman-teman tau gak, kenapa kita perlu belajar Psychology? Jawabannya karna Psikology membantu kalian mengetahui sikap manusia sebagai upaya menyesuaikan diri serta berhubungan den...