Marvin membuka mata dan menegakkan posisi tubuhnya ketika merasakan kehadiran seseorang di sampingnya. Seperti yang ia duga, seorang wanita seksi yang hanya mengenakan selembar pakaian tipis dan terawang kini duduk menempel padanya.
"Ih aku nyariin kamu dari tadi tau, ternyata kamu malah duduk di sini," ujar wanita tersebut dengan nada manja.
Marvin hanya menatapnya sekilas, ia memilih diam dan tidak menanggapi. Pria itu malah menuangkan alkohol ke gelasnya. Ia berencana untuk kembali menenggak minuman tersebut entah untuk yang keberapa kalinya malam ini.
"Sayang, kamu tumben kesini nggak nyariin aku dulu kaya biasanya? Kenapa sih? Emangnya kamu nggak kangen sama aku ya?"
"Hel, please lu diem. Gua lagi capek banget," ujar Marvin dengan nada ketus.
Wanita bernama Helen tersebut langsung memberenggut kesal. Namun bukannya menjauh, dia malah semakin mengeratkan kaitan lengannya pada tubuh Marvin.
Tak berselang lama, terlihat dua orang pria datang menghampiri tempat Marvin dan Helen duduk. Mereka adalah Hendra dan Daffa.
"Owalah pantesan gua chat kaga dibaca, ternyata elu lagi enak-enakan ye disini," cerocos Hendra begitu pantatnya menyentuh kursi seberang tempat Marvin duduk.
"Lah si Lukman kemana Vin?" tanya Daffa.
"Lagi ngamar kali," jawab Marvin sekenanya.
Hendra dan Daffa cuma manggut-manggut paham. Kemudian dua cowok itu memanggil bartender untuk memesan beberapa botol alkohol untuk sajian malam minggu mereka.
Setelah selesai dengan pesanannya, Hendra mengedarkan pandangannya pada botol-botol yang berserakan bekas Marvin minum. "Tumben amat jam segini udah abis 2 botol. Ada masalah apaan lagi lu?"
Marvin menghela nafas pelan. "Biasalah, lu pada udah tau sumber masalah gua ya cuma satu manusia itu doang."
"Putusin aja sih kata gua. Hubungan lu udah toxic banget gila. Lama-lama stress lu yang ada. Eh apa emang udah?"
Daffa mengangguk setuju, kemudian menimpali ucapan Hendra, "Gue kira malah lu udah mutusin itu cewek Vin, ternyata masih ya sampe sekarang? Kaga ada kapok-kapoknya ye lu."
Helen yang masih memeluk tubuh Marvin dari samping diam-diam tersenyum senang mendengarnya. Apakah penantiannya menunggu Marvin dan pacarnya putus akhirnya akan benar-benar terwujud dalam waktu dekat?
Ditengah obrolan ringan antara Marvin, Hendra, Daffa, serta Helen yang setia menguping pembicaraan mereka seperti biasanya. Lukman, sosok yang sejak tadi dicari keberadaanya kini menampakkan diri.
"Asik banget lu pada mabok-mabokan kaga nyariin gua, temen macem ape lu hah gua tanya?" sewot Lukman ketika sudah sampai di meja tempat ketiga teman dekatnya berkumpul.
Daffa tidak terima pada tuduhan Lukman, pasalnya ia sempat mencari keberadaan temannya itu ketika baru tiba di tempat ini beberapa waktu yang lalu. "Gua udah nyariin elu tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friends With Benefits [✓]
FanfictionMarvin dan Gianna memang telah sepakat untuk menjalin hubungan yang cukup rumit tanpa melibatkan perasaan di dalamnya. Namun mereka bisa apa jika takdir malah berkata sebaliknya? ©️zrstly, 2022