.
.
.
Semenjak mengetahui kehamilan istri cantiknya, Sasuke semakina over protektif pada Sakura. Ini tidak boleh, itu jangan dulu, dan banyak lagi kebebasan yang kini semakin di batasi oleh Sasuke.
Namun meskipun begitu, sebagai istri dan calon ibu yang baik Sakura selalu menuruti apa kata suami nya. Tidak perduli meskipun sahabat-sahabat nya kadang memprovokasi untuk lebih berani sedikit pada suaminya.
Tapi tidak Sakura lakukan, karena ia percaya apa yang suaminya katakan pasti itu yang terbaik untuk mereka. Jadi Sakura tidak terlalu mempermasalahkan nya, justru sahabat nya lah yang saat ini selalu memusuhi Sasuke jika mereka ingin qtime, tapi Sasuke selalu bilang tunggu ia pulang kerja. Karena Sasuke tidak setuju Sakura pergi tanpa dirinya, bahkan dengan supir pribadi sekali pun.
Seperti saat ini, Ino dan Tenten mengajaknya untuk bertemu di salah satu restoran baru milik Tenten. Tapi seperti sebelum-sebelumnya, Sasuke hanya akan mengizinkan apabila dirinya ikut serta dalam pertemuan mereka.
Tapi memang dasar selain berwajah datar, lelaki yang sialnya sangat tampan itu selalu saja membuat nya menunggu hingga mati kebosanan seperti saat ini.
"Kenapa lama sekali sayang? Aku sampai berakar menunggumu". Kata Sakura sedikit ketus. Lalu mengerucutkan bibir nya lucu.
"Mana akar nya hm?". Tanya Sasuke gemas. Sakura semakin di buat kesal.
"Sudahlah. Cepat mandi dan ganti pakaianmu." Perintah Sakura cepat, dan langsung di turuti oleh Sasuke.
Saat sedang menyiapkan baju suami nya, tiba-tiba ponsel Sakura berdering. Dan terlihat nama Tenten di layar ponsel nya.
"Halo?". Kata Sakura pada Tenten di sebrang sana.
"Nyonya Uchiha yang terhormat, bisakah anda lebih disiplin dalam hal waktu? Kami sudah berakar menunggumu disini, sialan!". Balas Tenten dengan nada sedikit tinggi di akhir kalimat nya. Sakura tersenyum canggung di balik teleponnya.
"Maaf, bisakah kalian menunggu sebentar lagi? Aku janji tidak akan lama". Kata Sakura lagi berusaha meyakinkan sahabatnya.
"Benarkah? Lalu kenapa kau belum datang padahal kami disini sudah 2 jam. Jangan bilang suami tampanmu kembali memaksa untuk ikut lagi". Kata Tenten kembali curiga dengan Sakura.
"Umm itu, bukankah tidak apa-apa? Kata Ino semalam boleh-boleh saja mengajak suami". Balas Sakura lagi.
"Kau sungguh akan mengajaknya lagi? Astaga Sakura, ini tentang kita. Kenapa suamimu seperti itu sih". Ucap Tenten kesal. Padahal setiap Sasuke dan Sakura sudah bertemu mereka pasti marah nya hilang, hanya karena melihat ketampanan wajah Sasuke yang diatas rata-rata itu.
"Ya bagaimana lagi, aku bisa bertemu asal suamiku ikut. Jad----".
"Baik! Baik! Kumohon percepatlah, aku tidak ingin tumbuh jenggot karena menunggumu dan suamimu itu!". Kata Tenten langsung mematikan panggilan nya sepihak. Sakura menghela nafas kasar, lalu melirik pintu kamar mandi yang masih saja tertutup.
Menghampiri pintu kamar mandi, lalu berteriak disana.
"Jika kau tidak keluar dalam waktu 2 menit, aku akan pergi sendiri!". Kata Sakura keras. Tak lama dari itu Sasuke keluar dengan rambut yang masih sangat basah dan wajah yang setengah kesal. Namun meskipun begitu, ia tak pernah berani mengatakan apapun pada istrinya, dalam hal ini bukan berati Sasuke takut tapi ia lebih menghargai istri nya, ia pun sadar istrinya sudah lebih lama menunggu sejak dirinya pulang dari kantor.
Sakura sendiri sudah kesal menunggu suaminya yang mandi melebihi perawan, bahkan Sakura berani bertaruh bahwa dirinya saat perawan dulu tidak selama itu jika mandi. Dasar memang suaminya ini bertambah menyebalkan, padahal yang hamil itu dirinya, kenapa malah suaminya yang menjadi menyebalkan seperti ini sih?!