don't fallin in love if you don't wanna get hurt***
Sudah hampir 10 menit Naka masih duduk diam diujung kelasnya dengan terus memandangi sebuah kalung ditangannya.
Liontin bunga yang seolah tak asing baginya membuat Naka berpikir keras dimana ia pernah melihat bunga seperti ini?
"Woi! Bengong mulu! Nape lu?"
Suara Leon mampu membuat Naka melirik kearahnya lalu menggeleng pelan dan memasukan kalung itu pada saku celananya lagi. Tapi sayangnya ia kalah cepat dengan tangan Leon yang menahannya.
"Eits, apaan nih?" tanyanya sembari merebut kalung itu dan menatapnya lama.
"Kalung siapa?" tanya Leon.
Naka hanya diam.
"Buat Fayi yaa? Ngaku lo."
Naka buru-buru merebut kalung itu dari tangan Leon. "Bukan, gila lo! Jangan bikin gosip."
Leon tersenyum jenaka seraya moncolek dagu Naka. "Alah, nggak usah pura-pura gitu kali, Ka."
Naka melotot kearah Leon. "Beneran bukan buat dia."
"Terus?"
"Tadi nemu di gerbang, gatau punya siapa. Mau gue titipin di pos satpam nanti." ucap Naka berbohong.
Leon mengangguk paham. "Ohh."
"Yedam sama Gefar kemana?" tanya Naka pasalnya ia tak melihat dua anak itu sejak bel istirahat berbunyi 15 menit yang lalu.
"Paling di kantin, yok ke kantin Ka. Gue ngidam mie ayam." sahut Leon seraya merangkul bahu Naka dan menariknya keluar dari kelas.
***
BRAK!!!
"Berani beraninya ya lo duduk di meja gue?!" bentaknya keras.
Perempuan yang sedari tadi sibuk dengan nasi goreng dihadapannyapun memejamkan matanya, inilah alasannya kenapa ia benci untuk makan di kantin sekolah.
Kesialannya ternyata masih terus berjalan setiap harinya.
"Pergi lo." bentaknya lagi.
"Woi budek, lo ga denger apa yang diomongin Fay?!" ucap seorang perempuan bermata sipit disamping Fayi.
"Dasar anak pungut!" ucap Fayi tersenyum remeh.
Amarah di dalam dada Cia menggebu-gebu ketika mendengar kalimat dari Fayi, Cia bukannya tak bisa melawan hanya saja ia tak ingin membuat masalah. Apalagi terlibat dengan Fayi, anak manja yang apapun selalu dituruti oleh orang tua.
Cia tak ingin melibatkan kedua orang tuanya jika ia terkena masalah dengan Fayi, Cia cukup tahu diri untuk harus bisa menjaga dirinya sendiri.
Tanpa membalas omongan dari Fayi, Cia mengambil piring nasi goreng dan es teh manisnya berniat untuk pindah tempat.
Baru saja dua langkah ia suduh terhuyung ke depan membuat piring dan gelas yang dipegangnya pecah serta berserakan dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Monde de Patricia
Teen FictionTampan. Popular. Banyak uang. Dari keluarga terpandang. Juga ketua Vi Amor yang ditakuti sekota Bandung. Siapa yang tak mengenal sosoknya? Natawin Dei Aklasva, manusia yang katanya tak mudah untuk ditaklukan. Membenci sang-adik Kanaka Dei Llo Aklasv...