15. Biarkan itu menjadi rahasia

473 75 7
                                    


Rahasia itu tak akan selamanya menjadi rahasia.




Keesokan harinya, Gilang sarapan bersama Olivia, David dan Dani. Kemarin malam, mereka pulang kerumah untuk beristirahat. Sedangkan Ridho dan Selly, mereka tidak pulang karena ingin menjaga Ilham.

Sebenarnya, Olivia tidak ingin pulang, Ia ingin menjaga Ilham, Ia ingin menebus kesalahannya karena tak bisa menemaninya saat Ilham belum sadar. Tapi Ilham memaksanya untuk pulang seakan-akan Ilham tidak ingin melihat ibunya itu.

"Ka Ilham masuk rumah sakit karena apa mah? Sakit?" tanya Gilang yg memecahkan keheningan.

"Ngga sayang, Ilham kemarin hampir diculik. Awalnya dia berhasil lepas, tapi Ilham malah ketembak karena dia lengah" jawab Olivia yg terlihat kekhawatirannya. Ia mendapat cerita itu dari Rihdo kemarin sore.

"Oohh" ucap Gilang ber-oh ria.

'Kenapa sekalian ga selamat aja?' batin Gilang kesal.

•••

Dikelas Ilham, kini bel sudah berbunyi. Ajeng bingung kenapa Ilham belum datang juga. Apa Ilham akan terlambat? Atau tidak masuk? Tapi kenapa?

Ia menatap kursi kosong disebelahnya, bahkan sampai guru masuk pun Ia belum juga datang.

"Reno sama Ilham izin ga masuk hari ini, sekertaris tulis dibuku absen sama di agenda kelas ya" ucap Bu Lita walikelas Ilham sekaligus guru bahasa matematika.

Ajeng heran, izin kenapa Ilham hari ini? Kalaupun Ia ingin izin hari ini, mengapa kemarin Ia tidak mengatakan padanya?

•••

Sedangkan dikelas Gilang, Dini melihat Gilang yg aneh. Ia heran mengapa Gilang terlihat senang tapi sedih dengan bersamaan? Ia pun menghampiri Gilang dan duduk disebelah Gilang yg kebetulan muridnya belum datang.

"Gilang" panggil Dini yg membuat Gilang menengok.

"Kenapa?" tanya Gilang.

"Lo kenapa? Di satu sisi Lo keliatan senang tapi disisi lain Lo keliatan sedih, ada masalah?" tanya Dini.

"Iyakah? Gatau sih kek senang aja tapi sedih juga" jawab Gilang acuh tak acuh.

"Lo udah baikan sama kk Lo?" tanya Dini ingin tau.

"Kenapa jadi ngomongin dia? Ga ada topik lainkah?" tanya Gilang yg tiba-tiba mengganti raut wajahnya kesal.

"Gua pengen tau, gua tau Lo orangnya kaya gimana. Tapi karena Lo udah berubah, gua jadi ragu kalo Lo tetap kaya orang yg gua pikir" ucap Dini.

"Setiap orang memang pasti pernah berubah Din. Entah jadi lebih baik atau lebih buruk" ucap Gilang.

"Setidaknya Lo jangan nyesal sama perubahan Lo, Gilang" ucap Dini, "Dah ya, gua balik ke bangku gua dulu" ucap Dini lagi yg pergi ke kursinya.

•••

"Sekarang Ilham minum obatnya dulu ya" ucap Selly yg baru saya selesai menyuapkan Ilham.

"Ilham gimana kondisinya? Udah merasa baikan dek? Atau masih ada yg sakit?" tanya Ridho yg masih cemas.

"Udah gapapa ko Ka" jawab Ilham tersenyum.

Hati Yang Retak || Alwi Assegaf [End]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang