• Tak sengaja bertemu •

24 3 0
                                    

HAPPY READING!
-

"Mana sih anjir, kok gak ada?" Vina terus menggerutu ketika barang yang perempuan itu cari tidak juga ketemu. Sebenarnya barang itu titipan Aulia- mamahnya.

Coba saja mini market yang didekat rumahnya tidak tutup, Vina tak akan pergi sejauh ini. Sendiri pula.

Bruk.

"Aduh, maaf kak,"

Saking fokusnya mencari barang titipan mamahnya, Vina sampai tidak sengaja menabrak seseorang sampai barang-barang orang itu jatuh berhamburan.

"Lain kali hati-hati ya mbak," balas orang yang Vina tabrak.

Vina kenal dengan suara ini, walaupun sudah hampir 2 tahunan tidak mendengar suara ini.

"Navisa?"
"Loh, Vina?!"

Keduanya sama-sama terkejut. Apalagi Vina yang sangat-sangat terkejut dengan adanya Navisa disini.

Kenapa Navisa ada disini? Sejak kapan Navisa ada disini? Untuk apa Navisa kembali?

"Kok lo bisa ada di mini market ini sih, Vin? Bukannya jauh banget ya dari rumah lo?" tanya Navisa sambil memunguti barang-barang nya yang jatuh. Pastinya Vina ikut membantu Navisa.

"Yang dideket rumah gue tutup," jawab Vina seadanya. Selain canggung, Vina juga merasa pikirannya sudah kemana-mana.

Dulunya, Vina dan Navisa satu SMP namun beda kelas. Navisa itu baik, friendly, berteman sama siapa aja, cantik, pintar, perfect lah. Pentingnya lagi, Navisa adalah mantan terakhir Gala.

Inilah yang membuat Vina minder dan sempet meragukan Gala. Waktu Gala dan Navisa pacaran, ada banyak orang mendukung. Si cantik dan si ganteng sangat serasi bila bersanding. Selain itu, keduanya sama-sama berasal dari keluarga kaya.

Mereka putus pun bukan karena sebuah pengkhianatan, melainkan karena ketidakmampuan Navisa dalam menjalankan hubungan jarak jauh. Padahal kalau dipikir-pikir, dua-duanya kan sama-sama kaya tuh, kan bisa bolak-balik Jakarta-Bali. Itu hal biasa kan untuk mereka? Tapi ya, itu kan udah keputusan mereka berdua. Jadi orang luar seperti Vina tak memiliki hak untuk ikut campur.

"Apa kabar Vin?"

"Gue baik. Lo gimana? Betah gak di Bali?"

"Not bad lah Vin. Tapi jujur aja, gue lebih seneng di sini daripada di Bali."

"Hah? Kenapa? Bukannya Bali indah banget ya? Gue malahan pengen banget ke sana." ujar Vina antuasias. Bali memang tempat yang sangat ingin Vina kunjungi. Tapi dana nya gak juga ke kumpul, hehe. Dasar.

"Lo udah belum belanja nya? Kalau udah kita bayar dulu yuk. Nanti lanjut ngobrol di depan, kan didepan ada cafe tuh, ke sana aja biar enak ngobrolnya." kata Navisa panjang lebar.

"Udah kok. Soalnya barang yang gue cari kayaknya gak ada deh,"

Navisa tersenyum lalu mengajak Vina ke kasir untuk membayar barang masing-masing.

15 menit kemudian...

Selesai dibayar, keduanya berjalan secara beriringan keluar dari mini market menuju cafe yang ada disebrang mini market.

- G A V I N -

Seorang pelayan cafe datang dengan satu nampan berisi pesanan Vina dan Navisa.

"Thanks mbak," ucap Vina sambil melempar senyum ramah.

"Sama-sama kak," balas pelayan cafe. Setelah mengantar pesanan Vina dan Navisa, pelayan cafe tersebut pergi.

"Lo beneran cuman pesen minum? Gak mau makan?" tanya Navisa sekali lagi.

"Gue masih kenyang, Sa."

Navisa mengangguk-anggukan kepalanya mengerti, "Gue makan ya?"

"Iya, silahkan."

Vina menyedot minumannya sambil menatap jalanan dari dalam cafe.

"Gue pengen balik lagi ke sini, Vin." kata Navisa tiba-tiba membuat Vina tersedak. "Lo gak apa-apa Vin?" panik Navisa saat Vina batuk berkali-kali sampai wajahnya memerah.

"Kenapa mau balik ke sini?" tanya Vina penasaran. "Maksud gue, emang di Bali gak enak?" ralat Vina.

Bukan apa-apa, Vina takut kisah Gala dan Navisa kembali hidup setelah berhenti ditengah jalan. Kalau Gala dan Navisa balikan, bagaimana dengan Vina?

"Bukan gak enak, tapi gue ngerasa ada yang kurang aja gitu." Navisa menopang wajahnya dengan menggunakan kedua tangannya.

"Kurangnya apa?"

"Bokap, nyokap, abang-abang gue kan sama-sama sibuk ya. Nah, gue tuh kesepian banget, Vin. Sebelum gue pindah ke Bali, ada Gala yang selalu nemenin gue. Jadi gue gak ngerasa kesepian. Dan setelah kita berdua putus, gue kesepian banget." penjelasan Navisa berhasil menyentil hati Vina.

Tuh kan. Pasti ada hubungannya dengan Gala.

"L-lo ada niatan balikan sama Gala?" tanya Vina hati-hati. Dan anggukan mantap dari Navisa lagi-lagi berhasil menyentil hati Vina.

"Walaupun gue udah berkali-kali buka hati, dan pacaran sama cowok lain, tapi tetep Gala pemenangnya, Vin."

Vina menyedot minumannya kembali sampai setengah. Menelan minuman itu dengan susah payah.

"Tadi gue abis pulang dari rumahnya Gala. Abis temu kangen sama keluarganya." Navisa senyum-senyum sendiri.

"Lo ketemu keluarganya?" tanpa sadar Vina menaikan nada suaranya.

"Iya, emang kenapa?" Navisa menatap Vina heran. Merasa aneh dengan reaksi Vina.

"Oh, gak apa-apa kok. Semoga hubungan kalian bisa kayak dulu lagi ya, Sa?" Vina menggeleng dengan senyum paksa dibibirnya.

"Thank you, bestie. Kali ini gue gak akan lepasin Gala."

"T-tapi Sa, bukannya Gala udah punya pacar lagi ya?"

"Gue tau, kok. Tapi kan cuman pacar, belum istri. Gue masih ada kesempatan dong?" ujar Navisa santai, bahkan kelewat santai.

"Anjir ngeri, nyalinya gede juga."

•••
Hayoloh. Kira-kira diakhir nanti hubungan Gala sama Vina gimana ya? Ada yang bisa nebak?

Kalau nemu typo, tolong tandai ya! See u~

Gavin: Gala × Vina (SELESAI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang