Oekk ... Oekk ...
Karina segera berlari ke kamar atas. Begitu sampai di depan kamar, dia dikejutkan dengan suaminya yang sedang menggendong putri pertama mereka. Senyum pria itu semakin mengembang tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Sayang ... aku udah bilang buat jagain Kayla, bukan bangunin dia." Karina mendekat ke arah Jeno. Pria berpakaian formal dengan kemeja dan celana bahan itu tertawa setelahnya. "Nggak usah ketawa. Pegang ini." Karina menyerahkan spatula yang dia bawa kepada Jeno.
Sekarang baby Kay sudah berada di tangan Karina. Wanita itu menggoyangkan anaknya dengan perlahan dan menepuk pantatnya dengan pelan sampai tenang. Baby Kay akhirnya tenang. Bayi kecil berumur enam bulan itu mengusak mulutnya di dada Karina.
"Sekarang kamu turun ke bawah. Goreng ikannya."
"Loh belum kamu matiin?" tanya Jeno terkejut.
"Iyalah. Kamu kira aku ke sini teleportasi? Udah sana. Ntar ikanmu gosong." Jeno segera berlari ke dapur untuk mengecek ikannya. Sementara Karina menyusui Kay.
Selama tiga puluh menit kemudian Jeno kembali ke kamar. Bersamaan dengan itu Karina meletakkan bayinya di ranjang bayi. Karina berniat untuk berbalik, tapi tubuhnya dipeluk oleh Jeno dari belakang. Rahang pria itu bahkan sudah bersandar di bahu Karina, sedangkan tangannya melingkar di perut Karina.
"Kenapa hemm?" tanya Karina dengan lembut. Tangannya kanannya mengusap rambut Jeno dan tangan kirinya mengusap tangan Jeno.
"Kamu ikut di kantor aja gimana? Sama baby Kay?"
"Mulai deh. Manja banget loh."
Karina membalik tubuhnya, tangannya merangkum rahang tegas itu. Rasanya dia masih tidak menyangka bahwa Jeno sekarang ada di depannya. Penantian selama sepuluh tahun itu benar-benar terbayarkan sudah. Apalagi kehadiran putri kecil mereka yang menghiasi pernikahan mereka yang sudah berjalan selama dua tahun.
Selama dua tahun mereka menghabiskan waktu untuk saling mengenal lebih dalam. Tapi komitmen yang dibawa mereka juga menjadi boomerang kepada mereka juga. Jeno awalnya tidak mau memiliki Kayla, dia masih ingin menghabiskan waktunya berduaan dengan Karina seperti sekarang. Di sisi lain, dia juga tidak mau kalau kasih sayang Karina dibagi dengan anak mereka.
Pada akhirnya bukan Jeno yang cemburu dengan itu, justru Karina lah yang sekarang cemburu. Jeno hampir dua puluh empat jam bersama dengan Kayla. Hampir tidak pernah bersamanya. Mungkin hanya diwaktu mereka akan tidur atau di saat-saat seperti ini.
"Aku kalau ninggalin rumah itu nggak tenang tahu. Langsung kangen sama Kay." Jeno merengek kepada Karina.
Ya memang terkadang seperti ini. Karina harus mengurus dua bayi berbeda abad itu. Setelah bayi kecilnya tertidur, gentian bayi besarnya yang minta diperhatikan.
"Kalau kamu nggak kerja nanti Kayla makan apa hemmm?" Karina menyentuh hidung Jeno dengan jari telunjuknya.
"Tapi—" Cup! Karina mengecup bibir Jeno dengan cepat. "Apa itu tadi? Belum kerasa. Lagi ..." Karina mengecupnya kembali. "Lagi-lagi." Terakhir, kecupan itu bertahan dengan lama karena tengkuk Karina ditahan oleh Jeno.
"Hmmph ... Jen berhenti." Karina mendorong dada Jeno. "Masih pagi loh."
"Tapi aku udah kangen gimana dong?" Jeno berbisik dengan seduktif di telinga Karina.
"Hushh ... udah jam kerja—" Karina menghentikan kalimatnya karena baby Kay kembali menangis. Bayi perempuan itu lalu membuka matanya dan menatap Jeno. Tangannya mengais-ngais dasi Jeno.
"Ohh mau sama papa ya? Sini sama papa. Jangan sama mama yang galak."
"Hihi." Bayi itu tertawa seolah menyetujui perkataan Jeno. Jeno menciumi anaknya berkali-kali. Setelah puas dia beralih kea rah Karina.
Jeno mencium pipi Karina yang masih berisi setelah melahirkan Kay. "I love you," bisiknya.
Jeno memang tidak tahu kata romantis yang bisamembuat Karina meleleh. Tapi Jeno selalu berusaha melakukan yang terbaikuntuknya. Selalu berusaha ada di dekatnya. Sekalipun Jeno pernah bertengkardengannya, tapi tak sekalipun Jeno benar-benar meninggalkannya. Jeno masihselalu ada ketika dia hamil pertama kali. Jeno memang tidak ingin memiliki Kaylebih cepat, tapi dia juga tidak pernah meninggalkan Karina. Dan satu yangKarina suka, Jeno selalu punya cara untuk membuatnya bahagia.
oke ini extrachaptnya emang tidak sewaw itu karena memang aku tidak jago membuat kisah orang berumah tangga. dan juga ini pendek karena event ini hanya membatasi sebanyak 10k kata. jadi aku juga meminimalisir konflik dan percakapan yang tidak penting. mungkin sampai ketemu nanti di Jenrina couple. kalau niat bikin sih. soalnya belum ada ide juga. haha. byebye. and thanks for @ IndryLyn karena udah rajin like dan komen. hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Breaking My Life After The Spring Comes
Fanfiction[Complete] Musim semi bisa dikatakan sebagai musim untuk jatuh cinta. Karina memanfaatkan musim itu untuk memberikan surat cintanya pada Jeno. Tidak seperti dugaannya, Karina ditolak tapi yang lebih menyebalkannya lagi surat cintanya dibaca keras-ke...