38.Go Way!

1K 106 36
                                    

Sore pun tiba, dimana semua peserta study tour mempersiapkan kegiatan yang akan di laksanakan sebentar lagi. Sila, Filo, dan Kyla duduk melingkar bersama murid yang lain, dimana Bu Yuni berdiri di tengahnya.

"Darma gimana keadaannya?" tanya Kyla berbisik.

"Mungkin udah baikan."

"Mungkin? Lo gak nemenin dia di tenda?"

Sila menggeleng dengan santainya.

"Gimana sih lo, Sil! Harusnya sebagai pacar lo itu harus perhatian sama Darma. Dia kan lagi sakit dan mungkin butuh kasih sayang."

"Sila itu cuma pacarnya bukan emaknya. Lagian si Darma bukan anak kecil lagi, Kyla." Sahut Filo.

"Ya gue tau cuma kalau Darma butuh apa-apa kan ada yang bantuin. Kasian tau liat Darma yang biasanya keras jadi lemes begitu," ujar Kyla prihatin.

"Kenapa gak lo aja yang jagain dia?" kesal Filo. Kini gadis itu menoleh pada Sila yang sedang merenung.

"Udah Sil gak usah dengerin Kyla mending lo di sini aja sama kita. Selama ini kan Darma udah jahat sama lo ngapain lo urusin dia pas lagi sakit," ujar Filo.

Tiba-tiba Sila mengangkat tangannya kearah Bu Yani.

"Bu, saya izin ke tenda," izin Sila. Tanpa ragu pun Bu Yuni mengizinkan gadis itu pergi.

"Tuh kan gara-gara lo, Sila pergi!" Filo memukul lengan Kyla menyalahkan gadis itu.

"Yaudah sih biarin. Emang lo gak mau apa liat mereka berdua akur."

••••

Sila pergi mendatangi tenda Darma, setelah pikir-pikir ucapan Kyla ada benarnya. Kalau pria itu butuh sesuatu bagaimana? Siapa yang akan membantunya?

Sila melihat Darma sedang tertidur pulas di tendanya. Sila mendekati dan kembali mengecek suhu tubuh Darma. Suhu tubuhnya sudah kembali normal dan sudah tidak mengeluarkan keringat dingin lagi.

Ketika Sila akan keluar dari tenda tiba-tiba tangannya di cekal. Ia menoleh melihat Darma sudah bangun dan menahan pergelangan tangannya. Ruam merah di wajahnya belum hilang dan bibirnya masih terlihat pucat.

"Kok bangun?"

"Lo khawatir kan sama gue?"

Sila berdecak.

"Gak usah terlalu berharap. Bu Yuni yang nyuruh gue cek keadaan Kak Darma," ucap Sila beralibi.

"Ouh Bu Yuni."

Darma mengangguk percaya saja dengan kebohongan gadis itu. Padahal sudah terlihat jelas tadi wajahnya yang khawatir.

"Kalau gitu gue balik ke lapangan dulu."

Saat Sila hendak beranjak, Darma menarik lengan Sila membuat gadis itu jatuh ke dada bidangnya. Untuk beberapa saat hening menyelimuti mereka. Keduanya sama-sama terdiam menetralkan debaran yang sulit untuk mereka atur.

"Ekhem!" Deheman Darma menyadarkan Sila. Buru-buru Sila bangkit dari dada bidang Darma sampai tidak sadar jika rambutnya nyangkut di resleting jaket Darma.

Darma mendengus.

"Gak orangnya gak rambutnya nyusahin semua!"

Darma membantu melepaskan rambut Sila yang tersangkut di resleting jaketnya.

"Ini juga gara-gara lo yang tiba-tiba tarik gue!"

DARMASILA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang