Pagi ini semua kelas 11 tengah berdiri dilapangan outdoor yang luas menggunakan baju training, ini pertama kalinya mereka berada dilapangan yang sama hanya untuk berolahraga, ini semua semalam mereka mendapat pemberitahuan bahwa guru olahraga mereka selama seminggu ini tidak bisa mengajar dan hanya bisa mengajar hari ini, untuk itu semua kelas dikumpulkan menjadi satu padahal mereka hanya perlu mengambil nilai untuk lari 500m setelah itu mereka bebas melakukan apapun.Jika ada pelajaran yang paling dibenci oleh Elora tentu adalah penjaskes, ia sungguh tak menyukai pelajaran itu, untuk itu ia sama sekali tidak ada semangat hari ini untuk melakukan lari 500meter itu apalagi ini haid hari pertamanya, Elora dan haid bukanlah sesuatu yang team yang baik karna gadis itu selalu merasakan sakit luar biasa saat hari pertama juga jangan lupakan mood-nya yang jelek saat mendekati haid atau pun saat haid.
Setidaknya ada 140 siswa yang dikumpulkan di lapangan sambil melakukan pemanasan, mau tak mau Elora pun harus melakukan pemanasan meskipun ia sedang merasakan sakit pada perutnya. Dengan menahan sakit gadis itu menggerakkan tubuhnya sesuai instruksi. setelah itu mereka di suruh duduk menunggu giliran mereka dipanggil untuk mengambil nilai.
Elora duduk sendirian dalam diam dan ia tak keberatan untuk itu, ia berusaha untuk menjaga ekspresi wajahnya agar tidak menunjukkan kesakitan, ia sama sekali tidak ingin membuat scene yang menggiring opini publik lagi tanpa menyadari jika sedari tadi Alvaro memperhatikannya dari jauh bahkan ketika pria itu berlari untuk mengambil; nilai, ia masih sesekali melirik ke arah Elora.
Tiba saatnya Elora dipanggil bersama beberapa siswa untuk mengambil nilai, mereka semua mengambil ancang-ancang untuk berlari dan begitu siulan terdengar semuanya pun berlari, pengambilan nilai ini bukan mengenai siapa yang cepat tapi mengenai bagaimana cara berlari yang baik.
Begitu selesai Elora langsung mengatur napasnya, ia lelah dan ia merasa perutnya makin sakit untuk itu ia langsung duduk di pinggir lapangan sambil meminum air mineral yang memang ia tinggalkan disana. Alvaro langsung menghampiri gadis itu hingga membuat Elora tersentak.
"Kagetin anjir." Omel Elora.
"Lo lari jelek banget."
"Terus masalahnya apa?"
"Nilai lo pasti jelek kalo soal penjas, lo nggak doyan olahragakan?"
"Emang."
"Perbanyak kali olahraga."
"Aduh, lo ribut." Omel Elora yang memang sedang sensitif lalu gadis itu pun bangkit berdiri menjauh dari Alvaro, pria itu hanya memandang kepergian Elora dengan senyum jailnya, ia memang sedari tadi hanya mempermainkan Elora karna ia melihat gadis itu terus diam dan dalam ekspresi yang dingin.
Alvaro baru melangkahkan kakinya keluar dari lapangan outdoor menuju lapangan indoor saat melihat Elora memasuki ruangan itu, begitu ia masuk ia bisa melihat gadis itu tengah duduk bersama teman sekelasnya yang entah siapa tapi merupakan seorang perempuan, Alvaro pun kemudian langsung menghampiri dua curut yang sedang bermain basket.
"Loh mas, kok nggak bareng bebeb El?" Tanya Sebastian begitu menyadari kehadiran Alvaro.
"Lagi sama temennya dia." Jawab Alvaro singkat lalu ikut bermain basket dengan yang lainnya hingga membuat anak-anak lain terutama yang cewek-cewek bersorak girang.
Sedangkan disisi lain Elora merasa ia ingin pingsan karna merasa sangat pengapdidalam ruang olahraga indoor yang semakin banyak diisi oleh para siswa-siswi juga karna rasa sakit haidnya yang semakin menjadi, dengan perlahan ia menuruni tangga untuk keluar dari lapangan indoor tapi naasnya sebuah bola basket melambung tinggi kearah belakang kepalanya dan ia tidak tau apa-apa yang ia dengar hanya banyak orang meneriaki namanya sampai ia merasakan kepalanya dihantam bola.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge - (Vrene Lokal) - END
Fanfic"Lo bisa balas dendam, dia bisa lakuin hal itu ke lo dan lo bisa lakuin hal yang sama ke dia, buat mereka menyesal." Elora jadi tertarik dengan perkataan Alvaro, "Gimana caranya?" "Jadi pacar gue, bikin mantan lo itu menyesal karna udah mutusin lo...