Aku membaringkan tubuhku ke atas kasur, menutup kedua mataku dengan lengan. Musik bergema di dalam kamar, lampu redup melengkapi kegalauan ku malam ini.
Dulu, jam segini itu waktunya aku dan Tian telponan. Membahas apa saja yang terjadi hari ini, bercerita apa saja yang kami lakukan hari ini. Dulu, Tian selalu menjadi tempat berkeluh kesahku, keluh kesah tentang pekerjaanku, keluh kesah tentang keluargaku, keluh kesah tentang teman temanku. Dulu, Tian selalu menghiburku kalau aku mengeluh hari ini aku sangat lelah. Dulu, Tian selalu menemaniku menyelesaikan pekerjaanku yang belum ku selesaikan. Dulu, Tian selalu memberiku saran kalau aku bingung. Semuanya dulu. Sekarang tidak lagi.
Kami masih berhubungan, tapi sudah lama tidak bertemu. Kami masih berhubungan, tapi sudah 4 hari Tian tidak membalas pesanku. Kami masih berhubungan, tapi aku tidak tahu kabarnya. Kami masih berhubungan, tapi aku tidak tahu sekarang Tian ada dimana.
Aku tidak kenal temannya, aku tidak tahu rumahnya, aku tidak tahu keluarganya, aku tidak tahu dimana dia tinggal.
Salahku sih, kita pacaran tapi aku sama sekali tidak mengenalnya. Sedangkan dia, dia tahu semua tentangku.
Tian hilang, hilang tanpa kabar. Dan aku bingung harus mencarinya seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Short StoryKehilangan seseorang yang pernah menemani setiap hari itu sakit ya?