Dare tiga puluh lima

156 12 0
                                    

Judul part ini 'Vacation'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Judul part ini 'Vacation'

•••

Pintu markas geng motor itu terbuka lebar menampilkan seorang yang telah babak belur serta lengan dan lutut  di balut oleh perban. Dia melangkah pelan menghampiri tempat para anggota Vektor berkumpul bersama wajahnya memerah menahan amarah sedari tadi jarinya terkepal.

"Dia. Adeknya Reigan g****k! Dimana si Vino?" Katanya tiba-tiba mendapati para anggota lain sibuk berkumpul dalam markas seakan tak khawatir akan keadaan para pimpinan dan inti geng mereka. Mereka menoleh bersamaan lalu memandang satu sama lain menatap anggota inti kini menghampirinya dia bukan sekedar inti, bahkan para anggota inti tak segan-segan memberikan siksaan bila mereka melanggar sedikit saja, di samping memiliki segala kekuasaan.

"Dio koma dihabisi orang asing, dam!" Jawab salah seorang dari mereka.

"Sialan! Kenapa gue gak sadar si Kelvin penghianat sebenarnya?! Jangan cuma diem lo harus cari dia habisin anak itu! Bisa-bisanya dia berani ngabisin kita!" Ucap lelaki yang nampak tak berdaya itu dengan luka lebam dan kaki pincangnya. Sekuat itukah Kelvin?

"Tapi, gimana kalo gue yang habisin lo duluan?" Seorang berhoodie hitam membalikan badannya seraya berdiri membuka penutup kepala. Si lelaki pincang mengepalkan jarinya kian erat sembari melayangkan tatapan tajam. Mereka sama-sama tersenyum miring. Satu dari mereka yang berbadan besar mendekat mencengkram penuh keberanian melayangkan pukulan bertubi-tubi padanya jangan salah dia punya dendam tersendiri pada inti Vektor hanya gara-gara perilaku semena-mena darinya.

BUGH!

"Lo kerja sama si Kelvin? Lo semua bodoh! Dia penghianat dalam selimut g****k!" Katanya sudah tersungkur setengah berbaring di bawah mantan anak buahnya itu.

"Kalo Lo berani nindes gue sama yang lain! Rasa gimana ya?" Senyum getir terpancar dari wajah pria besar itu melayangkan kembali pukulan mautnya yang selama ini para anggota inti selalu layangkan ketika mereka berani menentang mereka.

"Cukup. Dia bakal mati kalo lo terus sakitin dia!" Lerai Kelvin melihat lelaki itu kian tak berdaya. Dia tidak mau dicap menjadi pembunuh.

"Dia banyak nyiksa anak-anak gue gak terima!"  Pria besar itu melepaskan kasar cengkeramannya seraya tersenyum miring meninggalkan pria penuh luka lebam itu. Kelvin menatap dengan wajah sulit di artikan berbalik pergi, kedua lengan dia selipkan pada saku jaket Hoodie nya meninggalkan markas Vektor. Dia rasa semuanya sudah berakhir sampai disini.

Pria berbadan besar itu menatap sinis kini beralih menatap para kawannya seraya tersenyum miring tidak ada yang tau apa arti dalam senyuman mereka.

•••

Kelvin menatap kosong gundukan tanah merah itu sembari menaruhkan bunga merah untuk Gavin. Beribu maaf yang dia lontarkan tak bisa membangunkan lelaki itu dia bahkan dia akan pernah melihat sosok lelaki dingin itu kembali. Entahlah terlalu banyak penyesalan hingga dendam mendalam atas meninggalnya dua orang berarti dalam hidupnya. Lucu, dia teringat ketika dirinya, sang bang, dan Gavin bermain bersama selayaknya kakak beradik. Namun, sekarang waktu itu tidak akan pernah terulang lagi.

ZERLON [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang