My girl can wear whatever she likes, cause I can fight.Adalah prinsip yang aku pegang. Dua hari yang lalu, kekasihku bertandang ke sebuah acara festival jazz tahunan yang sangat meriah dan mengundang antusiasme masyarakat.
Not trying to be that possessive boyfriend, but she already told me that thus going to be all girls day.
Kemarin, dengan penuh kejutan tiba-tiba aku menerima berita bahwa dia menjamu Band Prep, band kesukaannya dan Ibu. The tension was a bit high, aku sedikit tidak nyaman dengan kondisi dimana Wendy memasak untuk pria lain.
A bunch of guys.
Aku tidak mau merusak suasana karena tiga hari libur adalah hal yang berharga. Aku ingin hari-hari kami diisi oleh kebahagiaan. Tapi mungkin hari ke-2 liburku, aku akan menegurnya dengan satu alasan yang bodoh.
"Wendy?" Ujarku kepadanya yang baru bangun dan masih mencari tubuhku untuk dipeluk.
"Hng?" mungkin dia masih belum 100% sadar karena detik selanjutnya, ia telah berhasil memelukku dan melanjutkan tidur.
"Hon, katanya mau bangun jam 8?" tanyaku seraya membelai punggungnya.
"Gak jadi, capek," ujarnya yang membuatku terkekeh.
"Mau sarapan apa? Aku mau pesan makan nih," balasku yang tadinya mau bertanya masalah sepele itu, namun tangan mungil wendy itu keluar dari selimut dan meminta gawaiku untuk memesan makan, "hah?" Mata lelahnya langsung membulat saat melihat foto itu.
"Darl..." ia menatapku bersalah.
"Mind to explain?" Aku tidak bisa menutupi raut cemburu ini, "kalian berdua terlihat dekat?" menelan salivaku, agar emosi tidak naik. Selanjutnya aku mencubit pipinya yang masih bengkak pasca bangun tidur.
"Aku... ketemu aja gitu di booth instagram, demi apapun itu gak direncanakan," ujarnya lalu menaruh gawaiku sembarangan. Dia mencoba untuk mendekat, justru menindih tubuhku.
"Sayang... aku gak bohong, seriusan cuma janji sama Irene unnie dan staff," Counter strike 2
"Bajunya serasi yah, biru-biru..." kataku.
"Kenapa sih? Kok jadi cocoklogi... masa gak boleh dia pake baju biru?" wanita itu mengerinyitkan dahi.
"Aku fine aja sih sebenarnya kamu mau ketemu sama cowok manapun, but you looked hot that day, aku jadi khawatir," pipinya memerah saat aku tidak sengaja memujinya.
"You're down so bad" ujarnya lalu mengembuskan napas berat.
"But we talked about clothes and all 'kan? Yang itu kaya... terlalu terbuka atasnya dan aku gak ada di sana. I saw your snapgram last two days and I don't have to explain kan apa yang aku lihat?"
"Hon... kan wajar aja kalo aku pergi ke festival pake baju kaya gitu, like what should I wear tho? A fucking sweater and trousers? It was so damn hot that day, just in case you didn't know" tidak ada yang bisa melihat sisi ini dari Wendy, selain aku dan orang-orang terdekatnya.
"Slow down, aku gak ngajak ribut. Wajar, wajar banget," wanita yang masih kekeuh untuk menumpukan semua tubuhnya di atas tubuhku ini mulai meninggikan suaranya, aku membelai sisi wajah Wendy, "wajar juga 'kan kalo aku cemburu and being protective ke pacar aku? Aku tau si gaada yang lebih ganteng dari aku, but yeah... eric bukan orang yang bisa aku gampangin"
She giggled, "jadi ceritanya cemburu ini?" ia menarik hidungku lumayan kencang.
"Mungil-mungil tenaga kamu tuh kuli, pelan-pelan ngapa!" Ujarku lalu memegang batang hidung yang mungkin akan patah.
"But last night you have me all night long, we cuddle on your bed, aku tuh punya kamu, what's with that insecurities?" Aku sudah tidak terkejut lagi, Wendy dan mulut manisnya, harafiah dan tidak.
damn she knocked me down.
Meleleh, aku merebahkan leherku yang mulai kaku karena berusaha untuk menatap wajahnya, "Kalah sih, telak" ujarku yang tidak tahu harus membalas apa lagi. Atau malas memperpanjang masalah.
"Lucu banget sih," ujarnya yang justru merangkak naik ke atas tubuhku. Sekarang seluruh badannya benar-benar di atasku, "ayang lucu"
"Aku emang lucu terus," balasku tanpa mau menatapnya yang berusaha mengalihkan pandanganku.
"Chanyeol insecure, fansnya harus tahu sih. Biasanya paling PD mampus," ujar Wendy mengolokku.
"Yaudah coba kasih tau, apa gak gempar dunia persilatan,"
"Bener ya? Aku siarin nih di radio, gampang banget,"
"Nanti aja deh, kalo udah ada baby Park" ini adalah cara paling mujarab untuk membuat Wendy terdiam.
"HAHHH? Orang gila! Kamu aja yang lahirin sana!" Secara langsung, wanita itu langsung bangun keluar kamar. Oh tidak lupa dengan menutup pintu kamar dengan kencang. Aku hanya bisa terkekeh karena dia tidak pernah bisa mengambil ini sebagai lelucon. Memang bukan bercanda juga sih.
Lovely one, Wendy Shon
***
Ty for reading,
With love
Snowingbleu💙Hiyaa shout out utk mas eric nam yg udh jadi cameo di sini🫰
Should I wrote fluff more??
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine: wenyeol
FanfictionIf this ain't about Wendy and Chanyeol, it's gotta be Windy and Calvin.