Secret room

721 49 5
                                    

Happy Reading ❤️

Seorang gadis nampak syok dengan apa yang berada dihadapannya. Manusia tak bernyawa itu membelalakkan matanya besar seakan melemparkan tatapan benci kearahnya. Tubuh gadis itu terpaku, ia tidak bisa bergerak bahkan hanya untuk memundurkan langkahnya pun terasa sangat begitu berat. Nafasnya pun tercekat, terhenti ketika melihat manusia seperti zombie itu mulai bangun dan merangkak dengan mengerikan berjalan menuju kearahnya. Mulutnya mengeluarkan banyak darah. Tubuhnya sempoyongan berjalan semakin dekat. Hingga wajah mereka bertemu dan saling berhadapan.

"SEMUA INI SALAH MU!"

Teriak orang itu dengan lantang membuat telinga siapapun yang mendengarnya akan merasa sakit. Gadis itu mencoba menjauhinya dan menutup telinganya yang terasa berdengung menyakitkan.

"KAU HARUS IKUT BERSAMA KU!"

Manusia mengerikan itu hendak mencekik leher sang gadis. Hingga tiba-tiba...

"HAH?!"

"Apa kau bermimpi buruk?" Pertanyaan sederhana yang membuat sang gadis terkejut. Dahinya berkeringat dingin dan suhu tubuhnya tiba-tiba panas. Ia mencoba mengingat kembali, apa yang sudah terjadi.

"Tidurlah lagi, malam masih panjang" Ucapnya dengan santai sembari membaca sebuah buku. Gadis itu menoleh padanya.

"Jam berapa sekarang kak?" Tanyanya dengan suara bergetar.

"Jam satu malam, tidurlah lagi. Aku akan berjaga untukmu" Ujarnya dengan tanpa menoleh sedikitpun dari buku yang sedang dibacanya. Gadis itu kesal.

"Gak mau! Nanti mimpi buruk lagi!" Ia malah beranjak duduk.

"Tidurlah Dayna. Apa kau tidak mendengarkanku?" Kini dia menatapnya dengan dingin seakan tak mau terganggu.

"Kak Zefan kemana aja si? Terus, kak Zefan kenapa waktu itu nyuekin Dayna, kak Zefan sebenarnya benci ya, sama Dayna?"

Mendengar beberapa pertanyaan itu, membuat Zefan sedikit bingung. Darimana gadis ini mempelajari pertanyaan bodoh seperti itu?

"Ya. Aku memang membencimu, puas?" Dengan tanpa rasa bersalah ia mengucapkan hal itu kepadanya.

"Dayna juga sama, benci kak Zefan!"

Mendengar ungkapan itu, lantas Zefan menoleh dengan cepat padanya. Raut wajahnya terlihat tidak suka dengan pernyataan tadi. Hei, dia pikir tadi gadis itu menyukai ungkapannya?

"Memang seharusnya seperti itu" Zefan pun merubah tampilan wajahnya seperti biasa lagi.

"Tapi boong!" Dayna menutup mulutnya yang hendak tertawa melihat ekspresi wajah Zefan tadi.

"Apa kau benar-benar amnesia, Dayna?"

Ntahlah, kedua mata Zefan seakan menyala dikegelapan. Membuat nyali Dayna menciut untuk menatapnya.

"Kalo begitu, kak Zefan boleh pergi dari kamar Dayna. Kak Zefan gak perlu lagi jaga Dayna"

"Haha memangnya siapa juga yang ingin menjagamu! Dasar bodoh! Aku melakukan semua ini atas dasar perintah papa!"

I Became a Mafia Family ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang