57. Back to you

622 37 0
                                    

Tak

Tak

Bunyi tongkat  berbahan kayu eboni hitam menghantam lantai keramik pelabuhan terdengar cukup nyaring. Pria bertongkat dengan rambut yang sebagian sudah mulai memutih itu melangkah keluar menuju sebuah mobil berlabel 'Toyota'. Dibalik kacamata hitam yang ia pakai, matanya tetap waswas melihat ke sekeliling sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. 

"Selamat datang kembali, Tuan. Semua orang akan terkejut dengan kabar kembalinya Anda." ucap pria yang berada di belakang kemudi. 

"Tidak. Jangan beritahu siapapun, aku ingin memberikan kejutan pada seseorang." Jawab pria itu sembari tersenyum miring pada tongkat berkepala bundar dilapisi dengan logam mulia 14 kt. 

"Baiklah. Aku berani bertaruh, putramu pasti akan menjadi orang yang paling terkejut." 

Pria berusia kepala enam itu tertawa hambar "Lihat saja nanti." 

*** 


Bulu mata lentik itu bergetar. Tidurnya terusik kala merasakan deru napas halus  teratur menerpa kulit wajahnya. Tak lama, sepasang kelopak mata itu perlahan terbuka. Senyum simpul melengkung indah tatkala menyadari keberadaan seorang pria berdurja tampan sedang berbaring pulas menghadapnya. Satu tangan kekar pria itu memapankan diri menjadi bantal tidurnya semalam. Sedang satu lagi, melingkar diatas pinggangnya.

Dengan gerakan halus, Raline mengusap rahang tegas pria itu. Sangat halus dan pelan agar Sang Empunya tidak terbangun. 

Masih belum yakin apakah ini benar nyata atau hanya mimpinya semata. Pria yang begitu ia cintai kini sudah kembali ke sisinya. Kalaupun mimpi, biarlah ia terlelap lebih lama untuk sekadar menikmati setiap inci wajah gagah dihadapannya. 

"Kau sudah bangun?" suara parau khas bangun tidur membuat usapan tangan wanita itu terhenti. 

Permata hitam di balik kelopak yang awalnya menutup itu kini menatap hangat padanya. Sorot mata itu sejenak membuat Raline terpana hingga mengabaikan pertanyaan Ranu. 

"Bagaimana perasaanmu?" 

Sampai pertanyaan kedua muncul, Wanita itu masih saja memaku fokusnya pada netra sehitam arang di depannya. 

Menyadari lawan bicaranya tak merespon sebagaimana mestinya, Ranu menghela napas pendek sembari tersenyum hangat. 

"Kenapa? Kamu tidak percaya aku benar-benar ada disampingmu saat ini?"

Apa...Apa dia baru saja membaca pikiranku? dia...

 Pria itu kembali tersenyum mendapati raut wajah wanita didepannya berubah sedikit terkejut. 

"Mulai sekarang dan seterusnya..." Satu tangan Ranu bergerak menyelipkan sejumput rambut Raline ke belakang telinga. "Aku tidak akan membiarkan siapapun berusaha menjauhkanmu dariku. I promise, hm?" 

Raline masih menatapnya dalam sebelum beberapa saat kemudian mengangguk dan tersenyum samar. 

Keduanya berganti posisi menjadi duduk. Tentu saja, dengan Ranu yang senantiasa membantu Raline karena otot-otot wanita itu belum cukup kuat. 

"Wanita itu... kau tidak melakukan sesuatu yang buruk kepadanya kan?"

Ranu terdiam, sedikit tertegun saat Raline mendadak bertanya soal wanita gila yang kemarin datang mengaku sedang hamil anaknya. 

"Ranu?" 

"hm?"

"Kau... tidak melakukan sesuatu padanya kan?"

If Something Happens I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang