Karena Jacob menjadi ketua tim pemasaran yang baru, maka Nico dan Jacob sepakat untuk melakukan pertemuan terlebih dahulu. Setidaknya agar mereka saling mengenal dan mengetahui proyek yang tengah mereka kerjakan dan proyek yang akan mereka kerjakan selanjutnya. Suasana pertemuan tersebut terasa sangat baik, mengingat jika Jacob yang baru di posisinya sebagai ketua tim, ternyata sangat ramah dan memiliki kemampuan beradaptasi yang sangat baik. Ia juga memiliki kompetensi yang sangat baik, hingga rasanya memang pantas untuk menduduki posisi ketua tim.
"Karena kini kita harus bekerja sama dalam mengerjakan proyek ini, bagaimana jika kita saling membantu dengan bekerja berpasangan?" tanya Jacob sembari menatai Nico selaku ketua tim perencanaan.
Nico sendiri sebenarnya tidak merasa keberatan. Sebab jika mencapur dan melakukan pekerjaan secara berpasangan dengan masing-masing perwakilan tim, pasti semuanya akan berjalan dengan sangat baik dan lebih cepat daripada seharusnya. Lia yang ikut dalam rapat tersebut pun mendukung perkataan Jacob.
Lia berkata, "Sepertinya itu adalah ide yang sangat baik. Kita bisa mempercepat pengerjaan proyek kita, karena masing-masing perwakilan tim bisa membantu dalam pengerjaan proyek dalam porsi yang sama besar."
Lalu Nico sendiri bertanya pada anggota timnya yang lain, guna mendengarkan pendapat mereka mengenai hal tersebut. Hampir semuanya setuju, tersisa Selina yang tampaknya sedari tadi memang terlihat tidak fokus. Ia yang bisa terbilang menduduki posisi cukup penting dalam tim perencanaan tersebut, terlihat pucat dan tidak bisa memfokuskan pikirannya.
Hingga Lia yang duduk di sampingnya pun menyenggol tangannya dan bertanya, "Kenapa terlihat tidak fokus seperti itu? Tuan Nico baru saja menanyakan pendapatmu. Jadi, bagaimana?"
Tentu saja Selina tampak terkejut, karena sebelumnya ia benar-benar tidak fokus. "Ah, maaf. Saya sepertinya kurang enak badan, jadi sulit bagi saya untuk memfokuskan diri," ucap Selina terlihat menyesal.
Lalu Jacob yang mendengar hal itu pun tersenyum dan berkata, "Maaf, sepertinya kau terkejut karena aku tiba-tiba muncul dan menjadi rekan kerjamu. Seharusnya, aku mengabarimu terlebih dahulu."
Tentu saja perkataan Jacob tersebut lebih dari cukup membuat semua orang yang mendengar perkataannya, menyadari bahwa sebelumnya Jacob dan Selina sudah saling mengenal. Atau bahkan keduanya memiliki sebuah hubungan yang menarik untuk diperbincangkan oleh mereka semua. Jika Jacob terlihat sangat mudah didekati dengan ekspresi yang ramah, maka Selina terlihat semakin pucat, dan ekspresinya terlihat sangat tidak baik.
Selina pun dengan kaku berkata, "Anda tidak memiliki kewajiban apa pun untuk mengabari saya seperti itu."
Tentu saja respons yang diberikan oleh Selina tersebut membuat orang-orang yang berada di sana berpikir, jika sepertinya hubungan keduanya di masa lalu tidak terlalu baik. Sementara Nico secara diam-diam terus mengawasi dari posisinya. Ia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi di antara Jacob dan wanita yang menarik perhatiannya itu.
Sementara Lia yang merasakan momentum pun segera berkata, "Jika memang kalian sudah saling mengenal, lebih baik kalian berpasangan saja. Sepertinya kalian bisa bekerja sama dan saling membantu dengan baik. Anda juga bisa dibantu beradaptasi dengan jauh lebih cepat."
Jacob yang mendengar perkataan tersebut pun mengangguk. "Aku sama sekali tidak keberatan dengan hal itu. Hanya saja, apa Ketua Tim Nico setuju dengan pengaturan ini?" tanya Jacon.
"Jika tidak ada seorang pun yang merasa keberatan, termasuk Nona Selina, maka aku akan setuju untuk melakukan hal tersebut," ucap Nico.
Lia pun menatap Selina yang masih terdiam dengan ekspresi yang sulit dibaca, dan bertanya, "Bagaimana? Apa kau setuju?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mimpi Panas 3 : Selina & Nico
RomanceMENGANDUNG KONTEN DEWASA HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN! harap follow akun Mimi dulu yaw😉 Sebagai seorang incubus, entah sudah berapa banyak mimpi yang Nico masuki, dan berapa banyak wanita yang menghabiskan malam dengannya. Semuanya bergerak sesuai de...