Mimpi Panas 3 : Selina & Nico

16. Tanda Kepemilikan

"Kau membuat kopi? Apa aku boleh mencicipinya?" tanya Nico pada Selina yang baru saja selesai membuat kopi.

Selina pun mengangguk dan memegang gelasnya. Lalu secara alami Nico pun meminumnya begitu saja, membuat orang-orang yang tengah berada di ruang bersantai di kantor mereka menahan napas mereka. Selina dan Nico saat ini benar-benar menunjukkan kedekatan mereka dengan terang-terangan. Tentu saja, hal tersebut tidak terjadi begitu saja. Sebab ini adalah cara yang dipikirkan oleh Nico untuk melindungi Selina, yaitu menunjukkan bahwa dirinya dan Selina sudah menjalin hubungan, dan ia akan melindungi Selina.

Selina sendiri sadar, percuma saja dirinya berusaha untuk terus melarikan diri dari Jacob. Sebab suatu saat, bisa saja Jacob kembali masuk ke dalam kehidupannya dengan sengaja. Karena itulah, Selina meminta tolong pada Nico. Secara garis besar, Selina sudah menjelaskan bahwa ia dan Jacob memang memiliki hubungan di masa lalu.

Namun, hubungan tersebut berakhir begitu saja dengan sangat buruk, dan Selina sama sekali tidak berpikir untuk kembali menjalin hubungan dengan Jacob. Hanya sampai titk itu Selina menjelaskan hubungannya dengan Jacob di masa lalu. Selina tidak menjelaskan secara detail, apa yang membuat hubungan mereka berakhir, dan apa yang membuat dirinya sangat membenci Jacob. Nico sendiri tidak menanyakannya lebih jauh.

Seakan-akan mengerti, bahwa Selina sangat tidak senang dengan topik pembahasan tersebut dan secara alami menghindarinya. Tentu saja, hal tersebut semakin membuat Selina yakin untuk meminta pertolongan pada Nico. Sebab Nico memahami situasinya, dan tidak memiliki banyak pertanyaan yang bisa membuat Selina merasa tidak nyaman. Selina berharap, Nico bisa membantunya untuk benar-benar lepas dari Jacob yang serupa dengan mimpi buruk yang mengerikan baginya.

"Enak. Apa kau ingin camilan? Aku memiliki camilan yang cocok dengan kopi," ucap Nico membuat Selina yang terlibat dalam sandiwara tersebut mengangguk.

"Kalau begitu ayo," ucap Nico lalu menggenggam salah satu tangan Selina untuk mengajaknya pergi ke tempat yang nyaman untuk menikmati secangkir kopi dan kudapan yang lezat.

Tentu saja setelah kepergian Nico dan Selina tersebut, orang-orang mulai membicarakan keduanya. Sebenarnya memiliki hubungan di tempat kerja dengan sesama rekan kerja sama sekali bukan rahasia atau hal yang tabu. Mengingat sudah banyak pasangan yang bermunculan di kantor mereka tersebut. Namun, Nico dan Selina sama sekali tidak ada dalam bayangan orang-orang bahwa keduanya akan menjadi pasangan yang manis seperti ini. Terlebih, sebelumnya jelas-jelas Lia dan Jacob menunjukkan ketertarikan pada Nico serta Selina.

Eria menatap Lia yang terlihat berada dalam suasana hati yang sangat buruk. "Apa kau baik-baik saja?" tanya Eria.

Lia menggeleng. "Bagaimana bisa aku baik-baik saja setelah melihat itu semua?" tanya balik Lia dengan ketus.

Eria sendiri menghela napas. Sebelumnya, mereka sudah bertanya pada Nico apa sebenarnya hubungannya dengan Selina. Lalu Nico dengan lugas menjawab, bahwa kini Nico dan Selina tengah menjalin hubungan. Namun, Nico berkata jika mereka semua tidak perlu cemas. Ia tidak akan memperlakukan Selina dengan spesial dalam masalah pekerjaan.

Semuanya akan tetap profesional saat jam kerja berlangsung. Memang benar, Nico dan Selina hanya bermesraan saat waktu istirahat atau di luar jam kerja. Namun, kemesraan tersebut masih bisa dilihat dengan jelas oleh semuar orang kantor. Seakan-akan keduanya memang sengaja untuk menunjukkan semua itu pada semua orang.

"Aku rasa, hubungan mereka tidak akan berpangsung lama. Jadi, kau tidak perlu terlalu cemas. Tak lama lagi, Tuan Nico pasti sadar jika Selina memang tidak cocok untuknya," ucap Eria dan teman-temannya mencoba untuk menghibur Lia.

Lia pun tersenyum. "Terima kasih atas penghiburan kalian ini. Tapi, sekarang aku harus pergi dulu. Aku memiliki urusan," ucap Lia lalu bangkit dari duduknya untuk pergi begitu saja dari tempat tersebut.