Mimpi Panas 3 : Selina & Nico

17. Terlalu Waspada

"Ugh," erang Selina tertahan, karena dirinya jelas tidak ingin sampai suara erangannya terdengar oleh orang lain.

Kembali, saat ini Selina dan Nico tengah menghabiskan setengah waktu makan siang mereka di area tangga darurat. Tentu saja, adegan di mana mereka melakukan interaksi intim seperti ini akan sangat memalukan untuk dilihat oleh orang lain. Meskipun kecil kemungkinan ada orang yang menggunakan tangga darurat tersebut, Selina tetap saja merasa sangat gugup. Tetap ada kemungkinan seseorang menggunakan tangga darurat dan melihat apa yang tengah ia serta Nico lakukan sekarang.

"Tu, Tunggu, Nico. Jangan yang itu," ucap Selina sembari menggeleng panik ketika tangan Nico mulai merambat untuk masuk ke dalam rok kerja yang tengah ia kenakan saat ini. Bahkan rok span yang dikenakan oleh Selina sudah tersingkap dan menunjukkan pahanya yang putih mulus.

Sungguh, sebenarnya Selina tidak pernah menduga atau berharap bahwa hubungannya dengan Nico akan berkembang sejauh ini. Selina hanya ingin Nico berperan menjadi kekasihnya dan membuat Jacob sadar bahwa ia tidak bisa melakukan apa pun seperti dulu lagi. Tidak ada celah yang bisa membuat Jacob bisa bertindak sesukanya bahkan mendapatkan apa yang ia inginkan dengan leluasa. Sebab Nico akan melindunginya. Namun, ternyata Nico memiliki cara yang tidak terduga untuk memastikan Jacob tidak mendekat pada Selina lagi.

Cara itu adalah, membuat Jacob melihat tanda-tanda yang ditinggalkan oleh Nico pada tubuh Selina. Selain itu, Nico juga selalu menempel di sisi Selina dan terus berperan sebagai seorang kekasih yang seakan-akan tidak bisa hidup tanpa pujaan hatinya. Sungguh, semuanya di luar bayangan Selina. Menurut Selina, kini mereka benar-benar seperti pasangan kekasih. Bahkan keintiman mereka sepertinya lebih parah daripada pasangan kekasih yang sesungguhnya.

"Ah, Nico!" erang Selina tanpa sadar ketika Nico menyentuh bagian intimnya yang masih terlindungi oleh celana dalam.

Nico tersenyum dan berbisik, "Ternyata, tubuhmu juga merasakan hal yang sama denganku, Selina. Kita sama-sama merasa tidak sabar dan merindukan penyatuan panas yang terasa sangat menyenangkan. Aku yakin, jika tubuhmu juga merindukan kegiatan penuh keringat seperti yang kita lakukan di pondok kayu."

Mendengar bisikan tersebut, Selina semakin memerah dan berjengit sebelum bergetar ketika dirinya mendapatkan pelepasan yang sangat mengejutkan karena godaan yang diberikan oleh jemari besar Nico. Saat itulah, Nico menarik diri. Ia berhenti menggoda Selina, tetapi beralih memangku perempuan itu dan merapikan pakaiannya dengan teliti. Setelah itu, Nico juga tidak lupa merapikan rambut Selina dan mengikatnya seperti sebelumnya. Karena setiap mereka melakukan hal seperti ini, Nico memang sengaja melepaskan ikatan rambut Selina agar tergerai dengan indah. Menurut Nico, Selina tampak sangat cantik dengan rambut tergerai.

Karena sudah sering melakukan hal tersebut, sekarang Nico pun sudah cukup memiliki keahlian untuk merapikan rambut Selina. "Nah, sudah selesai," ucap Nico lalu mengecup pipi Selina dengan lembut.

Selina pun segera turun dari pangkuan Nico dan kembali memastikan pakaiannya dengan benar sebelum berkata, "Aku pergi duluan."

Lalu Selina pun pergi dengan terburu-buru dan berusaha untuk menutupi pipinya yang masih memerah. Sebelum waktu istirahat selesai dan kembali ke ruang kerjanya, Selina akan pergi ke toilet terlebih dahulu. Sebab saat ini Selina merasa sangat tidak nyaman, karena bagian bawahnya yang terasa basah dan lembab karena ulah Nico yang menggodanya. Sementara Nico terlihat terkekeh puas. Selina memang sangat manis menurut Nico. Menjalin hubungan dengan Selina benar-benar bukanlah keputusan yang buruk bagi Nico.

Selain dirinya bisa merasa sangat senang karena interaksi yang ia lakukan dengan perempuan itu, Nico juga tidak perlu mencari mangsa untuk ia nikmati energinya sebagai seorang incubus. Ciuman dan sentuhan yang ia lakukan pada Selina sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya sebagai incubus. Rasanya, Nico akan sangat menyesal jika tidak mengambil keputusan-keputusan yang berakhir membuatnya memiliki Selina sebagai kekasihnya. Ini juga adalah hal yang bisa Nico manfaatkan untuk membuat Selina sepenuhnya lepas dari trauma masa lalu yang mengekang dirinya untuk melangkah dengan bebas.