18. Degupan

408 52 0
                                    

"Selamat untuk pernikahan kalian," ucap Nico pada salah satu anggota timnya yang memang akan segera menikah dengan kekasihnya yang ternyata adalah anggota tim pemasaran yang dipimpin oleh Jacob.

Karena itulah, kini aggota tim perencanaan dan tim pemasaran sama-sama tengah berkumpul di restoran untuk makan bersama atas undangan pasangan yang akan menikah tersebut. Biasanya, Selina tidak akan ikut dengan senang hati dalam acara tersebut. Terutama jika ada Jacob, Selina hanya akan hadir untuk sejenak untuk setor muka sebelum pulang.

Namun, kini berbeda. Entah mengapa Selina sedikit demi sedikit sudah bisa beradaptasi dengan semua itu dan bisa menikmati acara ini atas bantuan Nico. Saat ini saja, Nico terlihat memperhatikan apa saja yang dimakan dan diminum oleh Selina, memastikan jika Selina tidak meminum alkohol.

Sikap manis yang membuat para wanita gigit jari. Sementara para pria diam-diam menyadari jika ternyata Selina yang sebelumnya mereka anggap tidak menarik, ternyata memiliki sesuatu yang memang sangat menarik di balik sikap kakunya. Jika saja sedikit berias dan tidak terlalu kaku dalam penampilan formalnya, Selina pasti akan lebih cantik daripada Lia yang dianggap sebagai seseorang yang paling cantik di kantor. Jacob sendiri sadar jika Selina mulai berubah, dan perubahan itu membuat pesonanya sedikit demi sedikit mulai terpancar.

Namun, Jacob tidak melakukan apa pun. Saat ini, Jacob bahkan duduk di ujung meja yang berlawanan dan jauh dari Selina. Membuat Selina bisa sedikit nyaman di sana. Sementara Jacob sendiri malah berbincang-bincang dengan karyawan wanita lain, seakan-akan tengah menebar pesonanya. Tentu saja para wanita merasa sangat senang, karena meskipun Nico sudah memiliki kekasih, tetapi kini tersisa satu ketua tim yang tidak kalah menawan yang tidak memiliki kekasih. Para wanita yakin, jika Jacob akan segera melupakan Selina dan membuka hatinya untuk wanita baru.

Sementara Lia sendiri masih belum merasa puas karena Nico sudah menjadi milik wanita lain, memberikan isyarat pada Eria. Lia pikir, ia sama sekali tidak bisa mengandalkan Jacob, yang ternyata tidak bisa ia andalkan. Menurutnya, Jacob hanya pandai dalam berbicara saja, dan tidak bisa melakukan apa pun. Selain itu, Lia merasa jika ada yang salah pada pria itu. Rasanya lebih baik baik mulai sekarang Lia berhenti bekerja sama dengannya dan bergerak sendiri. Toh, Lia bisa menggunakan otaknya sendiri untuk mendapatkan Nico.

Tentu saja, karena Lia dan Eria sudah sepakat dengan apa yang akan mereka lakukan di acara makan malam tersebut. Jadi, Eria tahu apa yang harus ia lakukan ketika Lia memberikan isyarat seperti itu padanya. Eria pun menatap pasangan yang akan menikah dan berkata, "Aku turut bahagia untuk pernikahan kalian ini. Aku harap, pasangan yang lain juga memiliki hubungan yang langgeng dan bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius."

Saat itulah Lia menimpali, "Aku juga mengharapkan hal yang sama. Tapi, kebanyakan pasangan hanya bertahan untuk beberapa saat. Sebab kebanyakan mereka hanya memiliki ketertarikan sesaat, di tengah-tengah hubungan mereka pun sadar jika hal yang bodoh bagi mereka untuk menjalin hubungan tersebut."

Eria mengangguk. "Benar. Terlebih jika terburu-buru dalam memulai hubungan. Mungkin, saat sudah saling mengenal dalam hubungan yang dijalani, akan terasa berbeda dan pada akhirnya berpisah," ucap Eria.

Lia pun berusaha untuk menyembunyikan seringainya dan menatap Selina dengan tatapan mengejek yang sudah ia pastikan untuk luput dari pandangan Nico. Tentu saja Selina yang mendapatkan tatapan tersebut agak terkejut, sebelum dirinya menyadari apa yang sebelumnya terjadi. Meskipun begitu, Selina tetap tenang. Eria yang merasa tidak senang dengan reaksi Selina pun pada akhirnya bertanya pada Nico, "Lalu bagaimana dengan kalian? Apa mungkin, kalian berencana untuk menjalin hubungan yang serius dan melangkah ke jenjang selanjutnya?"

Selina tentu saja tidak pernah menduga jika Nico akan mendapatkan pertanyaan tersebut. Sebab jelas, hubungan mereka bahkan baru seumur jagung. Di balik itu semua, faktanya itu juga hanya hubungan yang terjadi karena kesepakatan belaka. Namun, secara tak terduga Nico sendiri memberikan jawaban yang membuat semua orang memuji sikap Nico yang benar-benar jentel. "Tentu saja. Meskipun belum ada pembicaran mengenai hal tersebut di antara kami, tetapi secara pribadi aku sama sekali tidak ingin memulai hubungan main-main dengan Selina. Sejak awal, aku serius dengannya," ucap Nico.

Mimpi Panas 3 : Selina & NicoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang