Tiga puluh lima

7K 521 40
                                    

Happy reading and enjoy~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy reading and enjoy~

Arthur menghela napas, tidak menyangka bahwa mengurus karya-karya Nathalie membuat gadis itu marah. Setelah siuman, gadis itu sama sekali tidak melihatnya, juga tidak mengajaknya berbicara, bahkan tidur membelakanginya.

Beberapa kali ia mendengar Nathalie menangis. Ditanya tidak menjawab, jika dibiarkan semakin tidak tertolong. Nafsu makannya juga berkurang, gadis itu hanya makan beberapa suap, sebelum kembali membenamkan diri di balik selimut.

Nathalie tidak peduli dirinya pergi kemana, padahal beberapa hari yang lalu gadis itu tidak bisa tidur tanpanya. Arthur berbaring di sebelahnya, turut menyelinap ke dalam selimut dan memeluk gadis itu. Seketika tubuh Nathalie bergetar, pasti gadis itu menangis lagi.

"Nathalie, katakan apa kesalahanku. Aku akan menghukum diriku sendiri, aku sudah mengembalikan karya-karyamu. Apa itu masih belum cukup, hm?"

Gadis itu tidak menjawab, yang terdengar hanya isakan kecil.

"Jangan begini terus, aku khawatir." Arthur mengecup kecil leher Nathalie.

Nathalie bangkit, menoleh ke arah Arthur dengan bibir yang bergetar. Matanya sembab, hidungnya memerah.

"Ka-kau bilang tidak ak-akan membuangku." Ia menutup kedua telinganya, menjerit tertahan. Isakannya juga semakin kuat. Beberapa kali mencoba untuk mengatur napasnya agar stabil.

"Tapi kau me-mengingkarinya, akh!"

"Nathalie." Arthur langsung bangkit dan memeluknya.

Melihat gadis ini begitu histeris membuat dadanya sakit. Arthur mengusap punggung Nathalie berulang kali, sembari mengecup ubun-ubunnya.

"Siapa yang mengatakan hal itu padamu? Aku tidak membuangmu."

Tentu saja lelaki itu yang mengatakannya di taman, apa sekarang dia berpura-pura lupa? Nathalie meremas tangan Arthur, menghela napas berulang kali.

"Ka-kau bilang akan mem-membebaskanku. Bukankah itu artinya ka-kau membuangku." Remasannya semakin menguat.

"Aku hanya pu-punya kau di dunia ini, jika ka-kau membuangku, aku harus apa, Arthur?"

"Shit! Demi Tuhan aku tidak membuangmu, Nathalie. Aku ingin menyembuhkanmu. Kau harus bisa bertemu dengan banyak orang. Apa pun yang kulakukan semua demi kebaikanmu."

"Bohong!"

Ibunya dulu juga berkata seperti itu. Akan melindungi, demi kebaikan dan kebahagiaannya. Kenapa mereka tidak pernah bertanya pada Nathalie. Apakah perbuatan yang mereka lakukan yang katanya membuat ia bahagia benar-benar membuatnya bahagia?

Nyatanya, apa yang mereka lakukan malah membuatnya kesakitan. Benar, siapa juga yang mau bertanya pendapatnya. Dia bukan orang yang beharga, pendapatnya tidak terlalu penting.

Slave BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang