•꧁>4⃣<꧂•

73 18 0
                                    

.

.

.

.

Hari libur adalah hari yang sangat ditunggu semua murid,,seperti halnya sosok berambut kuning kehitaman, hari libur adalah surga baginya, ia bisa bermalas-malasan di rumah, dan bisa tidur sepuasnya, baru saja mau tidur suara cempreng membangunkannya , hingga sontak Kawaki langsung berdiri, sedikit kesal namun apa mau dikata, walau bagaimanapun suara itu adalah milik Kakak Perempuan nya.

"Apa yang terjadi kak ! Kenapa kau sampai berteriak seperti itu...!" Ucapnya sedikit menaikkan satu alisnya keatas.

"Huwee Kawaki-kunn...! Maafkan aku, aku benar-benar Kakak yang tak berguna,...!" Isak tangis Kakaknya , membuat Kawaki mengerutkan alisnya sedikit bingung dengan tingkah Kakaknya.

"Maksudnya apa...! mengapa Kakak malah mewek, aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang kau lakukan kak..!" Ucap Kawaki menyeruakkan isi hatinya, yang benar-benar bingung dengan semuanya.

"Aku sebenarnya ingin memasakkan sesuatu untuk Adik tercintaku, eh malah ancur gini,,, aku benar-benar Kakak tak berguna...!" Balas Eida masih menangis sesenggukan.

Ucapan barusan membuat Kawaki sedikit menoleh ,dan betapa terkejutnya, ketika di sekitar dapur yang begitu berantakan dan ancur,

'hahhhh' Kawaki sampai menghelakan nafasnya, seluruh tubuhnya melemas, ia sampai menutupi satu matanya, Kawaki paling benci dengan lingkungan yang berantakan seperti ini, ingin rasanya menguwel-nguwel Kakaknya, untung sayang kalau tidak tahu dah apa yang terjadi.

Hahhhh

Lagi-lagi Kawaki menghela nafas nya. Ia menegakkan tubuhnya lalu berjalan menuju ke Kakaknya, Kawaki berjongkok dan mengelus pucuk kepala Kakaknya untuk menenangkan nya.

Ketika sebuah tangan mendarat ke pucuk kepalanya, Eida menghentikan tangisannya, ia meneleng melihat wajah Adiknya dari dekat.

Blushhh~

Tiba-tiba wajah nya dihiasi semburat merah tipis yang tak kentara.

Mengerjapkan matanya berkali-kali, Eida masih memandangi wajah rupawan milik adik tercintanya, entah setan apa yang merasuki tubuhnya, Eida mengangkat kedua tangannya untuk mengelus pipi berwarna putih kekuningan milik Adiknya.

Kawaki sedikit tersentak, namun itu hanya singkat karena Kakaknya langsung menarik tangannya kebawah dan menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Hah !, kau memang ceroboh sekali Nee-chan...!, Kamu tunggu saja di ruang makan , biar aku yang memasak," ucap Kawaki, dan langsung berdiri membersihkan Dapur yang tak berbentuk lagi.. lalu menyuruh Kakaknya keluar, Kakaknya hanya manut dan berjalan keluar dapur, menuju Ruang tamu yang diperintahkan Kawaki barusan.

Cklek

Brug

Sepeninggal Kakaknya, Kawaki pun mengebrukkan tubuhnya, jantungnya berdetak tak menentu, berkali-kali ia menenangkan jantungnya , agar tidak terus berdetak kencang, namun sungguh sial ...! jantung itu malah semakin berdetak tak karuan.

' apa ini semua.....! Tidak mungkin ia jatuh cinta pada kakaknya sendiri, itu sangat mustahil. Oh Tuhan ,,,,! Apa sebenarnya yang kau rencanakan ' ucapnya dalam hati, ia menundukkan kepalanya kebawah, Kawaki menggusak kasar rambutnya , dengan kedua tangannya tak sabaran, berkali-kali ia menjedug-jedugkan kepalanya ke tembok , agar tenang degup Jantungnya. Perbuatannya pun tak sia-sia, perlahan degup Jantungnya mulai selaras, ia kembali menghirup nafas banyak-banyak , lalu berdiri untuk membersihkan dapur yang hancur , akibat perbuatan Kakaknya. Setelah membersihkan Dapur , ia pun mulai memasak, tak butuh waktu lama , semua masakan pun sudah tersedia di meja ruang makan, membuat Kakaknya langsung berseri-seri, tak sabar menyantap masakan Adik tercintanya.

Ketika melihat tingkah Kakaknya, seperti bocah, Kawaki tak sadar menyunggingkan senyum manisnya, jika mungkin Kakaknya melihatnya tersenyum, dipastikan akan heboh, namun Karena Kakaknya yang fokus memakan masakan nya yang begitu lezat, dan nikmat, tak memperdulikan sekelilingnya.

Kawaki memangku kan telapak tangannya kedagu, tanpa sadar ia terus memperhatikan wajah cantik nan rupawan milik Kakaknya.

Shett

Tiba-tiba Kawaki mengulurkan tangannya kedagu Kakaknya , hanya untuk mengelap sisa saus yang tertinggal di sudut bibir Kakak nya .

Blush

Eida lagi-lagi dibuat blushing dengan kelakuan Adik tercintanya, sejenak ia menghentikan acara makannya, namun suara serak dan sedikit berat, terdengar diindera pendengarannya.

"Mengapa berhenti kak...! Lanjut saja Kak, kasian nanti menangis loh, kalau nggak segera dimakan,!" Kawaki tersenyum simpul, lalu mengambil sendok dan disuapkan ke mulut nya(Eida), membuat Eida nggak bisa berkata apa-apa. Dan melanjutkan acara makannya, Masih setia dengan blushing rianya.

.

.

.

.

.

TBC

.

.

.

.

.

Want to be with You...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang