10. Coffee Late dan Brownies Cokelat

52 13 3
                                    

•••••

Rain menghela napas bosan seraya meremas-remas rambutnya. Kemudian merapikan meja yang berserakan, selain bosan ternyata perutnya meronta-ronta minta jatah.

Ia wajib menyusul Savana ke kantin. Biar lah Savana mengejeknya karena sok jual mahal sejak 10 menit yang lalu ajakannya di tolak mentah-mentah oleh Rain.

Rain butuh jeda usai kejadian kemaren. Berdiam diri di dalam kelas adalah satu-satunya cara yang ia pilih agar tidak bertemu Kevin. Tapi ternyata cacing di dalam perut tidak berpihak padanya, mereka semua berkhianat.

Langkahnya terhenti begitu sosok Kevin yang penuh keringat sehabis olah raga sedang berjalan bersama Rio melewati koridor yang sama dengannya.

Rain bergegas berbelok melewati jalan pintas sebelum Kevin melihatnya. Menapaki koridor sepi di tepi kolam renang sekolah yang relatif lebih cepat menuju kantin.

"Rain!"

"Ya?"

Rain mengernyit bingung ketika Rafael bersama komplotannya mencegat langkahnya.

"Mau kemana?"

"Kantin." Sahutnya singkat.

"Ada apa? Gue buru-buru nih." Lanjutnya sembari melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan kiri.

Rain tengah di buru waktu, sebentar lagi waktu istirahat habis sedang ia belum menelan apapun untuk menyenangkan cacing peliharaannya.

Rafael hanya berdiri diam sambil menatapnya penuh arti, membuat Rain jengkel hingga ia berdecak sebal. Ia kembali melangkah tergesa sebelum kaki panjang Rafael mengait tungkai kakinya.

Byurrr

Cewek itu terpeleset dan jatuh ke kolam renang sambil memekik kaget.

"Balas dendam berhasil." Seringai Rafael dalam hati.

"Rafael, kurang ajar lo." Rain berteriak marah usai mengusap wajahnya yang basah kuyup. Kemudian memukul-mukul permukaan kolam agar cipratan airnya membasahi Rafael beserta komplotannya.

Mereka semua tergelak sementara Rain berusaha naik menyelamatkan diri. Sebuah tangan terulur ke arahnya. Ia mendongak dan saat itu juga tatapan Rain berada dalam satu garis lurus dengan tatapan Kevin yang tengah berjongkok di tepi kolam untuk membantunya.

Jantungnya sempat berdegup kencang sebelum meraih cepat uluran tangan Kevin. Cowok itu berusaha menariknya.

Byurrr

"Kep, lo apa-apaan." Pekik Rio yang berdiri tak jauh dari mereka.

Untuk kedua kalinya Rain tercebur, Kevin melepasnya saat ia hampir naik ke tepi. Raut wajah Rain berubah merah menahan kesal.

Sementara Kevin segera melepas kaos olah raga miliknya karena tadi ia sempat melihat lekuk tubuh Rain yang mengenakan tank top berwarna hitam di balik seragam cewek itu yang nampak transparan akibat basah terkena air.

Ia tak ingin orang lain melihat hal itu hingga ia nekat melepas Rain kembali terendam dalam kolam renang. Dan membuat cewek itu salah paham padanya.

Desember, hujan, dan lukanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang