30

13 1 0
                                    

WARNING!!

HATI-HATI NGAKAK

Setelah kejadian sore tadi, nayya dan yang lainnya sibuk mengcover lagu. Sekalian latihan karena sudah lama tidak ngeband bareng seperti ini. Abun yang selalu sibuk kuliah begitu juga yang lain. Membagi waktu untuk bisa kuliah dah berkerja.

Nayya mematap kosong kedepan, pikirannya masih menyangkut peristiwa sore tadi. Bahkan kenath,abun dam rafi berusaha untuk membuat nayya tidak memikirkan apa isi dari kotak misterius tadi.

"Gimana ya? Apa arti tadi tulisan itu?" Gumam nayya menatap ketiga saudaranya.

"Gua juga gak paham angka-angka begitu" Balas kenath mengaruk pelipisnya.

"Ada banyak kemungkinan" Mereka langsung menatap abun yang berbicara seperti itu, "Rencana kalian gimana? Ini masuk teror loh" Lanjutnya dengan serius.

Suasana kembali mencengram setelah kejadian tadi. Nayya bahkan sering kali bengong, paket itu atas namanya pasti pengirimnya ada niat jahat kepada nayya.

"Siapa coba yang ngelakuin ini?"

"Nayya gak pernah punya musuh disini"

"Apa mungkin dari indonesia?"

"Tapi siapa?" Ucap nayya sendu, ia memijat pangal hidungnya. Kepalanya semakin pusing memikirkan pekerjaan, kuliah dan sekarang? Ada yang berusaha menerornya.

Ini memang sangat buruk!.

Abun tidak tega melihat nayya yang sepertinya banyak pikiran saat ini. Semejak dari indonesia tubuh nayya semakin kurus bahkan nayya seperti banyak pikiran. Sering bengong, wajah pucat masih banyak lagi keanehan dalam dirinya.

"Kita harus tenang. Main halus aja, kita buat semuanya seperti gak ada apa-apa" Jujur saja rafi tak ingin nayya seperti ini. Dirinya baru melihat nayya sesetres ini. Dia gagal, gagal menjaga nayya.

"Awasi nayya terus 24 jam. Kita bagi tugas supaya kita gak kecolongan"

Nayya menatap para saudarannya yang sedang menghawatirkan dirinya. Menghembuskan nafas lelah dan rebahan disamping kenath dengan kepala yang ia taruh di pahannya.

"Gua bakalan aman. Kalian tenang aja"

■■■■■■■◇■■■■■■■

"Put. Alin mau ngajakin lu ke gramed, katanya mau beli novel keluaran terbaru"

"Iya"

"Udah di tunggu tuh di depan sana" Ucap saputri menunjuk dimana alin berdiri sendirian.

Putra memutar kepalanya menatap alin datar lalu menganguk. Berjalan pelan ke arah alin yang berdiri entah menungunya atau bukan. Fikiran putra selalu ke arah Nayya.

Semejak dirinya di tingal nayya, fikirannya terus ke arah pacarnya itu. Wanita yang ia jaga selama ini, wanita yang sering kali dirinya sakiti tanpa ia tau.

Apa pantes gua sama dia? Pikiran itu selalu terngiang ngiang di otaknya.

"Gua pantes buat nayya? Cewe yang selalu sabar sama sikap gua dari sma" Gumamnya

"Put, mau kemana?"

Suara alin memberhentikan langkahnya, "Mau ke gramed?" Alin menganguk sebagai balasan, "Ayo sekarang aja" Lanjut putra cuek.

Kembalilah!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang