l i m a

26.8K 1.8K 108
                                    

Mahen memutar keran wastafel, membuat air mengucur deras. Mahen membasuh tangan dan wajahnya. Dia menatap cermin, bertatapan dengan diri sendiri. Wajah itu terlihat menyesal, penuh pikiran dan begitu frustasi.

"Rin, maafin aku.." ucapnya penuh penyesalan.

Perlakuannya pada Marvin benar-benar diluar dugaan, Mahen tidak menyangka akan terbawa suasana. Wangi tubuh Marvin memabukkan, kulit lehernya lembut dan sangat enak di beri kissmark.

Drrt drrt

Mahen menoleh ke sumber suara, dia melirik layar ponselnya yang bergetar itu. Nama temannya tertera disana, langsung saja Mahen mengangkat sambungan teleponnya.

"Hen, ada orang yang bener-bener mirip Airin. Bedanya ini laki dan sekolah di sekolahan Earthmix! Sekolahan milik lu."

Mahen memutar bola matanya, jengkel. Mahen sudah mengetahui hal itu, bahkan dia sempat memberikan bitemark pada leher Marvin; seseorang yang mirip dengan kekasihnya.

"Mahen?"

"Gue udah tahu."

"Deketin dia, man! Siapa tahu orang yang mirip Airin ini punya hubungan sedarah."

Mahen mendecak, "kalau pun iya, apa urusannya sama gue? Gue cuman pengen, ketemu Airin. Gue yakin, Airin gak akan pergi ninggalin gue gitu aja."

"Ya biar lebih gampang nyarinya."

Mahen berpikir sejenak, perkataan Cakrawala; temannya itu ada benarnya juga. "Oke, gue deketin bocah itu."

Mahen menutup sambungan telepon itu secara sepihak, dia mengantongi ponselnya. Lalu keluar dari kamar mandi. Beberapa orang menyapanya penuh kesopanan, ketika Mahen berjalan menuju ruang khususnya. Menaiki lift, tak perduli orang-orang terus menatapnya penasaran jika pergi ke ruang khususnya.

****

"FAIZ ANTERIN GUE COLI YOK!"

Teriakan itu menghebohkan satu kelas, banyak tawa dari orang-orang yang mendengarnya. Sedangkan oknum yang dipanggil meringis malu dan rasanya ingin menghilang saja.

"Faiz mana?" tanyanya.

"Apasih njing?!"

Marvin sumringah senang ketika mendapati sosok temannya itu. Dia berjalan mendekatinya. "Faiz, anterin coli."

Faiz menggeram gemas. Memang coli itu ibarat pipis bagi Marvin, jadi tak heran dia tidak malu-malu mengatakan ingin masturbasi alias coli/onani.

"Jijik gue njir. Lu coli aja sana sendiri!"

Marvin mengerucutkan bibirnya lucu. "Ayolah, Faiz!! Gue cuman minta anterin coli kok, bukan minta di coliin."

Faiz melotot kecil terkejut ke arah Marvin. Dia terlihat benar-benar malu untuk sekedar menatap orang-orang yang memperhatikan. Marvin memang bajingan!

"Faiz, nih lu rasain. Gue udah keras banget, soalnya leher gue di gigit Pak Mahen."

"Hah??"

Serentak teman kelasnya mendadak penasaran dengan ucapan Marvin, mereka memperhatikan Marvin. Semakin melotot terkejut ketika mendapati bekas gigitan di lehernya.

"NGAKU LO VIN? LO JADI BABY VIN BUAT DADDY MAHEN YA?!!!"

"LO UDAH DI UNBOXING BELUM VIN?!"

"SPILL KISSMARK DI TEMPAT LAIN DONG!!"

"PENTIL SUSU LU BENGKAK NGGAK VIN?!"

Marvin mengerenyitkan dahinya kebingungan. Semua pertanyaan itu sangat tidak masuk akal. "Eh njing, tuh kepala sekolah seorang siluman!"

Raja bokep meet Principal [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang