Deg deg

59 6 0
                                    

Rizal memandangi rumah elite yang nampak asri.

Lalu pandangan nya beralih menatap tentengan yang ada di tangan kanan dan tangan kiri nya. Apakah benar ini jajanan yang disukai gadis itu? Telur gulung dan bakso bakar?

Melihat rumah yang cukup mewah, Rizal jadi ragu Ara menyukai jajanan yang tengah ia bawa.

Rizal memindahkan plastik di tangan kanan ke tangan kiri. Lalu tangan kanan nya memoto rumah elite yang baru saja dia datangi. Foto rumah itu ia kirimkan ke Ara.

Rizal🖤

Ini bener rumah lo, Ra?

Ini bener rumah lo, Ra?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Iya benar. Lo udah nyampe?

Iya, gue udah nyampe. Tunggu gue di pintu ya.

Okay.

Sesampai nya di pintu Rizal menekan bel rumah.

Tiba-tiba saja ia melirik kembali penampilan nya.
Kaus hitam lengan pendek. Di padu celana jeans panjang berwarna hitam. Serta memakai sepatu nike berwarna putih. "Ah, pakaian gue terlalu sederhana, untuk bertamu di rumah orang kaya." gumam Rizal menilai penampilan nya.

Klek. Pintu terbuka. Membuat Rizal mengembangkan senyumnya.

"Selamat--" Rizal mematung melihat siapa yang membuka kan pintu untuknya. Sosok seorang lelaki yang usianya lebih matang dari usianya, kini tengah bersedekap dada memandang dirinya.

Mata Rizal langsung meriview sosok orang itu.

"Dari mata yang tajam, Jambang yang lebat banget. Membuat muka om ini jadi kelihatan sangar. Baju kaos berwarna putih yang ngepas badan, memperlihatkan bentuk otot lengan dan perut om ini? Apakah Ayah Ara ini dulunya seorang preman?" tanya nya pada dirinya sendiri setelah meriview di dalam hati.

"Mau ngucapin selamat atas pencapaian saya yang mana?" tanya om itu dengan wajah sinis.

"Eh. Maksud saya se-selamat sore, om." Rizal agak terbata saat mengucapkan selamat sore. Mungkin karena wajah om itu yang cukup menyeramkan. Membuatnya sedikit takut.

"Oh." ujarnya cuek.

"Terus itu apa." Hady, papa nya Gara menunjuk plastik yang dipegang Rizal melalui dagu nya.

"Ini--"

"Saya tahu, kamu ini tukang gofood kan?" Potong Hady yang mulai paham.

"Ini udah di bayar belum?" Hady mengambil paksa, 4 plastik dari tangan Rizal.

"Nggak bayar, om." jawab nya dengan suara pelan karena kaget plastik yang di pegangnya langsung di tarik gitu aja.

"Maksud kamu bilang nggak bayar itu apa? Ini udah di bayar lewat gopay? Atau belum di bayar sama anak saya?"

Dengan keberanian Rizal menatap mata Hady. "Maaf om, saya mau meluruskan ucapan om. Saya ini bukan kang gofood. Saya ini Rizal, pacar nya anak om."

Gara yang baru datang setelah ucapan Rizal. Membuat Hady memandang putra nya dengan pandangan yang sulit di artikan. "Restu. Kamu pacaran sama dia?" tanya Hady langsung.

My Ultimate HappinesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang