Chapter 19 : A Test from the Conqueror

118 9 8
                                    




JingZhou provinsi Jing.

Pasukan Wu berkumpul di ibu kota provinsi paling central di China itu, semua beristirahat meski tengah di rundung duka dan suasana yang kelam.

Meski berhasil merebut kembali provinsi Jing dari tangan pasukan Liu Bei dan Guan Yu, tapi pada pertempuran di kota Fan, mereka gagal membunuh jenderal musuh dan justru komandan mereka sendiri Lu Meng tewas.

Setelah melakukan upacara pemakaman dan penghormatan, Lu Xun yang mengambil alih komando segera mengirim utusan ke Sun Quan sembari mengistirahatkan pasukannya sementara di Jing. Ia tak berniat kembali ke Jianye karena tahu Jing masih harus di jaga.











Di rumah terpisah member Sakurazaka bersama Lingqi dan Xiao Qiao tinggal bersama dan saling berunding.

Setelah pertimbangan, Lingqi memutuskan menceritakan secara jujur siapa sebenarnya para member Sakurazaka kepada Xiao Qiao yang tentu saja kaget mengetahui gadis-gadis itu berasal dari masa depan yang jauh dan bukan orang China.


Tentu Xiao Qiao bertanya mengenai apa yang mereka ketahui tentang akhir konflik tiga kerajaan dan para member yang mengetahuinya baik dari belajar sejarah atau sekadar dari game memberitahu segelintir apa yang mereka ketahui, tentu tidak banyak karena mereka khawatir itu bisa berakibat buruk.

"jadi.....Guan Yu seharusnya mati di Fan, Lu Meng meninggal karena sakit, dan Jing memang jadi milik Wu?"

"itu benar nona Xiao Qiao, maaf kami tak bisa memberitahu lebih banyak soal kedepannya karena hal itu belum terjadi...terlebih....setelah kejadian di kota Fan...."

"sejarah sepertinya berubah" ujar Rei melengkapi penjelasan Aoi.

"begitu ya...sepertinya tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi kedepannya"

"benar"





Lingqi sendiri tak banyak bicara, ia sempat menoleh ke arah Karin yang tampak tenggelam dalam lamunannya sendiri, ia tak tahu apa yang ada di pikiran adik jauhnya itu tapi rautnya yang serius membuat Lingqi menepuk kepala Karin dua kali dengan lembut yang membuat gadis muda itu menggerang kesal.

Lagi Hono kembali heran dengan interaksi dua manusia beda zaman itu, kali ini beberapa member lain juga merasa penasaran tapi tetap memilih diam.





Yuuka sendiri sembari mengelus lengan kirinya yang di perban karena luka lecet saat pertempuran sebelumnya, kemudian bicara. "apa pun yang terjadi, bisa dibilang kita tetap akan menempuh banyak marabahaya kedepannya....selama itu, kita harus terus menjadi lebih kuat dan menjaga satu sama lain"

Ucapan itu diangguki teman-temannya termasuk Ten yang mengangkat sebelah tangan yang mengepal meski sembari membaringkan kepala dengan nyaman di pangkuan Hikaru.





Namun Aoi terlihat sendu "saling menjaga satu sama lain, tapi....kita saja sekarang hilang satu orang"

Ya, Watanabe Risa masih belum kembali bersama mereka sekarang dan itu membuat teman-temannya khawatir akan keberadaan gadis itu.

"yaah semoga saja dia memutuskan kembali lebih dulu ke Jianye, itu akan lebih baik daripada dia mengembara sendiri tanpa tujuan" ujar Habu berusaha meringankan suasana.

"tapi....."

"ummm....." Karin tiba-tiba bersuara "maaf mengalihkan pembicaraan....tapi, saat kita bertempur di kota Fan, musuh terlihat sudah sangat siap menunggu kita dan bahkan menyiapkan jalur evakuasi secara terperinci.....tidakkah....itu terasa aneh"

"apa maksudmu?"

"kurasa itu hal wajar, bukankah Guan Yu sendiri bisa dibilang veteran, mungkin saat mendengar Jing sudah direbut, ia dengan cepat segera mengambil tindakan untuk melarikan diri, kalaupun bukan dia bisa saja itu dilakukan anak-anaknnya" ujar Matsuda

The Demons Of PeaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang