holla guys aku sebenernya masih ragu buat publish cerita ini tapi sayang banget kalo ngga di publish jadi mari simak aja cerita dari hasil imajinasi ku kali ini.
Happy reading guys...
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Pagi sudah tiba Bagaskara keluar dari persembunyiannya, memberi tahu semua insan untuk memulai aktivitasnya kembali. Pagi yang harusnya di awali dengan ketenangan di setiap rumah berbanding terbalik dengan rumah berlantai dua milik pak Suprandi.Benar-benar langka jika rumah pak Suprandi bisa tenang dan sunyi. Setiap hari selalu saja ada kejahilan yang terjadi di sana, siapa lagi pelakunya jika bukan Gattra, contohnya seperti pagi ini, entah apa yang di lakukan Gattra hingga membuat adiknya mencak-mencak.
"Bang gattra!" Suara Shaka memenuhi rumah berlantai dua itu.
Shaka anandra, anak ketiga pak Suprandi dan almarhum Bu Maryam. Shaka memiliki wajah yang tampan, dengan senyum manis yang sangat menawan, pipi yang lumayan cubby, dan badan yang tidak terlalu tinggi membuat Sakha terlihat sangat gemas. Saat ini Shaka duduk di bangku kelas tiga SMP semester akhir, yang berarti sebentar lagi ia akan masuk SMA.
"Astaga, masih pagi lo ini," sahut Gitar yang baru keluar dari kamar kamarnya dengan rambut yang sedikit basah.
Gitar abimanyu, kakak Gattra dan anak pertama dari pasangan Pak Suprandi dan almarhum Bu Maryam. Ia adalah mahasiswa FK semester akhir di salah satu universitas yang lumayan terkenal di ibukota. Gitar ini devinisi laki-laki yang lumayan sempurna. Selian visualnya yang tampan, ia juga memiliki otak yang lumayan encer, dan pemikiran dewasa.
Jika kalian ingin melamar menjadi jodoh Gitar kalian kalah cepat karena ia sudah memiliki pacar. Dera mamanya, anak FH semester tiga, memiliki wajah yang cantik, sangat cocok di sandingkan dengan Gitar yang tampan.
"Kenapa lagi itu?" Tanya bapak yang sudah duduk anteng di meja makan sambil memakan roti tawar yang di celupkan ke teh manis anget.
Gitar ikut duduk di samping bapak dan mengambil selembar roti tawar dan mengolesinya dengan selai coklat. Saat tengah asik mengoles selai, dari arah tangga terdengar suara orang berlari grusak-grusuk.
Terlihat Gattra dengan seragam putih abu-abunya. Dengan tiga kancing bagian atas yang belum terpasang, dasi dan tas yang masih tersampir di bahu kanannya.
"Bang Gattra, tanggung jawab nggak lo!" Di susul Shaka yang mencak-mencak sambil menenteng tas dan kotak hewan peliharaannya.
"Kenapa ini pagi-pagi udah pada ribut," sela bapak ketika Gattra sudah duduk dengan napas yang sedikit ngos-ngosan.
"Liat pak, masa makan Ucup di tumpahin semua sama bang Gattra ke Kandangan. Kalo Ucup mati karena overdosis makanan gimana," keluar sudah jurus rengekan Shaka.
Fyi, Ucup adalah hamster peliharaan Shaka. Ucup adalah hewan kesayangannya, sudah seperti Malika, tapi sayangnya tidak Hitam. Bagaimana tidak di sayang, Shaka merelakan uang jajannya selama tiga bulan hanya untuk membeli Ucup, dari majikannya dulu.
"Ya abisnya gue kasian sama Ucup, masa dari dua tahun lalu, badannya tetep segitu, gue takutnya dia kurang asupan gizi," sahut Gattra setelah menghabiskan segelas susu strawberry.
"Ngga bakal juga Ucup mati, paling mentok juga sakaratul maut," lanjut Gattra.
"Pak," rengek Shaka.
"Udah-udah lebih baik kalian buruan berangkat sekolah, ini udah hampir jam tujuh, biar Ucup bapak yang handel," memang harusnya bapak yang menjadi penengah agar, semuanya clear.
Setelah kericuhan pagi yang tercipta akhirnya Gattra dan Sakha pergi berangkat sekolah.
_TBC_
#13 Desember 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Gattra Mahardika
General FictionGattra Mahardika, laki-laki berumur 17 tahun, dengan wajah yang tampan, tapi sayang memiliki kelakuan yang bisa membuat setiap orang mengelus dada. Gattra bukan anak pengusaha terkenal atau anak orang yang teramat kaya raya. Ia hanyalah anak dari p...