Aska suka bola basket dari kecil semenjak papa Aska meninggal banyak perubahan yang terjadi termasuk kehidupan keluarga kecil Aska.
°°°
"Aska ayo sarapan dulu," Santika memberikan segelas susu putih dan roti tawar isi keju.Tak lama Raden keluar dari kamar sudah siap ingin berangkat kantor dihadang Aska.
"Ada apa Aska? Om udah kesiangan kamu mau bareng ke sekolah." tegur Raden membenarkan jam di pergelangan tangan waktu menunjukan pukul jam 7 pas.
Aska mengangguk pelan sudah menenteng tas ransel menuju mobil di halaman rumah.
Mereka berdua saling tatap lalu tertawa, "Mbak, anak mu udah remaja bentar lagi bawa cewe tu." ledek Raden iseng.
"Halah yang bilang aja belum berani ngenalin calonnya sama mbak." senggol Santika.
"Besok."
Mata santika langsung membulat kaget atas penuturan sang adik barusan antara percaya atau tidak yang terpenting ia tidak mengorbankan masa mudanya untuk dia dan Aska karena umur lelaki itu sudah menginjak 25 tahun.
"Aska berangkat. Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Tinn.
Bunyi klakson mobil Raden meningalkan pekarangan rumah menuju sekolah Aska.
"Belajar yang rajin jagoan. Om berangkat ya." pamit Raden.
"Iya, Hati-hati om."
Disamping aska seperti biasa sudah ada Atama yang stenbay berjalan di samping Aska. Walau pun Aska sudah berkali kali ke sekolah ia masih tidak hafal jalan pulang atau kelas mana yang harus di tuju karena keterbatasanya.
Maka dari itu jangan pernah meninggalkan Aska sendirian jika tidak mau melihat anak itu kebingungan pernah sekali Ata meninggalkan Aska sebentar di perpustakaan tapi Aska tidak kunjung balik ke kelas malah bengong mematung di tempat.
Sampai sekolah Aska tidak sengaja menabrak Cakra alias ketua geng lion berjalan bersama antek-anteknya langsung saja Cakra mendorongnya
dengan kasar.Aska mundur satu langkah kebelakang menunduk sebentar matanya memerah menahan amarah.
"Katanya lo bisa maen basket ya." ucap Tomi sedikit menyindir halus tanganya bergerak merangkul Aska.
"Orang kaya lo mana bisa main Basket? Haha." sahut Faza menurunkan ibu jari mengejek.
"Ayo tanding, siapa takut."
Diluar dugaan mereka, Aska berani melawan bahkan mengajak tanding baru kali ini ada yang berani menatap mata seorang senior basket Cakra Pratama wirya.
"Sial! Dia berani nantangin gue." kesalnya.
"Gue tunggu lo jam istirahat di lapangan basket, awas gak dateng gue tandain muka lo." kata Wildan.
Setelah mereka pergi tangan Aska di tarik Ata menuju kelas. "Ka, gak usah nyari masalah sama geng lion. Mereka bahaya buat lo." bisik Ata pelan.
"Biarin."
"Terserah lo, Gue udah ingetin sebelumnya kalo lo kenapa-napa gue males bantuin." Ata langsung keluar kelas tanpa menoleh.
"Maaf."
°°°
Suasana Gor sore ini tampak ramai di penuhi anak anak inti Basket mulai dari senior sampai junior. Mereka di undang Cakra dan anggota team Garuda untuk membuktikan siapa yang lebih unggul. Ia mengadakan sayambara jika ia menang Aska harus pindah dari Smu Sinar Harapan. Sekolah pertama di Surabaya yang menerima anak berkebutuhan khusus seperti Aska.
"Tes...tes..., mohon perhatian semuanya." Kata Mc di depan lapangan.
Sontak para penonton dan suporter menengok ke arah sumber suara ada yang berbisik bisik terutama anak cewe di ujung sana.
Mikrofon beralih ke tangan Cakra, "Selamat sore semua. Gue kali ini bakal ngadain sayembara siapa yang berani tanding sama gue kalo menang boleh minta apa aja bebas kalo kalah sama aja kalian berani nangung resiko Aska temen kesayangan kalian gue Do dari sekolah, Paham!"
"Gue gak setuju!" sahut beberapa orang senior.
"Siapa yang bilang gak setuju, Gue ajak tanding sekarang." kata Cakra sombong.
Devan tersulut emosi atas tingkah laku anggota team Garuda yang satu ini memang dari awal ia tidak suka sikap Cakra yang arogan selalu mau menang sendiri.
"Sabar bang, sabar. Gue tau lo gak terima sama kaya kita tapi tenang aja gue dan anak-anak udah nyusun rencana."
"Rencana?"
"Nanti lo tau sendiri, bang." potong Reno.
Devan masih memikirkan kejutan apa lagi yang akan dia hadapi setelah ini. Dunia itu sempit banyak teka teku yang sulit di pecahkan bak puzel.
Aldian sedari tadi diam langsung ikut angkat bicara. "Oke kalo itu mau lo, Gue duluan yang bakal maju paling awal.
"Semangat bro."
Aska masih senyam senyum entah apa yang ada di pikiran nya. Bisa jadi memikirkan masalah besar di hadapanya atau sibuk dengan dunianya sendiri.
"Aka."
"Hem."
"Mikirin apa sih, Kamu dari tadi di ajak ngobrol diem aja mau tau gak harga diri kamu dan teman seangkatan bakal jatuh. Aka!" Teriak Daniya kesal cewe pertama yang berani memanggil dengan sebutan Aka beda dari yang lain.
Bersambung.
-ATASKA-
KAMU SEDANG MEMBACA
ATASKA (SUDAH TERBIT)
Novela JuvenilAska itu unik, dengan caranya sendiri kelakuan yang susah di tebak membawa kita masuk kedalam kehidupannya lebih jauh lagi mengenal sosok Aska yang ceria penuh kejutan dan canda tawa setelah semua orang tau perbuatan Cakra si pembuat onar lah dalang...