05. She is Mine

93 36 10
                                    

"Eh Shaf, lo kenapa bengong gitu?" tanya Amy yang sedang menyetir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh Shaf, lo kenapa bengong gitu?" tanya Amy yang sedang menyetir. Tapi Shafira tak menanggapi. Entah mengapa dia masih melamun menatap kaca mobil.

"Shaf!"

Seketika Shafira menoleh kaget. "Eh kenapa?"

"Lo lagi mikirin apa? Sampai ditanya nggak dengerin."

"Nggak ada apa-apa," singkat Shafira berbohong.

"Lo lagi mikirin cowok itu?" Entah mengapa si Amy mengeluarkan pertanyaan seperti itu, membuat Shafira melonjak kaget.

"Eh gila kali kalo aku mikirin dia. Nggak! Aku nggak mikirin dia! Tapi yang lain."

"Mikirin apa?" tanya Amy mengerutkan keningnya. Lalu menyambungnya dengan pernyataan iseng. "Tapi btw umurnya sama kaya lo, 22 tahun."

Shafira menoleh menatap Amy curiga. "Tau dari mana?"

"Tadi pas dia naruh jaket, nggak sengaja ktp-nya jatuh. Terus gue ambil, dan ya gue lihat sekilas tahun lahirnya sama kaya lo," ucap Amy yang masih fokus menyetir.

"Terus gue naruh tu ktp di kantong jaketnya lagi," lanjutnya.

"Tunggu, kenapa kita bahas dia?" Tiba-tiba Amy terheran-heran, mengapa mereka membahas cowok itu yang sama sekali bukan urusan mereka.

"Loh bukannya kamu yang mulai duluan," kata Shafira yang tidak habis pikir dengan Amy. Bukannya Amy yang membahas cowok itu terlebih dahulu.

"I-iya ya." Amy baru sadar bahwa dirinya yang mulai duluan. Haduh, dasar cewek pelupa!

"Oke-oke kita kembali ke topik. Lo tadi mikirin apa?" Amy bertanya.

Shafira nampak menghela napas. "Itu, aku baca berita dari Jakarta pusat tentang tenarnya aksi kekerasan dan pelecehan seksual terhadap perempuan."

Seketika Amy mengerutkan dahinya. "Terus hubungannya sama lo apa?"

Lagi-lagi Shafira menghela napas. Namun kali ini hembusan napasnya terdengar sayu. Ia menatap kaca mobil. "Entah kenapa setelah aku lulus kuliah nanti, aku ingin menegakkan hukum untuk para perempuan yang tidak pernah mendapatkan keadilan. Kamu tahu, sebagian persen perempuan yang dilecehkan memiliki keinginan bunuh diri yang relatif tinggi."

Sekilas Amy menatap Shafira. "Maksud lo, lo ingin jadi pengacara buat mereka?"

Shafira lalu menatap Amy dengan tampang serius. Namun bagi Amy, itu adalah tatapan Shafira yang paling dark dibandingkan dengan tatapan lainnya. "Seperti dugaanmu sendiri. Keadilan harus ditegakkan!"

Don't Leave Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang