Jeongyeon saat ini sudah berada di depan gedung besar bertuliskan Moose Entertaiment. Ia melirik jam tangannya yang menunjukan pukul 10.30 pagi.
"Masih ada waktu setengah jam sebelum interview." Ucapnya sambil berjalan masuk ke dalam gedung tersebut.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" Tanya sang security.
"Saya ada janji dengan Lee Kwangsoo untuk interview jam 11." Jawab Jeongyeon.
"Ah, kalau begitu silakan ke resepsionis, nona." Ucap sang security sambil mempersilahkan Jeongyeon masuk.
"Terima kasih.." Ucap Jeongyeon.
Setelah berbicara dengan resepsionis, Jeongyeon pun diarahkan untuk pergi ke lantai 5. Ia memasuki lift dan begitu sampai, Jeongyeon berjalan menuju ke sebuah ruangan dan duduk di kursi tunggu.
"Semua orang sibuk bekerja." Pikirnya sambil duduk santai dan menunggu.
*Klek.
"Eoh? Annyeonghaseyo.." Tak lama setelah ia duduk, seseorang datang ke ruangan itu.
"Annyeonghaseyo.. " Seorang wanita yang begitu cantik memasuki ruangan itu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Woah.. Dia jauh lebih cantik dari pada di drama drama." Kagum Jeongyeon dalam hati.
"Kau datang lebih awal rupanya.." Ucap Mina sambil duduk di balik meja.
"Ah, ne.. Saya takut terlambat, jadi saya datang lebih awal." Jeongyeon tersenyum manis.
Mina hanya mengangguk angguk sambil menaruh tasnya.
"Kalau begitu kita bisa mulai lebih awal interviewnya. Silakan duduk disini." Mina mempersilakan.
Jeongyeon yang sedikit gugup pun berjalan menghampiri Mina.
"Interview ini tidak akan terlalu formal. Saya hanya ingin menanyakan beberapa hal yang akan berhubungan dengan pekerjaan anda nanti." Mina membuka pembicaraan.
"Ne, saya paham." Jeongyeon menatap kedua mata Mina dan mulai serius.
"Pertama tama, tolong ceritakan mengenai diri anda." Pinta Mina.
"Ah, ne. Nama saya Yoo Jeongyeon. Saya berumur 32 tahun dan saat ini saya bekerja sebagai perawat unit gawat darurat di Rumah Sakit Shiyoun. Saya biasanya selalu bekerja di ambulance dan kadang juga membantu di rumah sakit jika dibutuhkan. Saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Saya adalah orang yang bertanggung jawab, sabar, jujur, dapat diandalkan, dan saya senang kebersihan." Ucap Jeongyeon.
"Terakhir kali seseorang yang mengklaim dirinya jujur saat interview, membawa kabur uang 3 juta won milikku. Jadi untuk saat ini karena saya belum bisa menilai anda, mari kita sepakat bahwa di mata saya, belum ada sesuatu yang spesial dari anda. Tapi saya senang mengetahui anda begitu tepat waktu." Mina menulis sesuatu di kertas yang ia bawa.
"Ne, khamsahamnida." Jeongyeon mengangguk.
"Saya adalah seseorang yang emosional dan sulit untuk dipahami. Hal itu bertambah kuat akhir akhir ini karena kehamilan dan masalah pribadi saya. Apakah yang sekiranya akan anda lakukan jika suatu saat saya memarahi anda karena suatu hal yang tidak anda perbuat?" Tanya Mina.
"Menurut saya, saya sama sekali tidak dapat mengendalikan perasaan dan emosi seseorang. Namun saya tau pasti bahwa saya memegang kendali penuh atas emosi saya sendiri. Dengan bertindak sabar dan selalu mencoba memahami, saya harap saya dapat membuat anda menjadi lebih tenang." Jawab Jeongyeon.
Mina pun terdiam sambil mengangguk angguk.
"Bila suatu saat saya ingin pergi sendirian dan melarang anda untuk ikut, apa yang akan anda lakukan?" Tanya Mina.
"Tugas saya adalah selalu memastikan anda aman. Namun jika keberadaan saya tidak membuat anda nyaman, saya rasa saya tetap bisa melakukan pekerjaan saya tanpa anda melihat saya." Jawab Jeongyeon.
"Saya memberikan anda uang 500.000 won untuk membelikan makanan seharga 450.000 won. Berapa kembalian yang akan anda kembalikan kepada saya?" Tanya Mina lagi.
"Sesuai berapa jauh tempat saya membeli makanan itu. Jika dekat, saya akan mengembalikan 40.000 won. Tapi jika lebih jauh, saya bisa saja tak mengembalikannya sama sekali." Jawab Jeongyeon.
"Alasannya?" Tanya Mina.
"Saya membutuhkan uang untuk transportasi. Saya juga pergi dengan tenaga, sebagai manusia saya pasti butuh untuk sekedar minum dan yang lainnya." Jawab Jeongyeon.
Mina mengangguk paham.
"Setelah bertahun tahun bekerja di dunia hiburan, saya sudah berkali kali mengganti asisten pribadi. Begitu banyak hal yang membuat saya sulit mempercayai orang sekarang. Saya harap anda mengerti mengapa saya menanyakan hal hal aneh." Ucap Mina.
"Saya dapat memahaminya, nona." Jeongyeon mengangguk sambil tersenyum.
Melihat senyuman Jeongyeon membuat Mina ingin ikut tersenyum.
*Krrrtt...
Suara perut Mina membuatnya salah tingkah.
"Ah, maaf. Padahal aku baru saja makan sebelum kesini." Mina menghela napasnya.
"Tidak masalah sama sekali. Saat hamil anda harus makan banyak untuk kesehatan diri anda dan bayi. Mungkin tidak banyak, tapi saya membuat takoyaki sebelum kesini." Jeongyeon mengeluarkan tempat bekal yang ia bawa.
"Wah.." Kagum Mina.
"Saya membaca di internet bahwa anda menyukai takoyaki. Jadi semalam saya menghubungi teman saya yang bekerja di restoran Jepang mengenai resep takoyaki yang enak. Sejujurnya saya hanya ingin meninggalkan kesan yang baik di mata anda. Sehingga jikalaupun saya tidak mendapatkan pekerjaan ini, saya tetap bisa bertemu anda tanpa rasa sungkan di masa depan." Jelas Jeongyeon.
Mina mengangguk paham sambil menyuapkan sebuah takoyaki ke dalam mulutnya.
"Tentu saja ini sangat berbeda dari yang biasa aku makan. Tapi kau berhasil menanamkan kesan baik di mataku." Ucap Mina.