📍Cafetaria Outdoor, Hakuna Building.
Danny nampak fokus meneliti setiap deretan angka dan juga kalimat panjang yang tertera di layar monitor laptop. Berulang kali dia mengganti titik fokusnya pada lembaran berkas laporan yang tergeletak tepat disisi laptop.
Dia kira dengan bekerja sementara di cafetaria outdoor, ditemani secangkir Ice Americano serta pemandangan dibalik jendela lantai dua akan membuat dirinya lebih berkonsentrasi tapi nyatanya masih sama saja. Otaknya masih buyar akan beberapa masalah kantor, ide-ide baru untuk rencana kedepannya juga belum juga mengalir.
Sembari menyesap ice americano di tangan kirinya, tangan kanan Danny menyugar rambutnya dengan agak frustasi. Dia harus segera mengembalikan konsentrasi agar pekerjaannya selesai sesuai rencana.
Danny menyesap minumannya dengan satu alis terangkat ketika ia tidak sengaja melihat seorang gadis pirang meneteng sebuah papan terlampisi kertas coklat memasuki area lantai dua. Buru-buru Danny meletakkan gelas minumannya lalu menengok pada jam yang melingkar ditangannya.
Dahinya mengernyit melihat waktu masih menujukkan pukul 11.50 siang, sesuai ketentuan, lantai dua cafetaria seharusnya baru bisa digunakan saat jam istirahat dimulai, pukul 12.00. Karena di lantai dua terdapat spot khusus untuk tidur dan menonton siaran televisi. Itulah kenapa peraturan ini di berlakukan agar menghindari para karyawan tidak menyalahkan gunakan fasilitas.
Lantas kenapa Danny bisa berada disini sekarang? Maaf karena Danny menggunakan kekuasannya untuk melanggar peraturan. Bukan mau membela diri tapi Danny disini juga terpaksa, andai dia tidak merasa jengah, memerlukan sedikit angin segar, dia pasti akan tetap berada di ruang kerjanya seperti biasa.
Danny berusaha untuk mengabaikan si gadis pirang namun justru matanya tidak mau berhenti melirik. Hingga dia tersadar jikalau langkah gadis dengan baju off shoulder crop top itu mengarah kepadanya. Terbesit rasa curiga tapi Danny tidak mau berburuk sangka, siapa tahu gadis pirang itu mau duduk di samping mejanya.
"HEY!!"Danny menyentak lantang ketika gadis pirang itu mencium pipinya lancang. Baru dia akan berdiri tapi gerakannya kalah gesit, gadis pirang dari antah berantah itu kini dengan kurang ajarnya telah merentangkan kaki dan duduk diatas pahanya.
Belum sampai disitu, si gadis pirang sekarang berani melingkarkan tangan di leher Danny. Memeluk Danny seolah mereka adalah dua orang sedang di mabuk cinta.
"Danny, please bantuin gue."Rubby memohon. Matanya melirik ke arah bawah, Zoya masih disana dengan mulut menganga. Rubby tersenyum miring, tekadnya untuk membuat Zoya merasa kalah telak semakin besar.
"Sialan! Lo siapa?! Minggir sekarang!"
Rubby melonggarkan pelukannya, tangannya masih melingkar di leher Danny. Sekarang keduanya saling beradu pandang dengan jarak tidak lebih dari sepuluh sentimeter. Mereka bahkan bisa merasakan hembusan nafas masing-masing.
"Gue, Rubby. Harubby."Jawab Rubby tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya. Diam-diam dia meneliti wajah laki-laki yang dua bulan lalu jadi korban perselingkuhan.
Seingatnya, pertama kali melihat Danny, rambut laki-laki itu berwarna hitam dengan poni menutupi jidatnya. Rambutnya juga agak panjang. Sekarang Danny nampak berbeda dengan rambut coklat dengan mempertahankan sedikit warna hitam, Rubby yakin laki-laki itu memangkas sedikit rambutnya. Poninya kini juga telah tertata rapih dengan role sleek comma.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRY & HAPPY
FanfictionFt. Treasure's Hyunsuk & Aespa's Ningning Lokal - Non Baku •••••••••••••••• treaespa •••••••••••••••• Geovander Daniell Andikarukma & Anastasya Harubby Na Ayudhya. Dua anak yang terlahir dari keluarga berada itu akan segera melangsungkan pernikahan...