Kembali Bersamanya

1.4K 43 17
                                    

Aku pernah bahagia...

Pernah berpikir bahwa bertemu denganmu adalah takdir...

Aku juga pernah jatuh cinta...

Mencintai seseorang sampai ditingkat terbodoh...

Mungkin sampai sekarang juga...

~ Halfway house ~

Hari itu, itu pertama kalinya aku melihatnya menangis. Pertama kali aku melihatnya terpuruk hingga bangkit pun tak bisa. Hati kecilku pun bergerak, bergerak untuk mendekatinya dan mengusap air matanya dengan lembut.

Awalnya ia terkejut dengan kehadiranku namun seperkian detik setelahnya, ia menjatuhkan kepalanya di bahuku. Bersandar dengan mata yang terpejam namun tetap basah akan air mata.

Melihat itu hatiku sekali lagi bergerak, bergerak untuk menjadi tempatnya mengadu. Menjadi seseorang yang dapat ia andalan dan menjadi seseorang yang berarti untuknya.

"Aku putus dengannya." Lirihnya pelan yang masih dapat ku dengar

Deg. Entah kenapa dekat jantung sedikit berhenti seperkian detik dan berlanjut detik berikutnya ketika mendengar suaranya yang parau. Sontak saja, senyum tipis tertarik di wajahku tanpa ku sadari.

"Lupakan dia. Dia mungkin bukan yang terbaik untukmu." Sahutku sembari menoleh melihatnya

Entah apa maksudku mengatakan kalimat itu. Apa untuk menenangkannya atau menghasutnya yang baru saja putus cinta.

Mungkin kedengarannya sepele, tapi kata-kata itu sukses menghentikan tangisnya yang entah sejak kapan dimulai.

"Mungkin benar, dia bukan yang terbaik untukku." Sahutnya, mengangkat kepalanya dan menatapku yang juga menatapnya

Setelah hari itu, aku kembali dekat dengannya. Kembali berada di sampingnya dan kembali memulai lembaran baru dengannya.

Bukan tanpa alasan, karena masih ada sisa-sisa perasaan diantara kami yang belum usai sejak di bangku menengah atas.

Benar. Aku dan ia sempat menjalin hubungan di akhir sekolah kami, namun terpaksa usai karena jalan kami yang berbeda.








Tbc

Halfway HouseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang