Andreas sudah berhasil menelanjangi Viona, dia tersenyum kecil melihat Viona. Tangan Viona terikat dengan dasinya dan kakinya mengangkang sempurna memperlihatkan vagina merah merona yang sungguh menggoda.
Tubuh Viona pun termasuk sempurna dengan kutih pucat dan tanpa bekas luka, payudara yang pas ditangannya dan jangan lupa soal vaginanya. Akh, Andreas tidak sabar memasukinya.
Andreas dengan cepat dia melepaskan pakaiannya, kemudian menindih tubuh Viona.
Andreas mulai kembali menyatukan bibirnya kemudian menciumnya secara kasar, lidahnya memaksa masuk kedalam mulut Viona.
Selang beberapa menit, Andreas melepaskan ciumannya, menatap Viona yang terengah-engah karena kehabisan pasokan udara.
Andreas menyusupkan kepalanya pada leher Viona, menghisap leher kulit Viona hingga menghasilkan bercak kemerahan di leher Viona."Andreas jangan" ucap Viona dengan masih terengah-engah ketika dirinya merasakan Andreas menggesekan miliknya pada vagina Viona.
"Ini bakalan nikmat Viona"
Dengan perlahan Andreas mencoba memasukan kejantanannya pada kewanitaan Viona.
"Arghhhhhh sakitttt" Viona menjerit kesakitan, air matanya turun membasahi pipinya karena merasakan kejantanan Andreas dipaksa masuk pada miliknya.
"Lepas, ini sakit" Viona mencoba memundurkan pinggulnya berharap kejantanan Andreas tidak masuk terlalu dalam."Viona" Andreas menggeram kesal ketika kejantananya yang sudah masuk kembali keluar karena gerakan Viona. Dengan Andreas menahan pinggul Viona, memasukan kembali kejantananannta kemudian menyentakan untuk masuk lebih dalam.
Andreas tersenyum ketika kejantanannya sudah masuk semua."Ahkhhh sakit" Viona menjerit, dirinya menangis tersedu-sedu merasakan sakit yang luar biasa dirasannya. Ditambah dengan Andreas yang langsung memaju mundurkan tubuhnya dengan cepat.
"Tubuh lo nikmat" Andreas berujar sembari menjilat leher Viona, tangannya melepas ikatan tangan Viona kemudian membawa tangan Viona melingkar di lehernya.
"Now, your body is mine"
Andreas tidak mempedulikan tangisan Viona, dia kembali mempercepat gerakan dibawahnya hingga menimbulkan suara. Andreas memejamkan matanya, merasakan nikmat karena kewanitaan Viona mencengkeram kejantanannya, dia terus mempercepat gerakannya untuk mengejar pelepasan."Lo tau Viona?!, untuk pertama kalinya gua main sama perwan. Dan lo nikmat, sangat nikmat" ujar Andreas dengan terus menggerakan tubuhnya, perlahan lalu cepat kemudian di ulang lagi.
Viona diam, mulutnya tidak mau merespon Andreas karena sibuk merasakan sakit dibawah sana.
Andreas merasakan dirinya akan pelepasan, dirinya memundurkan kejantanannya hingga menyisakan kepala kejantanannya, hingga tak lama kemudian menyentak kejantanannya hingga masuk kembali.
"Ahhhhhh" Viona mendesan pelan.
Andreas terus melakukannya bekali kali kemudian Andreas menekan kejantanannya, menyemburkan spermanya kedalam tubuh Viona.
"Ahhhhhhh" desah keduanya.
Nafas keduanya memburu. Tubuh Viona sudah lelah, dia memejamkan matanya berharap ini cuma mimpi belaka.
Andreas bangkit dan melepaskan penyatuannya nya, Andreas melihat darah bercampur sperma keluar dari kewanitaan Viona. Andreas merebahkan tubuhnya di samping Viona kemudian tubuh Viona di dorong supaya tidur menyamping membelakangi Andreas.
Tak lama kemudian Andreas mengangkat sebelah kaki Viona dan kembali memasukan kejantanannya pada kewanitaan milik Viona."Ahhhh" Viona kembali mendesah. Tubuhnya terguncang karena gerakan Andreas begitu cepat. Kewanitaannya kembali sakit karena Viona merasa kejantanan Andreas menancap lebih dalam. Walaupun sakit tapi ada rasa nikmat yang tidak bisa dijelaskan oleh Viona.
Tangan Andreas merayap untuk memainkan payudara Viona tanpa mengurangi kecepatan gerakan dibawah."Khak, udahh"
"Sial" umpat Andreas. Andreas menghentikan gerakannya karena merasa tidak puas dengan posisi seperti ini.
Andreas mengubah posisi Viona menjadi tengkurap tanpa melepaskan penyatuannya. Dia mengangkat pantat Viona lalu mulai kembali menggerakkan tubuhnya secara cepat. Andreas suka posisi seperti ini, karena dirinya bisa dengan bebas menggerakkan tubuhnya semaunya.
"Khakk Anndreaassshhh" desah Viona.
Viona hanya bisa mencengkeram sprei karena gerakan Andreas semakin menggila. Viona merasakan kejantanan Andreas membesar menandakan bahwa Andreas akan pelepasan.
Andreas menekan kejantanannya kemudian sperma Andreas menyembur kembali kedalam tubuh Viona.
Andreas ambruk di atas tubuh Viona."Gua suka vagina lo, rasanya gua pengen masukin lo hingga lo pingsan" kalimat vulgar itu meluncur dari mulut Andreas.
Viona sudah lelah, sangat lelah. Bagian bawahnya terasa sakit karena kejantanan Andreas yang besar. Sungguh, Viona tidak tau lagi bagaimana nasibnya besok.
Andreas melepaskan penyatuannya. Dia membalikan tubuh Viona hingga menghadapnya."Sorry, tapi punya gua masih ingin masuk"
Andreas memasukan kembali kejantanannya, lalu memeluk tubuh lemah Viona. Andreas mengangkat tubuh Viona hingga berada di atasnya, membuat kejantanan masuk lebih dalam.
"Lo boleh tidur" kata Andreas setelah menyelimuti tubuh keduanya. Tangan Andreas memeluk tubuh Viona kemudian mengusap-usap punggung Viona.
Viona yang memang sudah lelah langsung tertidur, dengan rasanya tidak nyaman karena kejantanan Andreas tertanam pada miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andreas's
Teen FictionDi hari pertamanya masuk sekolah baru, Viona di lecehkan oleh Andreas yang baru di temui nya. Viona terjebak dengan Andreas hingga dirinya menjadi mainan seorang Andreas